Ketegangan Antara Jepang dan China Memuncak, Sama-sama Perbanyak Pasukan di Kawasan Laut China Timur
Meski belum lama ini Tiongkok disebut-sebut tak bakal lagi berulah di kawasan Laut China Selatan selama lima tahun, kini Beijing mulai bertingkah.
TRIBUNJAMBI.COM - Wilayah kepulauan lebih dekat dengan daratan China namun saat ini merupakan wilayah kedaulatan Jepang.
Sementara China mengklaim wilayah itu sebagai bagian integral dari wilayah kedaulatannya
China sepertinya tak ingin berhenti menebar konfrontasi dengan negara-negara tetangga.
Meski belum lama ini Tiongkok disebut-sebut tak bakal lagi berulah di kawasan Laut China Selatan selama lima tahun, kini Beijing mulai bertingkah.
Baca juga: Mata Naja Edisi Ribut Berebut Demokrat Hinca Pastikan KLB Ilegal, Damrizal Bilang Selamatkan Partai
Baca juga: MATA NAJWA Memanas! Debat Seru Hinca Panjaitan dan Damrizal hingga Muncul Sosok Gatot Nurmantyo
Baca juga: Sosok Islam Makhachev Manfaatkan Dendam Lama Khabib Nurmagomedov dan Tony Ferguson
Kabar mengejutkan datang dari ketegangan antaran Jepang dan China yang semakin memuncak.
Bahkan pihak Tokyo disebut-sebut telah siapkan pasukan dengan jumlah banyak untuk hadapi Beijing.
Pertimbangan untuk tindakan militer itu diambil Jepang setelah hubungan kedua negara makin memanas baru-baru ini.
Jepang disebut ingin melancarkan serangan balas dendam pada Tiongkok yang diketahui meningkatkan aktivitas di kawasan yang cukup dekat dengan wilayah Jepang.
Hal itu dianggap sebagai bentuk China meremehkan dan mengibarkan genderang perang pada Jepang.
Mengutip dari Express.co.uk, Selasa (9/3/2021) kawasan Laut China Timur kini makin memanas lantaran Jepang merasa dipermalukan oleh Tiongkok.
Pembawa acara WION, Shobhit Mittal mengungkapkan bahwa Jepang sedang mempertimbangkan untuk mengerahkan pasukannya di kawasan tersebut.
Hal itu tak lain adalah untuk balas dendam termasuk membungkam aktivitas dan menekan kemajuan militer China.
Memanasnya hubungan kedua negara di kawasan ini tak lain karena China diketahui mengesahkan undang-undang yang mengizinkan keterlibatan senjata dan kapal internasional untuk masuk kawasan sengketa.
"Beijing telah meningkatkan aktivitasnya di Laut China Timur dan ini telah meningkatkan alarm di Tokyo."
"Jepang sekarang sedang mempertimbangkan untuk mengirim pasukan mereka sendiri untuk menangani lonjakan aktivitas China di dekat pulau Diaoyu yang dikendalikan Tokyo," jelas Mittal.