Ketegangan Antara Jepang dan China Memuncak, Sama-sama Perbanyak Pasukan di Kawasan Laut China Timur

Meski belum lama ini Tiongkok disebut-sebut tak bakal lagi berulah di kawasan Laut China Selatan selama lima tahun, kini Beijing mulai bertingkah.

Editor: Muuhammad Ferry Fadly
via Anadolu Agency dan Sosok.Grid.ID
Ilustrasi Kapal Perang 

Melansir dari South China Morning Post, penjaga pantai China diketahui telah meningkatkan kehadirannya di perairan dekat wilayah Jepang.

"Peningkatan aktivitas terjadi setelah China menerapkan undang-undang baru."

"Sebuah undang-undang yang memungkinkan pasukan militernya menggunakan senjata terhadap kapal asing yang dilihat Beijing secara ilegal memasuki perairannya," tulis South China Morning Post seperti yang dilansir Express.co.uk.

Namun rencana tersebut tak hanya melibatkan dua kekuatan besar Asia ini, bahkan Jerman secara terang-terangan mengatakan bakal mengirim kapal perangnya ke kawasan sengketa ini.

Apa yang dilakukan oleh Jerman itu tak lain semata-mata membantu Jepang melawan China.

Meski dengan dalil menjadi penengah, namun kedekatan Jepang dengan Jerman memang tka bisa dikesampingkan di bidang militer.

Tetapi langkah yang diambil Jerman ini pun tak didiamkan oleh China.

Langkah ini disambut dengan sikap permusuhan dari Beijing yang mengeluarkan peringatan kepada negara Eropa.

Kementerian luar negeri dan pertahanan Jerman mengatakan kapal itu tidak akan melewati apa yang mereka sebut "12-nautical-mile".

Istilah ini mengacu pada sabuk perairan pantai yang membentang sejauh 12 mil laut dari garis pantai suatu negara yang dianggap sebagai batas kontrol teritorial yang dapat dilakukan oleh negara mana pun.

Menurut pemerintah Berlin, fregat Jerman diperkirakan akan berangkat ke Laut China Selatan pada bulan Agustus.

Misinya, kata mereka, adalah untuk memperkuat multilateralisme dan menunjukkan dukungan Jerman untuk Konvensi PBB tentang Hukum Laut

Rencana sekutu NATO itupun mendapat respon pujian dari pihak Washington belum lama ini.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada Reuters:

"Kami menyambut baik dukungan Jerman untuk tatanan internasional berbasis aturan di Indo-Pasifik. Komunitas internasional memiliki kepentingan penting dalam pelestarian tatanan maritim terbuka."

AS secara teratur menuduh Beijing melakukan militerisasi kawasan itu dan mencoba mengeksploitasi cadangan minyak dan gas alam.*

Sumber : POSKUPANG

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved