Berita Internasional

PRANCIS Main Api dengan Kirim 2 Kapal Perang ke Laut China Selatan, Naikkan Tensi Perang AS & China

Hal itu dikarenakan perselisihan antara Amerika Serikat (AS) dan China di Laut China Selatan, makin menegangkan saja.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
USNI News
China Semakin Diobok-obok, Prancis Bergabung dengan US Navy Tantang Perang Beijing 

Meskipun begitu, Presiden Prancis Emmanuel Macron telah meminta “otonomi strategis” Eropa dari AS, namun nyatanya tindakan berbicara lebih keras daripada kata-kata.

Kepada China, sinyal strategis signifikan pertama Prancis datang pada tahun 2019, ketika mengirim kapal perang Vendemiaire melalui Selat Taiwan.

China yang menanggapi hal itu dengan membatalkan Prancis dari parade angkatan laut untuk menghormati peringatan 70 tahun angkatan laut China.

China Semakin Diobok-obok, Prancis Bergabung dengan US Navy Tantang Perang Beijing
China Semakin Diobok-obok, Prancis Bergabung dengan US Navy Tantang Perang Beijing (USNI News)

Terlepas dari apakah itu legal, China yang memandang jalur kapal perang seperti itu bisa sebagai ancaman dan bertentangan dengan kebijakan satu China.

Prancis kemudian secara langsung mengumumkan pada bulan Februari bahwa mereka telah mengirim kapal selam serangan nuklir Emeraude dan kapal pendukung melalui Laut Cina Selatan.

Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly menyebutnya sebagai "bukti mencolok dari kapasitas angkatan laut Prancis kami untuk dikerahkan jauh dan untuk waktu yang lama, bersama dengan mitra strategis Australia, Amerika, dan Jepang".

Pada tahun 2018, Macron juga menyerukan pembuatan poros Paris-Delhi-Canberra untuk mendapatkan rasa hormat dari China.

Pierre Vandier, kepala staf angkatan laut Prancis, mengatakan tahun lalu, “Kami ingin menunjukkan kehadiran kami di kawasan… Ini adalah pesan yang ditujukan untuk China. Ini adalah pesan tentang kemitraan multilateral dan kebebasan perjalanan. "

China pun memang mengakui perbedaan antara kebebasan operasi navigasi Amerika dan transit normal.

Dan Prancis perlu berhati-hati untuk menjaga perbedaan di antara keduanya.

Baca juga: IBU Felicia Tissue Bukan Orang Sembarangan hingga Berani Berurusan dengan Jokowi, Ngamuk ke Kaesang

Baca juga: Kajati Jambi Ingatkan Ancaman Hukuman Mati Bagi Pelaku Penyelewengan Dana Bansos saat Pandemi

Baca juga: Aksi Para Pemuda Bawa Perabotan Rumah ke Pernikahan Viral Ternyata Tergabung dalam Komunitas Sosial

Sebaliknya, meskipun kapal perang Jerman berencana akan transit di Laut Cina Selatan, Jerman telah menyatakan bahwa kapal tersebut tidak akan memasuki perairan teritorial yang diklaim di sekitar fitur di sana.

Sebagai tanda sensitivitas politik dari bagian tersebut, AS memuji "dukungan Jerman untuk tatanan internasional berbasis aturan".

Sementara China sudah memperingatkan negara-negara lain untuk tidak mengambil kebebasan navigasi "sebagai alasan untuk merusak kedaulatan dan keamanan negara-negara pesisir".

Fregat Prancis dan kapal serbu amfibi itu sekarang dikabarkan sedang menuju Laut Cina Selatan.

Belum jelas apakah mereka akan melewati Selat Taiwan atau tidak. Tapi jika ya, reaksi China pasti tidak akan menyenangkan.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved