Fakta-fakta Kisruh dalam Partai Demokrat, Dari SBY Mohon Ampun ke Tuhan hingga AHY Sentil Moeldoko

Dalam Kisruh partai Demokrat, Keempat mantan prajurit, SBY, AHY, Moeldoko memiliki peran masing-masing di kisruh Partai Demokrat, kecuali Gatot Nurman

Editor: Muuhammad Ferry Fadly
TribunJateng/istimewa
Lambang Partai Demokrat 

Jhoni mengungkapkan ada dua nama yang menjadi calon Ketum Partai Demokrat, yakni Moeldoko dan Marzuki Alie.

Namun, Marzuki memutuskan untuk mengundurkan diri.

Kendati demikian, mantan Ketua DPR itu diputuskan untuk menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat.

KLB juga menetapkan Ketua Umum Partai Demokrat AHY dinyatakan telah demisioner.

2. AHY Berani 'Sentil' Moeldoko

"Saya juga dulu adalah prajurit. Beliau juga adalah prajurit. Dalam keprajuritan menghormati senior wajib dilakukan," begitu lah ucapan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) setelah Moeldoko menerima hasil KLB Partai Demokrat di Deliserdang, 5 Maret 2021.

AHY memberikan kode ada pengecualian untuk Moeldoko.

Meski Moeldoko pernah menjabat sebagai Panglima TNI, AHY menegaskan kalau Kepala Staf Kepresidenan itu bukan contoh yang baik.

"Tapi dari para senior pula saya mendapatkan pelajaran, tidak semuanya bisa menjadi contoh yang baik," sambungnya.

Ucapan AHY ini dinilai berani.

Apalagi AHY pensiun dari militer hanya dengan pangkat mayor.

3. Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo Pernah Ditawari

'Pusaran tiga jenderal TNI AD' istilah ini merebak saat mantan Panglima TNI Moeldoko turut serta melengserkan anak Presiden Keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dari posisi Ketum Demokrat.

Satu jenderal yang berada dalam pusaran ini adalah mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.

Berbeda dengan seniornya, Gatot Nurmantyo mengaku menolak tawaran kudeta Agus Harimurti Yuidhoyono (AHY).

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved