Sejarah Indonesia
Kisah TNI Rebut Yogyakarta dengan Waktu 6 Jam dari Tangan Belanda Dalam Serangan Umum 1 Maret 1949
Besok, Senin 1 maret 2021 diperingati oleh bangsa Indonesia sebagai hari peringatan Serangan Umum 1 Maret 1949, kala Indonesia masih dijajah Belanda.
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Besok, Senin 1 maret 2021 diperingati oleh bangsa Indonesia sebagai hari peringatan Serangan Umum 1 Maret 1949, kala Indonesia masih dijajah Belanda.
Serangan Umum 1 Maret 1949 itu terjadi di Yogyakarta, merupakan satu episode penting dalam sejarah revolusi Indonesia.
Semua itu berawal dari Agresi Militer Belanda II, Belanda disebut melanggar atau mengkhianati perjanjian damai Renville.
Sehingga Agresi Militer belanda II membuat pasukan asing itu menduduki Kota Yogyakarta, yang saat itu merupakan Ibukota Republik Indonesia.

Setelah kota Yogyakarta diduduki, Belanda pun berturut-turut berusaha kembali menduduki kabupaten-kabupaten sekitar Kota Yogyakarta yaitu Sleman, Bantul, Kulon Progo, dan akhirnya hingga Gunung Kidul.
Situasi ibukota negara Indonesia saat itu sangat tidak kondusif.
Keadaan tersebut diperparah dengan adanya propaganda Belanda di dunia luar bahwa tentara Indonesia sudah tidak ada.
Sri Sultan Hamengku Buwono IX, yang diketahui saat itu telah melepas jabatannya sebagai Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat mengirimkan surat kepada Letnan Jenderal Soedirman untuk meminta izin diadakannya serangan balasan.
Jenderal Sudirman pun yang mendapat laporan tersebut menyetujuinya dan meminta Sri Sultan HB X untuk berkoordinasi dengan Letkol Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Komandan Brigade 10/Wehkreise III.
Sri Sultan HB IX pun mengadakan pertemuan empat mata dengan Letkol Soeharto di di Ndalem Prabuningratan.

Baca juga: Satu Anggota KKB Tewas Setelah Baku Tembak dengan TNI di Intan Jaya Papua
Baca juga: LINK Live Streaming Manchester United vs Chelsea Malam Ini di Liga Inggris, Mencari Posisi Aman
Baca juga: Buaya Besar Kembali Muncul, Warga Pinta di Bangun Turap di Pinggir Sungai Teluk Dawan
Pertemuan itu berhasil menghasilkan keputusan untuk mengadakan Serangan Umum pada 1 Maret 1949 di Yogyakarta.
Pada tanggal 1 Maret 1949, beberapa jam sebelum serangan umum berlangsung, banyak gerilyawan yang sudah mulai memasuki kota Yogyakarta.
Tepat pada pukul 06.00 pagi, sirene penanda berakhirnya jam malam pun berbunyi.
TNI memanfaatkan hal itu sebagai tanda dimulainya serangan umum.
Kurang lebih 2.500 orang pasukan gerilya TNI di bawah pimpinan Letkol Soeharto melancarkan serangan besar-besaran di jantung Kota Yogyakarta.