Edhy Prabowo Ungkit Pernah Sumbang 14 Medali Emas di Asian Games: Kenapa Itu Tidak Dihormati?
Edhy Prabowo meminta masyarakat tak lagi menyudutkan dan merundung dirinya. karena ia menyebut bahwa dirinya juga pernah berkontribusi kepada warga.
lihat foto
Ia menyebutkan, apabila dalam praktiknya menemui kendala, seperti kasus dugaan suap izin ekspor benih bening lobster (BBL) yang menjeratnya sebagai tersangka, hal itu ia pandang sebagai konsekuensi yang mesti dihadapi.
"Saya tidak bicara lebih baik atau tidak, saya ingin menyempurnakan (kebijakan)."
"Intinya adalah setiap kebijakan yang saya ambil untuk kepentingan masyarakat."
"Kalau atas dasar masyarakat itu harus menanggung akibat, akhirnya saya dipenjara, itu sudah risiko bagi saya," ujar Edhy di pelataran Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Senin (22/2/2021).
Edhy tak menyangkal kebijakan yang dikeluarkan berpotensi mengandung kesalahan.
Baca juga: Edhy Prabowo Siap Dihukum Mati Jika Dianggap Salah, Lebih Dari Itu Saya Siap Demi Masyarakat
Namun, ia menganggap hal itu sebagai tantangan.
"Kalau ada kesalahan, ya ada kesalahan."
"Saya tidak menafikan pasti ada kesalahan."
"Tapi kalau kita mau berusaha, takut salah, kapan lagi kita mau berusaha?" Tuturnya.
Edhy memandang program ekspor benih lobster memiliki peluang yang besar untuk menghidupi kebutuhan masyarakat.
Terlebih faktanya, menurut dia, pertumbuhan ekonomi di sektor perikanan tumbuh positif, meski negara sedang menghadapi pandemi Covid-19.
Baca juga: KPK Berpeluang Tuntut Pidana Mati Juliari Batubara dan Edhy Prabowo, Asalkan Syarat Ini Terpenuhi
"Masyarakat penangkap ikan ada tambahan pekerjaan kalau menangkap lobster."
"Satu orang kalau harganya Rp 5 ribu sehari dapat 100, ada Rp 500 ribu pendapatannya."
"Siapa yang mau ngasih uang mereka itu? Negara sendiri sangat terbatas untuk itu," ucapnya.
Kebijakan ekspor benih lobster, katanya, turut memberikan pemasukan terhadap kas negara.
