Editorial
Pandemi dan Menyikapi Relaksasi PPnBM
selain relaksasi Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) calon konsumen kendaraan roda empat akan dimanjakan dengan sejumlah insentif
Setelah terpuruk di 2020, pemerintah berharap pertumbuhan industri otomotif kembali meningkat tahun ini.
Sejumlah relaksasi pun diluncurkan, selain relaksasi Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) calon konsumen kendaraan roda empat akan dimanjakan dengan sejumlah insentif fiskal berupa keringanan kredit dengan DP 0 persen.
Namun belum lagi berjalan, nada negatif sudah ditebar merespon kebijakan ini.
Beranggapan kebijakan ini hanya berpihak kepada kalangan mampu karena menyangkut barang mewah berupa kendaraan roda empat.
Lalu menganggap pemerintah tidak berpihak kepada rakyat kecil. Benarkah?
Jika ditelusuri latar belakang pengambilan kebijakan ini, sebenarnya relaksasi ini untuk kepentingan lebih besar bagai pertumbuhan ekonomi nasional.
Pasalnya, industri otomotif merupakan salah satu sektor andalan yang memiliki kontribusi sangat besar terhadap perekonomian nasional.
Cara orang merespon Covid-19 sepanjang 2020 diantaranya dengan memilih mengamankan uang dengan tidak melakukan transaksi dan tidak berinvestasi.
Transaksi mobil maupun barang mewah lainnya merosot tajam.
Padahal ada banyak tenaga kerja di sektor ini yang merasakan imbasnya.
Dari pabrik hingga showroom, minimnya transaksi membuat lesu.
Syukur-syukur tidak ada kebijakan merumahkan karyawan atau pemutusan hubungan kerja (PHK).
Namun, perlahan pasar dan aktivitas kembali dibuka. Transaksi pun kembali bergerak meski pelan.
Baca Berita Jambi lainnnya:
klik
Baca juga: Dua Orang Tersangka Narkoba Ditembak Petugas Saat Berusaha Kabur
Baca juga: Polres Tanjabbar Press Rilis Tersangka Karhutla, Wahono Terancam 10 Tahun dan Denda Rp 10 Miliar
Baca juga: Siapa Sosok Ai Khodijah? Penyanyi Gambus yang Diprediksi Bisa Geser Nissa Sabyan, Statusnya Jelas
Baca juga: Wali Kota Jambi Penyitas Covid-19 Sudah Divaksin, Titer Antibodi Dites Dahulu