Kronologi 18 Praja IPDN Diturunkan dari Pesawat Karena Bawa Suket Rapid Test Antigen Palsu

18 orang praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri ( IPDN) diturunkan dari pesawat setelah membawa surat keterangan rapid test antigen palsu. Satu dia

Editor: Suci Rahayu PK
ist
Ilustrasi penumpang pesawat 

TRIBUNJAMBI.COM - 18 orang praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri ( IPDN) diturunkan dari pesawat setelah membawa surat keterangan rapid test antigen palsu.

Satu diantara praja IPDN, Raihan Qubays (19) mengaku awalnya akan melakukan rapid test antigen secara mandiri bersama orangtua masing-masing.

Baca juga: Deretan Bisnis Amanda Manopo Selain Bermain Sinetron, Mulai Skincare hingga Kain Scraf

Baca juga: Ikatan Cinta Rabu 17 Februari 2021 - Elsa Terus Berkelit Soal Roy, Al Buktikan Cintanya ke Andin

Sebelum melakuan rapid tes antigen, ada tawaran dari seorang praja yang termasuk dalam 18 orang itu, orangtuanya kenal dengan petugas yang bisa dipanggil ke rumah untuk melakukan rapid test antigen.

"Kami berpikir bagus juga kalau ada pelayanan kesehatan yang bisa ke rumah. Dengan kondisi pandemi seperti saat ini bagus juga untuk menghindari ketemu orang banyak," katanya.

"Sebenarnya maksud kami sederhana biar kawan-kawan lain bisa dirapid test antigen secara kolektif, dan besoknya bisa terbang sama2," jelas Raihan, dihubungi KOMPAS.com, Senin (15/2/2021).

Tawaran itu pun diamini belasan praja lainnya.

Tepatnya, Rabu (10/2/2021) sekitar pukul 10.00 Wita, para praja yang akan terbang, menjalani rapid test antigen yanh dilayani dua orang petugas kesehatan.

Baca juga: Cara Jannah Friska S Purba Mengurangi Limbah Pakaian dan Pipet Plastik

Baca juga: Data e-KTP Tak Terdaftar, Masyarakat Diimbau untuk Lapor Manual di Dinas Dukcapil Muarojambi

"Jadi dijadwalkan di rumah teman saya jam 10.00 Wita kita rapid 18 orang. Setelah rapid kita tidak curiga, petugasnya 2 orang,  laki dan perempuan. Seperti petugas di laboratorium begitu," katanya.

"Petugas yang melakukan rapid test sama persis dengan yang dilakukan petugas lab Covid-19 pada umumnya. Alat yang digunakan juga sama. Kemudian sampelnya disimpan, dan disimpan dalam boks. Pas sudah semua diperiksa petugasnya balik. Besok paginya saat kita akan terbang, surat hasil rapid itu diserahkan ke teman saya yg tinggalnya di Sutomo," beber Raihan.

Keesokan harinya, Kamis (12/2/2021) pagi, para praja ini tiba di bandara, untuk selanjutnya terbang ke Jakarta dengan menumpang pesawat Batik Air dengan kode penerbangan ID-7585.

Menurut Raihan, sesampainya di bandara, 18 surat keterangan sudah divalidasi.

Namun, ada dua dokumen yang lupa dicap. Setelah prosesnya selesai, ke 18 praja itu naik ke pesawat.

"Barang-barang sudah kita taruh di kabin tiba-tiba ada petugas bandara datang. Petugas itu bilang "tahan 18 orang yang berseragam IPDN karena ada masalah dengan surat rapidnya," kisah Raihan.

Para praja IPDN itu kemudian turun dari pesawat dan diarahkan ke ruang tunggu.

Baca juga: Sebelum Habis Masa Jabatan, Fachrori Umar Tunjuk Azrin Sebagai Penjabat Sekda Muarojambi

"Kemudian saya coba bertanya kepada petugasnya pak ini ada masalah apa ya? Petugasnya bilang suket rapid 18 yang kami pegang itu palsu. Katanya dokumen kesehatan kami tidak terverifikasi di klinik agung," tutur Raihan.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved