Wawancara Eksklusif Fenomena Pandemi Covid-19 dari Kilas Kacamata Psikolog dan Dosen di Jambi
Dessy Pramudiani: Eka Marsella, mahasiswa strata satu asal Jambi di People's Friendship University of Rusia, dan teman-teman yang lain mungkin sudah m
Penulis: Rara Khushshoh Azzahro | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
Saya juga mendengar mereka di kamar terus, yang dilihatnya hanya dinding, kasur, lemari, dan tidak ada interaksi dengan orang lain.
Untuk teman-teman yang terbiasa sendiri, mereka enjoy, nyaman. Tetapi teman-teman yang butuh sosialisasi, hangout, itu menjadi masalah baru.
Akhirnya muncul lah masalah yang muaranya ke arah kesehatan mental.
Tribun Jambi: Bagaimana dengan rasa takut?
Kemudian, ketakukan-ketakutan yang dirasakan. Bukan hanya mahasiswa, siswa, maupun pekerja, saya juga takut. Karena semakin ke sini kasus Covid-19, semakin banyak sepengetahuan saya.
Kita juga belum tau, setelah vaksinasi ini semakin berkurang atau seperti apa. Karena yang saya baca, setelah disuntik dua kali, baru terbentuk antibody.
Karena saya dari Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Wilayah Jambi, salah satunya membantu untuk dukungan pelayanan awal.