Wawancara Eksklusif

Edi Sugito, Kepala Desa di Balik Viralnya Danau Tangkas,Masih Simpan Konsep Besar untuk Pengembangan

Objek wisata Danau Tangkas di Desa Tanjung Lanjut, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muarojambi belakangan semakin ramai dikunjungi.

Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Deddy Rachmawan
Tribunjambi/Hasbi
Wisata Danau Tangkas Belum Lama Ini Diresmikan 

Edi: Saya lahir di sini. Sebelum ada Danau Tangkas, orang dulu bilangnya lopak.

Di sini tempat mandi, tempat cari ikan sejak masih kecil. Setelah tumbuh dewasa, pulang dari Jawa--saya kan besarnya di Jawa--habis dari Jawa ke sini kita sering kumpul dekat danau. Sejak itu sudah mulai terpikir, tapi tidak ada wewenang ke sana.

Di 2017 saya mencalonkan diri jadi kepala desa dan terpilih di sini. Itulah tekad awal kita untuk membuat wisata di Desa Tanjung Lanjut.

Tribun: Setelah menjadi objek wisata yang namanya naik, apa kontribusinya wisata ini bagi kehidupan masyarakat?

Edi: Untuk kontribusi bagi masyarakat, secara ekonomi sudah ada sedikit peningkatan, walau masih tergolong baru.

Dilihat dari PAD kita 2020 kemarin, omzet kotor kita Rp324 juta satu tahun. Kita sumbang ke PAD desa Rp40 juta. Sekitar Rp280-an juta lebihnya itulah untuk mereka, pekerja-pekerja di danau tangkas ini.

Ke depannya anak-anak muda di sini akan lebih suka berada di desa daripada dia merantau. Daripada merantau jauh, mending dia bekerja di desa dan memajukan desa.

Dan saya ajak juga pemuda, kalau punya uang, usahakan untuk investasi.

Tribun: Melihat kemajuan yang ada, tidak tertarik mendatangkan investor luar?

Edi: Sejauh ini, maaf ngomong, alhamdulillah, saya belum tertarik. Meski ada komitmen fee, tapi janji kita dengan alam tidak masuk ke sana. Kita kan namanya menjaga alam, karena alam sudah mendukung kita.

Kok kita mau macam-macam? Ini salah satu warisan buat kami dan, insya Allah, akan selalu kami jaga.

Tribun: Omong-omong, sudah banyak yang tertarik untuk camping Danau Tangkas ini, ya? Seberapa ramai dan berapa biayanya?

Edi: Kalau saat ini setiap malam mudah-mudahan ada. Mulai dari 15 orang sampai kapasitas 300 orang pun pernah. Mereka datang dari berbagai daerah.

Kami cuma patok  biayanya Rp28 ribu per orang. Sudah termasuk semua fasilitas.

Wisata ini kan, punya desa, untuk orang banyak. Jadi kita tawarkan agar pengunjung tidak keberatan, kami di desa pun ada keuntungan. Sedikit tidak masalah, yang penting makin ramai.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved