Tak Ada Angin Tak Ada Hujan Filipina Mendadak Ingin Gempur China, Filipina-AS Siapkan Serangan Ganas
Presiden Filipina Rodrigo Duterte tak sabar untuk menggempur Beijing di Luat China Selatan.
Tak Ada Angin Tak Ada Hujan Filipina Mendadak Ingin Gempur China, Filipina-AS Siapkan Serangan Ganas
TRIBUNJAMBI.COM --Presiden Filipina Rodrigo Duterte tak sabar untuk menggempur Beijing di Luat China Selatan.
Fipilihan tak bisa lagi menahan diri melihat Beijing terus berulah dan mengganggu kedaulatan wilayahnya.
Dalam waktu dekat, petinggi Filipina akan bertemu dengan Amerika untuk bicara serius soal kerjasama militer keduanya.
Hal ini penting dan direncanakan dalam waktu dekat akan segera dilakukan.
• Nyali China Mendadak Ciut Hadapi Negara Kecil Ini, Ternyata Tetangga Indonesia Komplotan AS, Siapa?
• Pasukan Malaysia Porak-poranda Diganyang Marinir, Ini Sejarah Kelam yang Ditutupi Inggris dari Dunia
• Pesawat Tempur Indonesia-Korea Meluncur April 2021, Kecanggihannya Bakal Saingi Jet Siluman F-35 AS
Filipina merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang berkonflik dengan China di Laut China Selatan.
Tahun 2016 lalu , Filipina sudah mengajukan keberatan atas klaim China atas wilayah China di Laut China Selatan.
Selanjutnya Mahkamah Arbitrase Perserikatan Bangsa-bangsa mengabulkan gugatan Filipina dan menyatakan China tidak memiliki dasar hukum untuk mengklaim wilayah perairan di Laut China Selatan.
Mahkamah Arbitrase juga menyatakan tidak ada bukti sejarah bahwa China menguasai dan mengendalikan sumber daya secara eksklusif di Laut China Selatan.
Mereka dan Vietnam sontak paling keras menolak hal ini.
Bahkan Filipina sudah berancang-ancang siap perang lawan China demi mempertahankan kedaulatannya.
Filipina dan Amerika Serikat akan bertemu bulan ini untuk menyelesaikan perbedaan atas Perjanjian Pasukan Kunjungan (VFA), di tengah kekhawatiran baru di Laut China Selatan atas agenda maritim China yang tegas.

Namun pemerintah China tidak tidak menerima putusan tesebut.
Beijing kini justru kerap melakukan provokasi di wiayah Laut China Selatan.
Terus terdesak akhinya Filipina menyatakan siap perang melawan China untuk mendapatkan hak kembali atas pulau-pulau yang diduduki China
Negara Filipina menjadi yang paling dirugikan lantaran klaim Nine Dash Line China

Filipina pada November tahun lalu menangguhkan keputusannya menghentikan VFA yang telah berlangsung selama dua dekade untuk kedua kalinya, agar bisa bekerjasama dengan AS dalam pakta pertahanan bersama jangka panjang.
"Penangguhan itu agar kami terus bekerja, dan saya mempersempit masalah dan segera kami akan bertemu, menyelesaikan perbedaan apa pun yang kami miliki," kata Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin kepada ANC, Senin (8/2), seperti dikutip Reuters.
Dia menambahkan, pertemuan kemungkinan besar berlangsung di minggu terakhir Februari. Tapi, ia menolak untuk memerinci persyaratan kesepakatan potensial dengan AS.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte memberi tahu AS pada Februari tahun lalu bahwa dia membatalkan kesepakatan.
Ia memperpanjang proses penghentian VFA pada November 2020.
• Amerika Panik, Kapal Induk AS Dibombardir Rudal Jet Tempur China, Laut China Selatan Kini Mencekam
• Militer Inggris Mendadak Ketakutan Setelah Wanita Ini Ditangkap, Rahasia Besar Telah Bocor ke China
VFA memberikan kerangka hukum bagu pasukan AS bisa beroperasi secara bergilir di Filipina. Para ahli mengatakan, tanpa itu, perjanjian pertahanan bilateral yang lain, termasuk Perjanjian Pertahanan Bersama (MDT), tidak dapat terlaksana.
Bulan lalu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menekankan pentingnya MDT dan penerapannya yang jelas jika Filipina mendapat serangan di Laut China Selatan.
Komentar Blinken muncul saat Manila telah mengajukan protes diplomatik atas pengesahan Undang-Undang China yang mengizinkan penjaga pantainya untuk menembaki kapal asing, menggambarkannya sebagai "ancaman perang".
China mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan, yang merupakan jalur perdagangan utama Filipina, Brunei, Vietnam, Malaysia, dan Taiwan memiliki klaim yang tumpang tindih.
Locsin menyatakan, dia akan terus mendesak agar kode etik di Laut China Selatan "tidak akan pernah mengecualikan" Amerika Serikat untuk memastikan keseimbangan kekuatan antara Washington dan Beijing di kawasan itu.
Tinggal tunggu tanggapan China mengenai hal ini.(*)
Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul Filipina Siap Nyatakan Siap Perang Lawan China , Amerika Langsung Datang Beri Bantuan Militer.