Satpol PP Ungkap Cerita saat Masuk ke Sarang PSK, Temukan Wanita Tak Berbusana Bersama Pria
Satpol PP Ungkap Cerita saat Masuk ke Sarang PSK, Temukan Wanita Tak Berbusana : Kamarnya Kita Ketok
Rama tinggal bersama ayah dan ibunya di daerah Menteng, Jakarta Pusat.
Beberapa tahun ini, sang ayah diakuinya sudah tak bekerja.
Sementara ibunya hanya seorang pedagang kecil-kecilan di sekitar rumahnya.
Rama pun mengaku uang hasil menjalankan praktik prostitusi ini juga dipergunakan untuk membayar kontrakan.
"Bapak nganggur, ibu dagang. Jadi buat bayar kebutuhan di rumah, buat bayar kontrakan," ucap dia.
Rama sudah dua tahun belakangan berkecimpung di dunia prostitusi.
Dirinya memilih jalan menjadi muncikari setelah lulus dari bangku SMA pada 2018 lalu.
"Karena posisi saya lagi dalam keadaan nggak kerja. Jadi saya kayak pusing dengan nyari kerjaan, terus saya ikut jadi kayak muncikari gitu," kata Rama.

Diceritakan Rama, setelah lepas dari pendidikan formal, dirinya sempat kebingungan mencari pekerjaan.
Di sela-sela menganggur, Rama mengaku ada seorang teman yang mengenalkannya dengan dunia prostitusi.
Lantaran sudah kepalang butuh uang untuk kebutuhan sehari-hari, Rama akhirnya memilih menjadi muncikari.
"Awalnya sih dari teman-teman saya gitu. Terus saya ditawar-tawarin gitu. Akhirnya saya mau nggak mau jadi kayak begitu (muncikari)," ucap dia.
Menurut Rama, ada dua orang temannya yang juga menjadi muncikari dalam bisnis lendir gadis belia ini.
Dua orang tersebut, kata Rama, ialah seorang pria bernama R dan wanita bernama M.
Rama mengaku awal dirinya mencari-cari remaja belasan tahun untuk dijadikan PSK berdasarkan perkenalannya dengan kedua orang itu.
"Ada temen yang nanya gitu, terus tiba-tiba kayak 'ada yang mau (PSK) nggak?' Gitu. Nanyanya lewat WA, nanyain biasa aja," kata Rama.
Keempat gadis remaja yang dijajakan Rama merupakan warga Jakarta Pusat yang kerap kali diajaknya ikut nongkrong di kafe-kafe.
Karena masih muda dan banyak diminati lelaki hidung belang, gadis-gadis bau kencur ini dibanderol paling murah Rp 1,5 juta dan paling mahal Rp 6 juta.
Di kafe-kafe tersebut lah biasanya Rama akan bertransaksi dengan para pelanggan yang berasal dari kalangan pekerja hingga pengusaha.
Dari situ, Rama tinggal menunggu para pelanggannya mengatur jadwal serta memesan hotel.
Apabila jadwal dan tempat sudah ditentukan, Rama akan mengantarkan PSK untuk bertemu dengan si pelanggan.
"Bayarnya cash, langsung cash. Nggak pake DP. Itu (hotel) dari gadunnya sih, dari gadunnya sendiri, dari omnya," ucap Rama.
Dari si pelanggan, Rama akan mendapatkan keuntungan sekitar Rp 1,2 juta hingga Rp 2 juta.
Uang tersebut, selama dua tahun terakhir, digunakan Rama untuk memenuhi biaya hidup keluarganya.
(TribunnewsBogor.com/Tribunnews.com/ Tribun Jakarta)
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Satpol PP Ungkap Cerita saat Masuk ke Sarang PSK, Temukan Wanita Tak Berbusana : Kamarnya Kita Ketok,
Penulis: Damanhuri