Berita Internasional

Kelakuan China Memang di Luar Batas, Tetap Ancam Taiwan Meski Dikepung Militer Negara Eropa di LCS

Namun, sentimen publik justru berbalik melawan KMT karena khawatir dengan semakin dominannya pengaruh China.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
New York Times
China 

Angin perubahan terjadi setelah Ma Ying-jeou dari Partai Kuomintang meraih kemenangan telak dengan platform meningkatkan perekonomian, terutama melalui hubungan dagang yang lebih erat dengan Beijing.

Hubungan antara Taiwan dan China membaik secara dramatis sejak Ma menjabat presiden, sebagai dampaknya, penerbangan langsung antara kedua wilayah itu pun diluncurkan dan diikuti dengan langkah-langkah untuk meningkatkan sektor pariwisata.

Perjanjian Kerjasama Kerangka Ekonomi ditandatangani pada 2010 untuk mengurangi hambatan komersial dan pada Februari 2015 lalu, kedua pemerintah mengadakan pembicaraan berlangsung di Nanjing.

Namun, sentimen publik justru berbalik melawan KMT karena khawatir dengan semakin dominannya pengaruh China.

Pada musim semi 2014, sekitar 200 mahasiswa menduduki parlemen selama lebih dari tiga minggu yang dikenal sebagai Gerakan Bunga Matahari untuk menentang pakta perdagangan yang kontroversial.

KMT menderita kekalahan terburuk dalam pemilu lokal pada November 2014 lalu dan terpaksa untuk menggantikan calon presiden mereka pada Oktober 2015 lalu akibat pandangan yang terlalu pro-China.

Klaim China atas Taiwan memang bukan main-main karena telah ditempuh sampai jalur internasional.

Bahkan Taiwan harus gagal sebanyak 16 untuk bergabung kembali dengan PBB sejak kehilangan keanggotaannya sejak tahun 1971.

Bahkan saat ini hanya 23 negara saja secara resmi mengakui Taiwan sebagai sebuah negara merdeka. (Tribunnews)

Artikel ini telah tayang SOSOK.ID

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved