SOSOK Ronny Lukito Membangun EIGER Hingga Sukses Mendunia, Dengan Modal Rp 1 Juta dan 2 Mesin Jahit
Kasus viral surat keberatan dari PT Eigerindo Multi Produk Industri terhadap seorang Youtuber, Dian Widiyanarko malah makin melambungkan nama Eiger.
Keluarga Ronny sehari-hari bekerja sebagai penjual tas buatan sendiri dengan merek Butterfly, yang diambil dari merek mesin jahit terkenal pada saat itu.
Karena kondisi ekonomi keluarga yang cukup sulit, Ronny memutuskan sekolah di STM supaya bisa langsung bekerja setelah lulus.
Baca juga: EIGER Dibilang Netizen Tidak Tahu Terimakasih, Ini Kronologi EIGER Keberatan Produknya Direview
Kala itu selesai sekolah Ronny membantu sang ayah mengambil bahan-bahan untuk pembuatan tas.
Sebelum pergi sekolah, ia juga berjualan susu dan sepulang sekolah ia menjadi montir bengkel motor.
Setelah lulus dari STM, Ronny sebenarnya ingin melanjutkan pendidikannya ke ITENAS.
Baca juga: Nasib Buruk Abu Janda Datang Bertubi-tubi Gegara Sebut Agama Islam Begini, Kini PBNU Ikut Marah!
Namun, melihat keadaan ekonomi keluarganya, ia memprioritaskan untuk mendapat pekerjaan dibanding kuliah.
Belum sempat melamar kerja, kerabatnya menyarankan untuk meneruskan usaha tas yang dimiliki keluarganya.
Dari sinilah ia bisa mempelajari seluk-beluk pembuatan tas.
Mulai dari desain hingga bagaimana proses penjahitannya.
Ia juga mencoba memasukkan produksi tas keluarganya ini ke Matahari Departemen Store.
Walaupun tidak mendapat banyak order, ia tetap berusaha mengembangkan usaha keluarganya tersebut.
Produksi sendiri
Tak lama setelah bekerja di toko tas keluarga, Ronny yang memiliki jiwa entrepreneur mencoba membuka toko tasnya sendiri dengan modal kurang dari Rp1 juta.
Kala itu, ia menggunakannya untuk membeli dua buah mesin jahit, peralatan jahit, dan beberapa bahan untuk membuat tas.
Di tahun 1983-1984, Ronny memulai produksi tasnya sendiri dengan dibantu seorang penjahit bernama Mang Uwon.
Baca juga: VIDEO: Detik-detik Driver Ojol Selamatkan Wanita Hamil Hendak Bunuh Diri, Lompat dari JPO Otista