Renungan Kristen
Renungan Harian Kristen - Menemukan Tuhan yang Benar
Bacaan ayat: Ulangan 10:14, 17 (TB) - "Sesungguhnya, TUHAN, Allahmulah yang empunya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit, dan bumi denga
Sikap kritis dari sesama justru menjadi kesempatan bagi dirinya untuk menguji secara obyektif, apakah warisan iman yang warisinya adalah iman kepada Tuhan yang benar.
Ada keberanian untuk berfikir secara lebih mendalam dari berbagai sudut pandang yang terjadi di sepanjang sejarah kehidupan manusia.
Penemuan akan Tuhan yang benar akan terus berproses dalam sejarah dan ketika hendak mewariskan iman, maka setiap orang perlu membekali diri dengan pengetahuan tentang imannya.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Tuhan Pemilik Otoritas Mutlak Atas Kehidupan
Sikap kritis dalam bentuk berbagai pertanyaan akan dapat dijawab dengan tepat, meskipun mungkin tidak akan memuaskan sang penanya.
Paling tidak, ketika hendak menemukan Tuhan yang benar, seseorang perlu memahami beberapa hal, yaitu: pertama, pada prinsipnya manusia tidak akan mungkin mengenal Tuhan, kecuali Tuhan yang memperkenalkan diri kepadanya.
Secara umum, Tuhan memperkenalkan diri melalui karya ciptaan-Nya; namun secara khusus Dia akan memperkenalkan diri dalam perjumpaan pribadi dengan seseorang.
Kedua, Tuhan pada diri-Nya mengatasi ruang dan waktu. Dia tidak bisa dibelenggu dalam pikiran manusia yang terbatas.
Dalam posisi ini, seseorang perlu sadar dengan kerendahan hati untuk mengakui ada hal tertentu yang berada diluar ruang dan waktu, dia tidak akan mempunyai jawaban.
Ketiga, ruang dan waktu akan menjadi tempat bagi Tuhan untuk menyatakan diri.
Perjumpaan-Nya dengan manusia yang terdokumentasikan menjadi catatan berharga bagi setiap generasi untuk menguji, membandingkan dan menilai: apakah yang menyatakan diri tersebut adalah Tuhan yang sama.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Jaminan Penyertaan Tuhan akan Membawa Ketenangan
Catatan sejarah perjumpaan antara manusia dengan Tuhan perlu diuji secara kritis, dan Tuhan yang benar-benar kebenaran pasti akan tahan uji dan tampil kekal sebagai kebenaran.
Umat Tuhan di Perjanjian Lama berhadapan dengan persoalan yang sama.
Kelahirannya sebagai sebuah bangsa, ternyata hasil dari karya Tuhan sendiri yang memanggil manusia untuk terlibat dalam karya-Nya.
Abraham, Ishak dan Yakub, adalah nama tiga generasi yang menjadi awal lahirnya bangsa Israel. Ketika Yakub diubah namanya menjadi Israel oleh Tuhan, pada awalnya hanya sebuah keluarga.
Tentu mudah untuk mewariskan tentang kehidupan beriman. Seiring berlalunya waktu, jumlah mereka makin besar.