Renungan Kristen
Renungan Harian Kristen - Yesus Adalah Mesias yang Dijanjikan Untuk Menjadi Juruselamat
Bacaan ayat: Matius 16:15-17 (TB) - "Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah
Yesus Adalah Mesias yang Dijanjikan Untuk Menjadi Juruselamat
Bacaan ayat: Matius 16:15-17 (TB) - "Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"
Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"
Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga'.
Oleh Pdt Feri Nugroho

Setiap orang memiliki cara yang unik untuk menemukan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Hal alamiah terjadi ketika seseorang lahir dalam keluarga Kristen.
Mereka akan dididik secara iman Kristen, karena iman menjadi warisan terbesar dalam sejarah kehidupan manusia.
Pendidikan tersebut menghantarnya untuk mengenal siapa Yesus Kristus yang diimani sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Bagi yang lain, mengenal Yesus terjadi dalam proses interaksi dengan sesama.
Meskipun ia lahir bukan dalam keluarga Kristen, ia mengenal orang-orang Kristen disekitarnya.
Proses ini juga terjadi secara alamiah. Berproses dalam perjumpaan dan akhirnya mengambil keputusan untuk percaya.
Tidak jarang ditemukan, seseorang menjadi percaya karena masa krisis yang dialami.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Yesus Datang Untuk Memulihkan Kehidupan
Pergumulan kehidupan memposisikannya pada kondisi mencari solusi.
Dan dengan cara yang tidak terduga, justru mendapatkan solusi ketika mengenal nama Yesus.
Bahkan, kesaksian kebencian kepada mereka yang menjadi Kristen, tidak jarang menjadi titik tolak untuk mengubah kehidupannya menjadi percaya; Paulus salah satu contohnya.
Dengan berbagai macam dinamika pintu yang ditemukan banyak orang untuk percaya, ada kesamaan umum bahwa seseorang harus mengambil keputusan sendiri, tanpa intimidasi dan paksaan, untuk memutuskan percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Kesetiaan, ketahanan dalam menghadapi resiko dan berbagai tantangan, menjadi batu uji bagi iman: tetap setia bahkan rela menjadi martir (mati karena mempertahankan iman).
Inilah perjumpaan pribadi, campur tangan Tuhan selalu terjadi untuk membawa seseorang untuk percaya.
Pada sisi lain, Tuhan pun menghargai ketika seseorang memutuskan untuk tidak percaya.
Para murid, terutama 12 murid, berproses selama lebih kurang tiga tahun dalam kebersamaan dengan Yesus.
Mereka mengalami jatuh bangun iman.
Adakalanya mereka sangat kagum dengan berbagai mujizat yang dilakukan Yesus, adakala mereka bimbang dan cemas.
Melarikan diri ketika Yesus ditangkap, menjadi puncak bagi pergumulan mereka.
Pertanyaan yang selalu muncul: siapakah Yesus itu?
Ketika mujizat menyembuhkan orang sakit terjadi, atau memberi makan lima ribu orang hanya dengan beberapa potong roti, penangkapan ikan dalam jumlah besar, sampai dibangkitkannya orang mati: menjadi rangkaian peristiwa yang membuat mereka percaya, bahwa Yesus ini berbeda.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Keadilan Allah selalu Dinyatakan
Kerinduan mereka berjaya sebagai sebuah kerajaan besar seperti masa Raja Daud, mendorong mereka berharap Yesus memimpin pemberontakan kepada pemerintah Romawi yang menjajah mereka.
Kepedulian Yesus dan keberpihakan-Nya kepada orang berdosa, kaum papa dan miskin, menjadi daya pikat kuat banyak orang berduyun-duyun mengikuti kemana Ia pergi.
Namun, banyak harapan mereka menjadi kandas ketika Yesus justru mengajarkan pengajaran tentang kasih dan hidup yang berbelaskasihan.
Tidak mudah untuk mencerna pengajaran, bahwa harus mendoakan orang yang menganiaya dan mengasihi musuh.
Khusus bagi para murid, tiba pada sebuah keputusan untuk mengenal siapakah Yesus itu sesungguhnya.
Pertanyaan Yesus, kepada para murid tentang diri-Nya, membuat mereka memberikan jawaban yang beragam.
Ada yang mengatakan Elia, nabi besar pada masanya yang diharapkan akan datang kembali.
Ada yang mengatakan Yohanes Pembaptis, yang mati dengan kepala terpenggal dan diharapkan akan bangkit kembali.
Setiap orang memberikan jawaban berdasarkan harapan yang terlintas dan ada di benaknya. Yesus menghendaki pengenalan secara pribadi: menurut kamu, siapakah Aku ini?
Petrus merespon dengan jawaban: Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!
Mesias (berasal dari bahasa Ibrani mashiah) berarti "yang diurapi". Di dalam bahasa Yunani, kata mesias diterjemahkan dengan kata kristos, dan dari situlah dikenal sebutan Kristus yang menjadi salah satu gelar Yesus.
Sebutan mesias berakar dari pengertian Yahudi mengenai seorang tokoh pada masa depan yang akan datang sebagai "wakil Allah" untuk membawa keselamatan bagi umat Yahudi.
Jawaban Petrus hendak membawa pada sebuah pemahaman bahwa Yesus adalah seorang yang diurapi oleh Allah.
Seorang yang berkenan kepada Allah. Jika Allah tidak berkenan kepada-Nya, maka tidak mungkin Ia dalam otoritas Allah membuat berbagai mujizat yang hanya bisa dilakukan oleh Allah.
Apa yang hanya bisa dilakukan oleh Allah dan ternyata dilakukan oleh Yesus, menjadi bukti yang kuat bahwa Dia adalah Mesias.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Dosa Merusak Tatanan Kehidupan, Yesus Memulihkannya
Pada saat yang sama, Petrus menyatakan bahwa Dia adalah Anak Allah. Dapat dipastikan bahwa Petrus tidak sedang membayangkan bahwa Allah mempunyai anak secara jasmani sebagaimana layaknya manusia.
Ketika ia menyatakan Yesus sebagai Anak Allah, tentu dalam pemahaman hubungan yang istimewa dengan Allah.
Sejak Perjanjian Lama, Israel sudah disebut sebagai anak-Ku oleh Allah. Penyebutan tersebut bermakna bahwa Israel istimewa, sebagai bangsa yang dipilih oleh Allah menjadi jalan karya penyelamatan Allah dinyatakan.
Dari sejak kelahirannya sebagai sebuah bangsa melalui panggilan-Nya kepada Abraham, Ishak dan Yakub yang berganti nama menjadi Israel, memperlihatkan bahwa kelahiran bangsa ini terjadi dalam pilihan khusus Allah berdasarkan otoritas-Nya.
Tanpa bermaksud mengabaikan bangsa yang lain, justru melalui lahirnya Israel yang dibidani oleh Allah pada akhirnya semua bangsa dimuka bumi mendapat berkat yang sama.
Petrus menyatakan Yesus sebagai Anak Allah, dalam arti ada yang istimewa dalam diri-Nya yang tidak ditemukan para para guru lain.
Pengajaran dan tindakan-Nya menjadi satu kesatuan yang utuh dan tidak terpisahkan.
Petrus telah membuat kombinasi yang menarik: memperjumpakan pengharapan di masa lalu dengan apa yang disaksikan dalam diri Yesus, menjadi sebuah pengenalan yang komprehensif, menyeluruh dan utuh bahwa Yesus adalah Juruselamat yang telah dijanjikan.
Kesimpulan yang tidak mudah dibuat, mengingat siapa Petrus sesungguhnya. Seorang penjala ikan yang tidak paham persoalan teologis.
Akal budi yang terbatas untuk memahami perkara-perkara sulit. Apalagi dikaitkan dengan karya penyelamatan Allah yang terenda dalam sejarah.
Itulah sebabnya, Yesus merespon bahwa kesimpulan yang dibuat oleh Petrus terjadi karena pertolongan Tuhan sendiri. Jika hanya mengandalkan akal budi, Petrus tidak akan mungkin mengenal Yesus dengan cara demikian.
Setiap orang mengenal Yesus dengan caranya masing-masing. Pengenalan tersebut berangkat dari informasi yang diterima: kata orang. Bersyukur jika kata orang itu benar, namun bagaimana jika tidak benar?
Bisa jadi pengenalannya akan salah. Cara terbaik agar pengenalan itu obyektif, maka kenali Yesus secara utuh.
Keempat Injil, (Matius, Markus, Lukas dan Yohanes) memberikan data yang lebih dari cukup untuk membuat kita tahu siapa Yesus.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Dibenarkan Karena Iman Keselamatan Bukan Upaya Manusia Tapi Anugerah Allah
Data itu ditulis orang-orang yang mengenal Dia secara langsung, mengalami perjumpaan dan berbincang dengan Yesus.
Data mereka akurat, karena bukan hanya satu orang, tetapi banyak orang yang saling mengkonfirmasi. Selanjutnya, bertanyalah kepada mereka yang sudah percaya dan mengalami perjumpaan.
Jika data Injil dianggap terlalu tua karena sudah dua ribu tahun lalu, carilah data kepada orang-orang yang mengalami pembaharuan ketika menemukan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Pada saatnya, Dia yang ingin engkau kenal, akan memperkenalkan diri kepadamu dalam perjumpaan yang mengubah kehidupan. Amin
Renungan oleh Pdt Feri Nugroho S.Th, GKSBS Palembang Siloam