Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen - Merespon Pangggilan Tuhan dengan Ketaatan

Bacaan ayat: 1 Samuel 3:10 (TB) - "Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: "Samuel! Samuel!" Dan Samuel menjawab

Editor: Suci Rahayu PK
ist
Ilustrasi Yesus 

Faktanya, manusia diciptakan dengan karunia luar biasa yaitu akal budi untuk berfikir dan mempunyai kehendak bebas untuk berkarya, mengambil keputusan berdasarkan penilaian yang dibuat.

Konsekuensi logisnya, terkadang memang manusia harus berhadapan dengan dilema dalam setiap pilihannya: kehendak manusia atau kehendak Allah?

Jawabannya, bisa saja kehendak Allah dan manusia itu sama, paralel atau berjalan berdampingan meskipun berbeda, atau berbeda bahkan bertentangan atau bertolak belakang.

Dalam situasi yang demikian, seseorang bisa salah dalam memehami kehendak Tuhan.

Akibatnya seseorang bisa mempunyai paham yang salah tentang karya Tuhan.

Apalagi ketika batasan ruang dan waktu serta akal budi manusia dijadikan sebagai patokan, maka tidak bisa dihindari seseorang semakin kesulitan untuk memahami karya Allah dalam kehidupannya.

Diperlukan kesadaran diri untuk selalu menempatkan diri pada tempat yang benar ketika berelasi dengan Allah: bahwa Allah adalah Pencipta yang berkuasa mutlak atas segala sesuatu dan dirinya sebagai manusia yang berada pada posisi sebagai ciptakan, tunduk dibawah otoritas Allah.

Pahami kehendak Allah secara utuh dalam denah besar karya penyelamatan Allah, bukan sebatas pada tolok ukur keinginan dan kenikmatan semata.

Baca juga: Renungan Harian Kristen - Memaksimalkan Potensi Diri untuk Membangun Kehidupan

Samuel yang masih belia dipanggil Tuhan. Betapa polosnya dia merespon dengan mendatangi Imam Eli dan bertanya, apakah Imam Eli memanggilnya.

Hal ini berulang beberapa kali hingga Imam Eli tersadar bahwa Samuel telah menerima panggilan dari Tuhan.

Mengapa Tuhan tidak datang kepada Imam Eli?

Mengapa justru Samuel yang masih belia dan belum mempunyai banyak pengalaman dan pemahaman tentang karya dan kehendak Tuhan dalam kehidupan?

Fakta ini mengajarkan kepada kita bahwa Allah mempunyai otoritas mutlak dalam menyatakan kehendak-Nya.

Dalam banyak kasus, ukuran manusia tidak dapat dijadikan patokan untuk mengatur Tuhan, harus menjumpai siapa.

Saul termuda diantara saudara-saudaranya, demikian juga Daud hanya seorang gembala.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved