Berita Internasional

Panik Tak Dapat Vaksin Covid-19 Seperti Indonesia dan Singapura, Filipina Sampai Ancam Militer AS

Filipina nampak frustasi menghadapi pandemi Covid-19. Bahkan bisa dikatakan, negara ini rela gunakan militer sekalipun.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
ist
Presiden Filipina, Jokowi dan Donald Trump 

TRIBUNJAMBI.COM - Filipina nampak frustasi menghadapi pandemi Covid-19. Bahkan bisa dikatakan, negara ini rela gunakan militer sekalipun.

Hal itulah yang berusaha dilakukan oleh Filipina, dalam menghadapai tekanan domestik untuk mendapatkan vaksin Covid-19.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte berusaha mengubah perjanjian militer penting sebagai alat tawar menawar.

Tak tanggung-tanggung Amerika adalah negara yang diancam oleh Filipina.

Baca juga: Ada Aktivitas Misterius di Laut China Selatan, China Akan Buat Amerika Sengsara Jika Nekat Menyerang

Baca juga: Sandiaga Uno Tidak Bisa Leluasa Pergi ke Amerika Serikat, Alasannya Sungguh Tegas!

Baca juga: Amerika Serikat Harus Jegal China Secepat Mungkin, Diminta Kirim Armada Perangnya ke Taiwan

Menurut 24h.com.vn, pada Senin (28/12/20), Presiden Duterte mengatakan bahwa dia bisa membatalkan Perjanjian Pasukan Kunjungan (VFA) dengan militer AS.

Jika Amerika tidak memberikan tawaran vaksin Covid-19 yang sangat dibutuhkan Filipina.

"Jika tidak memberikan 20 juta vaksin Covid-19 mereka sebaiknya pergi," kata Duterte.

"Tidak ada vaksin tidak boleh mengunjungi Filipina," jelas Duterte, mengumumkan di televisi tentang perjanjian AS untuk membeli vaksin Covid-19.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte
Presiden Filipina Rodrigo Duterte (AFP)

Pada November, Duterte setuju untuk memperpanjang VFA selama 6 bulan lagi.

Ditandatangani pada tahun 1998, VFA mengizinkan AS untuk mengirim pasukan ke Filipina untuk tujuan pertahanan umum.

Dalam konteks ingin menahan China di Asia-Pasifik, VFA adalah kesepakatan yang sangat penting dengan AS.

Karena seperti yang kita tahu Filipina adalah sekutu lama Amerika sebelum berpaling ke China.

Duterte menerima kritik atas ketidakmampuannya dalam menangani pandemi Covid-19 di negaranya.

Baca juga: Donald Trump Makin Terbuang Tak Jadi Presiden AS, 2 Bank Raksasa Ini Pun Putus Mitra Dengannya

Baca juga: Menggiurkan, Promo Terbaru Superindo Weekday Hari Ini Ramai Kebutuhan Dapur

Baca juga: Pemkab Kerinci Usulkan 1.632 Formasi CPNS dan PPPK, Berikut Rinciannya

Dia gagal menandatangani perjanjian untuk membeli vaksin Covid-19 dari perusahaan farmasi AS Pfizer.

Sementara itu, beberapa negara Asia Tenggara seperti Singapura dan Indonesia telah mencapai kesepakatan untuk membeli vaksin Pfizer.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved