Update Terbaru, Ada 8 Kantong Jenazah Berisi Serpihan Pesawat dan Bagian Tubuh Tiba di Posko Dermaga

Proses pencarian Pesawat Sriwijaya Air JS182 yang yang jatuh di Pulau Laki Kepulauan Seribu dimulai. Jajaran Polri Terjunkan penyelam terbaik dan Arm

Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
ist
Kapal Perang (KRI) yang dilibatkan dalam pencarian korban pesawat Sriwijaya Air jatuh di sekitar Kepulauan Seribu, Jakarta. 

TRIBUNJAMBI.COM - Musibah di awal tahun ini membuat seluruh warga Indonesia berduka.

Pesawat Sriwijaya Air SJ182 hilang kontak di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang pada Sabtu sekitar pukul 14.40 WIB atau 4 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.

Proses pencarian pesawat Sriwijaya Air JS-182 yang yang jatuh di Pulau Laki Kepulauan Seribu dimulai.

Jajaran Polri Terjunkan penyelam terbaik dan Armada Laut.

Bersama TNI lakukan penyisiran cari pesawat Sriwijaya Air yang hilang.

Baca juga: Sriwijaya Air yang Ditumpangi Suaminya Jatuh, Istri Rion Yogatama Baru Sadar Permintaan Suaminya Ini

Baca juga: Pengelolaan DD Tebo di 2021 Meningkat dari Tahun Sebelumnya, Fokus Terdampak Covid-19

Sebanyak delapan kantong jenazah tiba di Dermaga JICT II yang menjadi Posko Terpadu Evakuasi Pesawat Sriwijaya Air SJ182.

Brigjen TNI (Mar) Rasman, SAR Mission Coordinator (SMC), mengatakan delapan kantong jenazah ini berisi bagian tubuh dan serpihan pesawat.

"Telah diserahkan kepada kami berupa tiga kantong (berisi) serpihan pesawat, lima kantong potongan manusia," ujar Rasman di lokasi, Minggu (10/1/2021).

Rasman mengatakan tiga kantong berisi serpihan pesawat ini akan diserahkan kepada pihak KNKT untuk diselidiki.

Sementara lima kantong berisi bagian jenazah penumpang akan diserahkan kepada pihak DVI Polri untuk diidentifikasi.

"Selanjutnya dari barang bukti ini akan diserahkan pada DVI dan KNKT untuk dilaksanakan penyelidikan atau pun pemeriksaan. Saya kira itu ya," ucap dia.

Serpihan Ban Ditemukan

Sebelumnya, serpihan pesawat berupa ban dan properti korban Sriwijaya AIR SJ182 berupa pakaian anak-anak ditemukan tim SAR gabungan.

Komandan KRI Kurau, Mayor Nurochim, menyerahkan hasil temuan kepada Direktur Operasi Basarnas, Brigjen TNI (Mar) Rasman selaku SAR Mission Coordinator (SMC), di Posko Terpadu JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

"SMC selanjutnya menyerahkan barang bukti tersebut kepada tim DVI untuk diselidiki lebih lanjut," kata Rasman sebelumnya.

Hingga Minggu siang tim SAR gabungan mencari di pesawat Sriwijaya Air yang terakhir hilang di Pulau Laki, kawasan Kepulauan Seribu.

Baca juga: Daftar Harga HP Samsung Hari Ini 10 Januari 2021, dari Seri Termurah A01 Core hingga Mahal s20 Ultra

Tumpahan Minyak di Lokasi

Sementara itu tampak jelas tumpahan minyak di kawasan Pulau Laki dari pesawat CN-295 yang ikut melakukan pencarian Sriwijaya Air SJ182.

Selain kru dari TNI AU dan Basarnas, para awak media turut ikut dalam pencarian atau patroli melalui udara.

Pantauan TribunJakarta.com, tumpahan minyak menjadi hal yang paling mencolok ketika pesawat mengitari kawasan Pulau Laki dan Pulau Lancang.

Beberapa tumpahan minyak terlihat mengkilat dari kejauhan dan muncul ke permukaan laut.

Hal ini membuat warna air laut dibeberapa titik kontras lantaran tumpahan minyak sudah tersebar.

Selain itu, terlihat juga kapal milik TNI AL, Basarnas, hingga kapal nelayan yang terus mencari di sekitar titik kordinat yang sudah ditandai.

Kapten Penerbang CN-295, Gilang Pranajaya mengatakan penerbangan CN-295 berlangsung selama 1,5 jam dengan ketinggian rendah 500 feet di atas permukaan laut.

"Titik koordinat sudah kami lampaui dan kami lewati. Di situ terlihat ada beberapa kapal spead board pada saat kita terbang dengan ketinggian rendah 500 feet di atas permukaan laut, kita dapat melihat rekan angkatan laut dan penyelamnya sudah melakukan pencarian," jelasnya di Lanud Halim Perdanakusuma.

Selanjutnya, Gilang mengatakan bila pihaknya melaksanakan square pattern pada saat proses pencarian.

Di mana berarti melingkari target atau koordinat yang telah ditentukan semakin meluas, dengan harapan dapat menemukan objek-objek yang berpotensi lainnya.

"Kita ada (mengitari) sekitar 10 sampai 15 kali dengan ketinggian berbeda-beda, mulai dari 500 feet di atas permukaan laut, untuk semakin meningkatkan jarak pandang."

"Kita agak lebih tinggi apabila sudah melihat ada sesuatu yang agak mencolok baru kita turun kembali, untuk memperjelas penglihatan dan pandangan. Tadi ada beberapa (mencolok) seperti tumpahan minyak," jelasnya.

Apapun hasil pencarian yang didapat melalui udara, nantinya akan di foto dan kemudian akan dilaporkan ke komando atas atau TNI Angkatan Laut.

Baca juga: Daftar Harga HP Samsung Hari Ini 10 Januari 2021, dari Seri Termurah A01 Core hingga Mahal s20 Ultra

Baca juga: Cara Menyelamatkan Tanaman yang Kelebihan Air, Periksa Keadaan Akarnya dan Keringkan Tanaman

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved