Renungan Kristen

Renungan Harian Kisten - Menyapa Allah dengan Sebutan Bapa, Sebagai Tanda Kedekatan Hubungan

Menyapa Allah dengan Sebutan Bapa, Sebagai Tanda Kedekatan Hubungan Bacaan ayat: Matius 6:9 (TB) - "Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di

Editor: Suci Rahayu PK
ist
Ilustrasi renungan harian 

Menyapa Allah dengan Sebutan Bapa, Sebagai Tanda Kedekatan Hubungan

Bacaan ayat: Matius 6:9 (TB) - "Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu".

Oleh Pdt Feri Nugroho

Pdt Feri Nugroho
Pdt Feri Nugroho (Instagram @ferinugroho77)

Konsep adanya Kuasa Besar dibalik semua peristiwa yang terjadi dalam kehidupan, menjadi dasar kepercayaan dan kehidupan beriman manusia.

Dalam perjalanan sejarah, dengan akal budinya, manusia mengembangkan kepercayaan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang ada.

Konsep tersebut membentuk pola pikir bahwa sang Kuasa Besar mempunyai tanggung jawab terhadap setiap peristiwa yang terjadi, terutama dihubungkan dengan peristiwa yang merugikan manusia, salah satunya tragedi.

Kuasa besar tersebut mempunyai kehendak dalam bertindak.

Tragedi dikaitkan dengan kemurkaan, maka perlu dibuat tenang agar kemurkaannya mereda atau surut. Dalam upaya meredakan kemurkaan sang kuasa besar, dilakukan ritual dalam bentuk persembahan dalam beragam bentuk seperti ucapan yang diulang-ulang, pemberian makanan berupa bunga atau buah, bahkan darah binatang yang disembelih.

Baca juga: Renungan Harian Kristen - Roh Kudus yang Berkarya dan Melakukan Tanda Ajaib

Ritual itu dilakukan sampai meredakan kemurkaan yang terjadi, ditandai dengan redanya peristiwa yang menakutkan bagi manusia.

Seiring berlalunya waktu, ketika keadaan baik-baik saja, ritual bisa dihentikan.

Hubungan hanya berlaku dalam rangka meredakan kemurkaan semata, dan setelah kemurkaan reda, masing-masing berjalan dalam sejarahnya, tanpa harus saling terikat.

Bukankah tanpa sadar, kita akan lebih khusuk dalam doa ketika terjadi tragedi?

Sementara ketika semua lancar, doa sebatas menjadi pajangan semata?

Iman Kristen merombak pemahaman tersebut. Sejak semula manusia diciptakan, konsep utamanya yaitu relasi sudah tercipta didalamnya.

Pernyataan bahwa pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi, sudah memposisikan manusia untuk membangun relasi: Allah sebagai Pencipta dan manusia sebagai ciptaan.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved