Sejarah Kota Jambi

Kisah Pertempuran di Simpang III Sipin Kota Jambi, Cerita Asrie Rasyid Anak Buah Kolonel Abunjani

Peristiwa pertempuran dahsyat antara pejuang Jambi dengan tentara Belanda di Simpang III Sipin Kota Jambi masih melekat di benak...

Penulis: Zulkipli | Editor: Nani Rachmaini
Tribunjambi/zulkifli azis
Asrie Rasyid di antara Danrem 042 Garuda Putih dan Sekda Provinsi Jambi 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Peristiwa pertempuran dahsyat antara pejuang Jambi dengan tentara Belanda di Simpang III Sipin Kota Jambi masih melekat di benak Asrie Rasyid (92) satu diantara pejuang vetran Jambi. 

Kala itu Asri adalah Staf Resimen Divisi 2 di bawah pimpinan Kolonel Abunjani.

Asri yang hadir dalam kegiatan upacara peringatan peristiwa pertempuran di Simpang III Sipin yang digelar Pemprov Jambi, Senin (4/1/2020) bercerita panjang terkait peristiwa heroik tersebut.

Cerita Asrie, perjuangan rakyat Jambi dalam menegakkan kemerdekaan penuh peristiwa heroik yang melibatkan TNI dan seluruh lapisan masyarakat.

Di mana Belanda berupaya menancapkan lagi kekuasaannya, terutama semenjak Agresi Militer II tahun 1948-1949, daerah jambi besar-besaran oleh Belanda.

Akibatnya timbullah pertempuran di setiap daerah.

Salah satu peristiwa yang banyak menelan korban dalam pertempuran dengan belanda adalah pertempuran Simpang III Sipin di Kota Jambi. 

"Tanggal 29 Desember 1948 jam 16.00 WIB Simpang III Sipin diserang para pasukan Belanda dari dua jurusan, yaitu Simpang Kawat dan Payo Sigadung," ujar Asri.

Pasukan Jambi yang menuju simpang III Sipin dengan Komandannya Kapten Abu Bakar bersama Laskar Napindo pimpinan Sastro Suwandi melakukan perlawanan. 

Melihat situasi yang semakin genting karena Belanda berhasil merebut Kenali Asam, Lapangan Terbang Pal Merah dan masuk ke dalam Kota Jambi, Laskar Napindo yang dipimpin oleh beberapa Perwira STD disertai ibu-ibu petugas dapur umum diperintahkan oleh Komandan STD Kolonial Abujani untuk mengungsi ke luar Kota Jambi melaui Simpang III Sipin. 

Selain itu, juga diperintahkan mengevakuasi dokumen-dokumen militer beserta perlengkapan perang.

Mereka tidak mengetahui bahwa ternyata Simpang III Sipin dikuasai Belanda. 

"Kurang lebih 50 meter mendekati Simpang III Sipin mereka diberondong peluru oleh tentara Belanda sehingga sebagian besar rombongan gugur, di antaranya Rd. Ibrahim (Putra Rd. Inu Kertapati), Kms. Agus, Sersan Bais, anggota Polisi Abdullah, dan lain-lain," kisah nya.

Lanjut Asri, pasukan Keur Corps STD Di bawah pimpinan Kapten A. Bakaruddin yang dipersiapkan di Broni (Pabrik Karet Rubber Unie) siap bergerak menebus pertahanan pasukan Belanda di Simpang III Sipin. 

Baca juga: Jadwal Sekolah Tatap Muka di Merangin Diundur Lagi, Dua Hari Mundur dari Rencana Awal

Baca juga: Abu Bakar Baasyir Bebas Murni 8 Januari, Penantian Setelah 15 Tahun Mendekam di Lapas Gunung

Baca juga: Pelaku Usaha Tahu Tempe di Kota Jambi Putar Otak Harga Kedelai Naik Lagi, Jangan Heran Ini Terjadi

Mendekati Simpag III Sipin rombongan pasukan Keur Corps STD melihat banyak korban, dan ketika rombongan bergerak sampai di Simpang III Sipin secara tiba-tiba mendapat serangan senapan mesin dari arah kanan-kiri jalan. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved