VIDEO Inilah Rumah Adat Melayu Peninggalan Jenang Moeh Noeh, di Batanghari

Sebagian desa di Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi masih menyimpan rumah tua dengan arsitektur

Penulis: A Musawira | Editor: Nani Rachmaini
Tribunjambi
TAMPAK RUMAH ADAT DI BATANGHARI PENINGGALAN JENANG MOEH NOEH 

“Adat pun semakin punah, saya harapkan juga seperti kata adat, “Diasah dak layu dianggur dak mati,” minta dilestarikan sampai ke anak cucu-cucu kita,” harapnya.

Rumah ini memiliki ornamen dan motif hias yang khas, tampak di sudut bagian rumah, terutama pintu dan jendela.

Keberadaan rumah adat ini masih layak huni. Dengan dua daun Jendela, masing-masing berwarna hijau.

Sedangkan Pintu rumah bermotif bunga, tingginya hampir 2 meter, ia gunakan teknik pemasangan engsel.

Hingga kini, rumah ini masih terawat seiring berjalannya waktu serta dorongan dari keluarga dan generasi Moeh Noeh yang mendukung atas pelestarian rumah adat ini.

Sehingga menjadi saksi adanya perpaduan budaya Melayu dan Jawa.

Rahman Saputra, Mahasiswa Arkeologi Universitas Jambi angkatan 2017. Dirinya dan tim pada 2018 pernah melakukan pengumpulan data terkait arsitektur tradisional Rumah Adat di Desa Mata Gual.

Pada pengumpulan data tahap awal itu, ia mengatakan bahwa ada dugaan seni arsitekturnya campuran antara Jawa dan Melayu Jambi.

“Tampak dari bentuk atap yg memiliki kemuncak, dan juga atap dan teras, mengadopsi rumah tradisional Jawa yaitu Rumah Joglo,” tutup Rahman.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved