Beredar Isu, Rizieq Shihab Sengaja Dibiarkan Langgar Protokol Kesehatan Agar Bisa Dipenjarakan
Beredar narasi bahwa penetapan Rizieq Shihab sebagat tersangka aksi kerumunan massa merupakan buah dari jebakan penguasa.
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA -- Sejak Habib Rizieq Shihab ditahan karena dugaan pelanggaran protokol kesehatan, Pro dan kontra ditengah masyarakat terus terjadi.
Beredar narasi bahwa penetapan Rizieq Shihab sebagat tersangka aksi kerumunan massa merupakan buah dari jebakan penguasa.
Narasi itu beredar saat Massa pendukung Rizieq Shihab di Palembang yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Anti Kezoliman (Gebrak) menyampaikan dua tuntutan kepada Polda Sumatera Selatan.
Dua tuntutan tersebut yakni meminta agar polisi mengusut kasus tewasnya enam orang anggota FPI serta membebaskan Rizieq Shihab tanpa syarat.

Baca juga: Sedang Berlangsung Penyekatan Cegah Peserta Aksi 1812 Menuju Jakarta, Ada yang Bawa Senjata Tajam?
Baca juga: AKSI 1812, Inilah 12 Titik Pengalihan Lalu Lintas, Kapolda: Hindari Istana Merdeka dan Jl MH Thamrin
"Kalau tuntutan ini tidak didengarkan, kami bawa massa lebih besar lagi. Hari ini massa yang datang baru sedikit, hanya perwakilan saja," kata Koordinator Lapangan Gebrak Gasim Alkap kepada wartawan, Kamis (17/12/2020).
Mengaku siap ke Jakarta
Gasim mengungkapkan, Polda Sumatera Selatan harus menyampaikan tuntutan itu ke Mabes Polri.
Bahkan, mereka siap berangkat ke Jakarta jika dibutuhkan untuk memberikan aspirasi secara langsung.
Sebab, kasus dugaan pembunuhan enam orang anggota FPI yang merupakan pengawal khusus Rizieq Shihab itu dilakukan secara sengaja.
"Kami minta keadilan ditegakkan. Hukum harus adil," jelasnya.
Baca juga: VIDEO Sampah Laut di Muara Cisadane Segera Dibersihkan Relawan dan Perusahaan Internasional
Massa yang hadir adalah simpatisan FPI
Sementara itu, Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Supriadi mengungkapkan, massa yang hadir tersebut merupakan simpatisan dari FPI.
Pihak kepolisian pun tak mengeluarkan surat izin atas aksi itu lantaran saat ini masih pandemi Covid-19.
"Ini bukan aksi (demo), tapi menyampaikan aspirasi karena kita tidak mengeluarkan izin untuk keramaian," kata Supriadi.
Baca juga: Direktur Muslim Moderat Society Gus Mis Sebut Kelompok Radikal Tumbuh karena Pembiaran Negara
Menurut Supriadi, sebanyak 600 personel diturunkan untuk mengamankan massa aksi. Penutupan empat ruas jalan menuju Polda Sumsel dilakukan karena mengantisipasi hal yang tak diinginkan.