VIDEO: Diterpa Isu Miring di Twitter, JNE Gandeng Hotman Paris, Siap Pidanakan Pihak Kurang Ajar

JNE Express menunjuk Hotman Paris Hutapea sebagai kuasa hukum untuk menghadapi sejumlah isu miring yang dilayangkan kepada perusahaan

Editor: Nani Rachmaini

TRIBUNJAMBI.COM - JNE Express menunjuk Hotman Paris Hutapea sebagai kuasa hukum untuk menghadapi sejumlah isu miring yang dilayangkan kepada perusahaan penyedia jasa pengiriman tersebut.

Hotman dalam kesempatannya saat acara Hak Jawab JNE atas Pemberitaan Afiliasi dengan Ormas mengatakan, akan menunggu perkembangan sebelum melanjutkan masalah ini ke jalur hukum.

"Kita lihat dulu perkembangan setelah kita jelaskan ke publik fakta sebenarnya, apa ada yang masih kurang ajar dan ada yang fitnah, maka kita bawa ke jalur hukum," katanya saat konferensi persnya, Rabu (16/12/2020).

Meskipun demikian, Hotman menegaskan pihak JNE tetap menaruh keseriusan dalam masalah yang sedang terjadi.

Termasuk memberikan hak jawabnya untuk meluruskan isu-isu miring yang dituduhkan kepada JNE.

Baca juga: Patih Serunai, Satu di Antara 21 Local Heroes Dapat Penghargaan Dari Tribun Network, Ini Harapannya

Baca juga: Inilah Penampakan 7 Jenis Ikan Cupang Termahal dan Banyak Dicari, Halfmoon hingga Kachen Worchai

Baca juga: Lagi, Polisi Ciduk Artis FTV Inisial TA di Sebuah Hotel, Dugaan Kasus Prostitusi Artis, Siapa?

Hotman menilai beredarnya informasi tidak benar terkait kliennya sangat merugikan, terlebih jika hal ini diyakini kebenarannya oleh masyarakat.

Terakhir pengacara kondang kelahiran 20 Oktober 1959 itu juga menantang siapa saja yang bisa membuktikan isu-isu miring soal JNE kepada dirinya.

"Saya kasih kesempatan untuk membuktikan, jika JNE ada hubungannya dengan teroris atau kelompok radikal, silahkan maju," tegas Hotman.

JNE Angkat Bicara

Presiden Direktur JNE Express, Mohammad Feriadi Soeprapto memberikan komentarnya terkait isu gerakan #BoikotJNE yang beberapa waktu sempat trending di Twitter.

Feriadi menduga, gerakan ini dimotivasi karena adanya persaingan bisnis.

Ini terlebih isu berkembang pada bulan Desember saat ada peringatan Hari Belanja Nasional (Harbolnas).

"Terhadap isu yang berkembang, satu, isu ini memanfaatkan momen suhu politik yang sedang memanas."

"Kedua, di bulan Desember ada satu tanggal yakni 12-12 (12 Desember, red) perusahan logistik akan menunggu tanggal tersebut sebab di Harbolnas, bisnis online memberikan promo."

"Kami menduga, ini semua terkait dengan persaingan bisnis usaha. Indikasi itu mengarah ke sana," urai Feriadi.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved