Kisah Anggota kopassus

Kisah Anggota Kopassus, Mengalami Hal Aneh Saat Bertugas di Hutan Papua

Dalam penugasan, para prajurit musti menghadapi ganasnya kondisi alam. Bahkan ada prajurit Kopassus mengalami kejadian di luar nalar.

Editor: Muuhammad Ferry Fadly
ist
anggota Kopassus 

TRIBUNJAMBI.COM - Ternyata untuk bergabung dengan satuan elite tersebut, harus melalui seleksi yang sangat berat dan ketat.

Kopassus sudah kenyang pengalaman di berbagai operasi militer. Berbagai misi dan pertempuran sukses dengan gemilang.

Personel yang direkrut pasukan elite TNI AD ini merupakan sosok pilihan yang berkemampuan di atas rata-rata.

Baca juga: Kisah Anggota Kopassus, Maju Sendirian Menerjang 300 Orang Milisi Fretilin

Baca juga: Kisah Anggota Kopassus, Prajurit Kopassus Ini Hidup Di Empat Zaman dan Disegani

Baca juga: Kisah Kopassus, Miliki Kemampuan Rahasia yang Tidak Dimiliki Pasukan Negara Lain

Setelah para prajurit dinyatakan lulus melewati werving atau rangkaian tes kesehatan, fisik, akademi dan psikologi, mereka kerap mendapat penugasan sulit.

Beberapa operasi militer yang terkenal dan melibatkn Kopassus, di antaranya Operasi Trikora, Operasi Dwikora, Operasi Seroja, pemberantasan PRRI/Permesta hingga pembebasan sandera pesawat Garuda Woyla di Thailand.

Kejadian di luar nalar

Dalam penugasan, para prajurit musti menghadapi ganasnya kondisi alam. Bahkan ada prajurit Kopassus mengalami kejadian di luar nalar.

Seperti dikisahkan satu di antara anggota yang bertugas di Papua.

Dilansir dari buku "Kopassus untuk Indonesia"karangan Iwan Santosa dan EA Natanegara, satu di antara prajurit Kopassus mengalami pengalaman mistis yang tak lazim.

Saat itu, sang prajurit ditempatkan sebagai komandan pos TNI di Timika.

Itu merupakan satu di antara pos yang waktu itu sangat rawan karena keberadaan pentolan Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Kelly Kwalik dan Thadeus Yogi.

Pasukan tersebut lalu diperintahkan untuk menggerebek markas OPM yang berjarak enam hari jalan kaki dari pos TNI di Timika.

Tim berangkat ke lokasi pada bulan Oktober, yang juga bertepatan dengan musim penghujan.

Saat hari kelima perjalanan, mereka bertemu sungai dengan arus yang sangat deras.

Mereka memutuskan menyeberang menggunakan tali.

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved