Timor Leste Nyaris Jadi Lautan Api, Ini Saat Menegangkan Ketika TNI dan Militer Australia Mau Perang
Intervensi militer yang dilakukan Indonesia di Timor Leste, ternyata nyaris membawa Indonesia di ambang peperangan.
Tantangan keamanan nyata bagi INTERFET akan selalu terjadi pada minggu pertama atau lebih, dan taruhannya tinggi.
Ada kemungkinan bahwa kelompok-kelompok milisi akan terus mendahului orang Timor, yang mengarah ke pertempuran dengan pasukan INTERFET.
Karena ketidaksengajaan atau kesalahan penilaian, militer Indonesia (TNI) dan pasukan INTERFET mungkin bentrok.

Panglima Darurat Militer Indonesia, Letnan Jenderal Kiki Syahnakri, mengejutkan orang-orang yang paling kritis terhadap militer Indonesia dengan membantu menghindari apa saja yang bisa menjadi bentrokan.
Dia memahami taruhan tinggi dan konsekuensi jangka panjang yang berpotensi menghancurkan dari bentrokan bersenjata yang mengarah ke konflik yang lebih luas antara Australia dan Indonesia.
Selain itu, pengerahan pasukan tempur dalam jumlah besar yang cepat dan kuat, awalnya dari Australia, Selandia Baru, dan Inggris, merupakan penghalang yang tegas bagi berlanjutnya kehadiran kelompok milisi.
Setelah itu, INTERFET dapat melakukan semacam 'pendudukan jinak' di Timor Leste untuk memulihkan kepercayaan dan, yang terpenting, memungkinkan pengembalian dan penyebaran layanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi non-pemerintah.
Kepala Angkatan Pertahanan Australia, Laksamana Chris Barrie, berperan penting dalam menyusun koalisi multi-nasional.
Baca juga: China Murka Siapkan Armada Tempur Tanpa Awak Hadapi Amerika, Dua Pesawat Bomber AS Terbang Mendekat
Dia mengirim Air Marshall Doug Riding dalam tur keliling wilayah itu untuk mengumpulkan dukungan untuk INTERFET.
Sementara itu, penasihat kebijakan Pertahanan utama di Canberra, Hugh White, berjuang untuk mendamaikan perubahan kebijakan yang terlibat dalam upaya menjaga hubungan yang stabil dan bersahabat dengan Indonesia.
Dalam menghadapi tanda-tanda tidak menyenangkan menjelang pemungutan suara 20 September dan setelahnya, ketika penjarahan dan pembakaran tersebar luas.
Hugh White adalah Wakil Sekretaris Strategi di Departemen Pertahanan pada saat krisis.
Ia menyaksikan banyak musyawarah pemerintah Australia di Canberra saat pasukan bersiap untuk campur tangan di Timor Leste
White berpendapat bahwa banyak orang dan organisasi berbagi tanggung jawab atas transisi Timor Leste menuju kemerdekaan, dan proporsi Australia 'sangat kecil'.
Tetapi tanpa pertanyaan, sementara White mungkin ada benarnya dalam berusaha untuk menempatkan peran Australia dalam konteks, kontribusi Australia tetap penting untuk hasilnya.