Kisah Anggota Kopassus

Kisah Anggota Kopassus, Nyamar Jadi Mahasiswa yang Sedang KKN Dalam Jalani Misi

Ketika dikirim ke Atambua, NTT lalu ke Motaain, personel Parako menyamar sebagai mahasiswa yang akan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Editor: Muuhammad Ferry Fadly
ist
Kisah anggota Kopassus 

TRIBUNJAMBI.COM - Cerita The Blue Jeans Soldier ini merupakan satu di antara misi rahasia pasukan elite TNI AD di wilayah musuh.

Tanpa diketahui, Komando Pasukan Khusus melakukan operasi secara diam-diam.

Selain bertempur para prajurit Kopassus juga dibekali kemampuan infiltrasi ke wilayah lawan tanpa terdeteksi.

Baca juga: Kisah Anggota Kopassus, Korbankan Diri Demi Membela Ibu Pertiwi, Namun Tetap Cerdas Di Ujung Napas

Baca juga: Apa Beda Koopssus dengan Kopassus? Viral Mobil Taktisnya Berhenti depan Markas FPI, Ini Kekuatannya

Baca juga: Kisah Anggota Kopassus, Kakinya Terpaksa Diamputasi Karena Alami Luka Tembak dan Sudah Membusuk

Satu di antaranya misi rahasia Komando Pasukan Khusus yang satu ini.

Kopassus dikirim untuk memasuki wilayah Timor Timur atau sekarang bernama Timor Leste.

Pasukan Kopassus waktu itu masuk ke wilayah Timor Timur tanpa menggunakan seragam dan baret merah kebanggaan.

Ketika militer Indonesia (ABRI) berencana akan melakukan operasi militer ke Timor Timur (sekarang Timor Leste) demi mendukung rakyat yang mau berintegrasi dengan RI, langkah awal yang ditempuh adalah melancarkan operasi intelijen terlebih dahulu.

Demi melancarkan operasi intelijen itu, Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin) mendirikan semacam markas (safe house) di Motaain, Belu, NTT yang berfungsi untuk membentuk jaringan dengan kelompok-kelompok pro integrasi yang ada di Tim-Tim.

Petinggi Bakin yang mengendalikan operasi intelijen di Motaain adalah Ketua G-1/Intelijen Hankam, Mayjen Benny Moerdani.

Sebagai tokoh intelijen yang dikenal agresif, meskipun belum ada kepastian kapan operasi militer terbuka oleh ABRI dilaksanakan, Mayjen Benny diam-diam telah menyusupkan personel intelijennya.

Para personel Kopassus yang tergabung dalam tim kecil intelejen tersebut dinamakan tim Nanggala.

Sebagai tim kecil intelijen Kopassus, personel Nanggala berada di bawah organisasi (military order) Pasukan Sandiyudha (Kopassandha).

Sejak itulah, seluruh operasi Sandiyudha (intelijen tempur) dalam bentuk tim-tim kecil diberi nama sandi Nanggala.

Tim Nanggala tersebut menggunakan senjata non organik TNI yaitu AK 47.

Dalam berbagai pertempuran sepanjang tugas operasi di Timor Portugis selain AK 47 anggota Nanggola 2 juga menggunakan RL atau Rocket Launcher.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved