Kasus Suap Ketok Palu
Pinjaman Uang CB Terungkap, Nilainya Rp 1 Miliar, 'Pak Cornelis Tersinggung Kalau Kuitansi'
Sekitar 15 miliar dipersiapkan pemerintah Provinsi Jambi untuk memuluskan proses pengesahan ketok palu RAPBD Tahun 2017.
Penulis: Dedy Nurdin | Editor: Nani Rachmaini
--
Mantan Kadis PUPR Tak Hadir di Persidangan, Iim dan Apif Terangkan Aliran Suap RAPBD 2017
Sebanyak tujuh orang saksi dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi pada sidang pemeriksaan saksi kasus dugaan tindak pidana korupsi suap pengesahan RAPBD Provinsi Jambi 2017- 2018.
Sidang berlangsung di Pengadilan Negeri Jambi, Kamis (19/11/2020).
Dalam persidangan tersebut dijadwalkan JPU KPK akan menghadirkan delapan orang saksi. Yakni Apif Firmansyah, Kusnindar, Muhammad Imanuddin alias Iim, Dodi Irawan, kemudian Very aswandi, Sendy, Basri, Budi Nurrahaman dan Dodi Irawan.
Namun diruang persidangan Dodi Irawan, mantan Kepala Dinas PUPR Provinsi Jambi justru tidak terlihat hadir. "Saksi Dodi Irawan berhalangan hadir yang mulia," ucap jaksa kepala majelis hakim yang diketuai Erika Sari Emsah Ginting.
Nama Dodi Irawan sendiri disebut-sebut berkali-kali dipersidangan terutama mengenai suap ketok palu pengesahan APBD Tahun 2017.
Seperti diterangkan Apif Firmansyah ketika ia diperintahkan menemui Dodi Irawan yang saat itu masih menjabat kepala Dinas PUPR Provinsi Jambi.
Setelah bertemu dengan Dodi Irawan, Apif diperintahkan untuk menemui saksi Imanuddin alias Iim untuk mencari uang ketok palu.
Setelah Apif, Dodi Irawan dan Iim menghitung potensi pengeluaran untuk ketok palu, Dodi disebut menghubungi sejumlah kontraktor yang belum memberikan fee proyek.
Setelah itu ketiganya mengumpulkan uang fee proyek dari para kontraktor yang menerima pekerjaan di Dinas PUPR yang nilainya mencapai sekitar 15 miliar rupiah.
Uang ini lah yang digunakan untuk suap ketok palu pengesahan RAPBD Tahun 2017. Uang tersebut diserahkan oleh Apif dan Khusnindar.
Sementara jatah untuk Cornelis Buston, Chumaidi Zaidi dan AR Syahbandar diserahkan oleh Iim dibantu beberapa orang kepercayaannya.
(tribunjambi/dedi nurdin)