Tips Kesehatan
9 Obat Diabetes yang Harus Anda Ketahui, Cek Masing-masing Fungsinya
Kadar gula darah yang tetap terkontrol adalah hal yang sangat penting bagi orang dengan diabetes. Jika gula darah terlalu tinggi lama kelamaan akan...
Efek samping obat kencing manis ini termasuk mual, muntah, dan kenaikan berat badan. Bagi beberapa orang, obat kencing manis ini dapat meningkatkan risiko pankreatitis.
7. Inhibitor SGLT2
Sodium-glucose co-transporter-2 (SGLT2) adalah inhibitor golongan baru yang juga sering digunakan dalam pengobatan diabetes.
Golongan obat diabetes melitus ini bekerja dengan mengurangi penyerapan kembali glukosa dalam darah. Dengan begitu, glukosa akan dikeluarkan melalui urine, sehingga gula yang menumpuk atau beredar di dalam darah akan berkurang.
Jika diimbangi dengan diet yang benar serta program latihan fisik yang rutin, obat golongan ini efektif membantu mengendalikan gula darah yang tinggi pada pasien dengan diabetes tipe 2.
Dokter biasanya tidak akan memberikan obat ini bagi mereka yang memiliki diabetes tipe 1 dan diabetes ketoasidosis.
Beberapa contoh obat kencing manis golongan inhibitor SGLT2 adalah:
Dapagliflozin
Canagliflozin
Empagliflozin
Baca juga: 7 Obat Sakit Maag Herbal, Kunyit hingga Nanas, Simak Cara Olahnya
8. Inhibitor alfa-glukosidase
Tidak seperti kebanyakan jenis obat diabetes lainnya, golongan obat inhibitor alfa-glukosidase tidak memberikan efek langsung pada sekresi atau sensitivitas tubuh terhadap insulin. Sebaliknya, obat ini memperlambat pemecahan karbohidrat yang terdapat dalam makanan bertepung.
Alfa-glukosidase sendiri merupakan salah satu enzim yang memecah karbohidrat menjadi partikel gula lebih kecil—yang disebut glukosa—yang kemudian diserap oleh organ dan digunakan sebagai energi.
Saat penyerapan karbohidrat melambat, perubahan zat pati (tepung) dalam karbohidrat juga menjadi lebih lambat. Hal ini memungkinkan proses perubahan pati menjadi glukosa berjalan perlahan-lahan. Hasilnya, kadar gula darah menjadi lebih stabil.
Obat golongan ini akan memiliki efek terbaik jika diminum sebelum makan. Beberapa obat diabetes yang masuk ke dalam golongan inhibitor alfa-glukosidase adalah:
Acarbose
Miglitol
Konsumsi obat kencing manis ini tidak menyebabkan gula darah rendah atau berat badan bertambah.
Namun, penggunaan obat ini bisa membuat Anda sering membuang gas dan mengalami efek samping masalah pencernaan. Jika sering mengalaminya segera konsultasikan ke dokter untuk menyesuaikan dosis yang lebih aman.
9. Terapi insulin
Kadar gula darah penderita diabetes dapat dikendalikan dengan menerapkan pola hidup sehat dan minum obat secara teratur.
Namun bagi orang dengan diabetes tipe 1, terapi insulin merupakan cara andalan untuk mengendalikan penyakitnya karena pankreas mereka tidak lagi bisa memproduksi insulin. Itu sebabnya, terapi insulin lebih umum ditujukan untuk orang dengan diabetes tipe 1, ketimbang menggunakan obat diabetes melitus.
Meski begitu, orang dengan diabetes tipe 2 kadang juga memerlukan terapi ini. Mereka perlu terapi insulin karena sekalipun pankreasnya masih dapat menghasilkan hormon insulin, tubuh tidak bisa merespons insulin yang dihasilkan secara optimal.
Biasanya dokter meresepkan terapi insulin bagi pasien diabetes tipe 2 yang tidak berhasil mengendalikan gula darahnya lewat perubahan gaya hidup dan pengobatan oral.
Terdapat beberapa jenis insulin tambahan yang digunakan untuk pengobatan diabetes. Jenis insulin dibedakan berdasarkan kecepatan kerjanya yang meliputi:
Insulin kerja cepat (rapid-acting insulin)
Insulin reguler (short-acting insulin)
Insulin kerja sedang (intermediate acting insulin)
Insulin kerja lambat (long-acting insulin)
Kombinasi obat-obatan untuk diabetes melitus
aturan minum obat
Sebelum meresepkan obat diabetes melitus, dokter akan mempertimbangkan berbagai hal yang terkait dengan kondisi kesehatan diabetesi, seperti:
Usia
Riwayat kesehatan
Jenis diabetes yang dialami
Keparahan penyakit
Prosedur medis atau terapi di masa lalu
Efek samping atau toleransi terhadap jenis obat tertentu
Dalam pengobatan penyakit kencing manis, ada banyak obat yang memiliki fungsi dan cara kerja yang berbeda dalam mengendalikan gula darah. Oleh karena itu, dokter mungkin bisa meresepkan beberapa jenis obat diabetes sekaligus jika dirasa akan lebih ampuh.
Selain itu, kombinasi obat dapat menjaga uji A1C (tes kadar gula darah 3 bulan terakhir) Anda terkendali dalam waktu lama dibandingkan dengan terapi tunggal atau pengobatan dengan satu jenis obat saja.
Obat metformin, misalnya, sering kali dikombinasikan dengan obat golongan sulfonilurea atau terapi insulin. Obat golongan sulfonilurea juga bisa dikombinasikan dengan obat diabetes golongan glitazone.
Sebaiknya Anda tidak sembarangan menghentikan konsumsi obat atau meminum diluar dosis yang telah ditentukan, sekalipun ketika cek gula darah Anda di rumah menunjukkan hasil yang normal.
Konsultasikanlah dengan dokter mengenai rencana pengobatan diabetes melitus. Nantinya, dokter yang akan memutuskan apakah pengobatan Anda berhasil atau harus ada yang diubah.
Apakah diabetesi harus minum obat selamanya?
Anda biasanya tak perlu lagi mengonsumsi obat diabetes apabila hasil pemeriksaan diabetes telah menunjukan:
Hasil tes hemoglobin A1C kurang dari 7%
Hasil gula darah puasa di pagi hari kurang dari 130 mg/dL
Hasil gula darah postprandial atau dua jam setelah makan harus kurang dari 180 mg/dL
Akan tetapi, untuk lepas dari penggunaan obat diabetes Anda harus menerapkan pola hidup sehat, mengatur makanan, serta berolahraga khusus diabetes dengan rutin. Bila perlu, Anda sebaiknya berkonsultasi pada ahli gizi untuk membantu Anda membuatkan aturan menu diet diabetes yang tepat. (hellodokter/kompas.com)
