Sindiran Pedas Fahri Hamzah Pada Pemerintah Indonesia, Singgung Rizieq Shihab hingga Joe Biden
Kepulangan Imam besar Front Pembela Islam, Habib Rizieq Shihab menjadi perhatian publik. Bahkan Politisi Partai Gelora Fahri Hamzah turut komentar.
Sindiran Pedas Fahri Hamzah Pada Pemerintah Indonesia, Singgung Rizieq Shihab hingga Joe Biden
TRIBUNJAMBI.COM-Kepulangan Imam besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab menjadi perhatian publik. Bahkan Politisi Partai Gelora Fahri Hamzah turut berkomentar.
Diketahui, Habib Rizieq tiba di Bandara Soekarno Hatta pada Selasa (10/1/2020) pagi tadi.
Sebelumnya, sejumlah pihak menyesalkan adanya komentar-komentar 'tidak sedap' jelang kepulangan Habib Rizieq.
Di antaranya, komentar Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel, yang berkali-kali mengumumkan bahwa kepulangan HRS akibat over-stay dan terancam dideportasi.
Komentar sejumlah pejabat dalam negeri juga turut menjadi sorotan.
Termasuk dari pihak kepolisian yang menjelaskan tidak menutup kemungkinan akan kembali membuka dugaan kasus yang pernah menjerat HRS.
Baca juga: BREAKING NEWS Habib Rizieq Akhirnya Tiba ke Indonesia, Lalu Lintas ke Bandara Soetta Macet Total
Di sisi lain, petinggi FPI, Muwarman menyebut, ada upaya penjegalan terhadap kepulangan HRS ke Indonesia.
Dalam sebuah talkshow di televisi swasta, Muwarman menjelaskan, ada pihak yang membuat akun palsu yang mengatasnamakan Habib Rizieq dan mengajukan pembatalan tiket pesawat ke agency.
Hanya saja, upaya itu gagal lantaran pihak agency kembali mengkonfirmasi langsung kepada HRS.

Menanggapi hal itu, Fahri Hamzah heran, kenapa pemimpin bangsa tidak turut bersukacita atas kepulangan HRS ke Indonesia.
"Ada seorang tokoh, diakui atau tidak, ia disambut kedatangannya. Perpisahannya mengharukan dan pertemuannya dinantikan. Mengapa pemimpin negara tidak ikut pada perasaan sukacita bangsa? Apa yang menghalanginya mengucapkan selamat datang kembali ke tanah air? #WelcomeHomeHRS," tulis Fahri Hamzah dikutip Wartakotalive.com dari akun Twitternya, Selasa (10/11/2020).
Fahri mengingatkan, agar pemimpin bangsa sebaiknya bersikap dewasa menyikapi keadaan ini.
Ia menyarankan untuk dilakukan rekonsiliasi dan menghilangkan sikap dengki yang pernah ada.
"Pemimpin negara harus dewasa. Kita tidak akan bisa terus menerus mempertahankan sisa-sisa dengki padahal kita sedang mencari alasan untuk bersatu. Pemimpin Harus ada kerelaan untuk menelan malu akibat kecerobohan masa lalu. #WelcomeHomeHRS