Akan Pulang ke Tanah Air, Ketua Dewan Penasehat LBH Yusuf Paparkan Bakti Habib Rizieq Shihab

Apabila tidak halangan, rencananya Selasa (10/11/2020), Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS) pulang kembali ke Indonesia.

Editor: Rohmayana
Capture
Habib Rizieq Shihab menunjukkan dua surat soal pencekalan dirinya, Jumat (8/11/2019). 

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Apabila tidak ada aral melintang, rencananya Selasa (10/11/2020), Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS) pulang kembali ke Indonesia. 

Dirinya pun menepis tudingan sejumlah pihak yang menyebut HRS dapat mengancam keutuhan NKRI dan ideologi Pancasila.

Baca juga: Kabar Gembira, Ponsel Gaming Xiaomi Black Shark 3 di Indonesia Turun Harga

Baca juga: Spoiler Manga Boruto Chapter 52, Naruto Bakal Mati di Chapter Terbaru Ini? Mode 70 Persen Kyubi

Baca juga: Hasil Evaluasi Kasus Covid-19, Senin Besok Belajar Tatap Muka di Tanjab Timur Kembali Dilakukan

“Sebaliknya, bila dicermati, justru ucapan dan tindakannya sangat tepat untuk digunakan bagi usaha memperkuat moral dan ketahanan bangsa dan negara yang tercinta ini,” ujar Ari, mantan pengacara HRS dalam siaran tertulis pada Minggu (8/11/2020).

Menurut Ari, banyak sekali kiprah dan bakti HRS bersama para pengikutnya yang bermanfaat untuk bangsa dan negara tanpa pamrih. 

“Banyak pula bukti tentang kiprah HRS bersama organisasinya di lapangan, yang sangat konstruktif dan bermanfaat secara langsung bagi warga,” terang Ari. 

Ari mencatat sejumlah kontribusi positif yang dilakukan HRS untuk negara dan bangsa ini. 

Pertama, aksi penyelamatan korban tsunami Aceh pada tahun 2004 dan penggalangan kerjasama anggota masyarakat untuk membangun kembali Aceh pasca bencana. 

“Warga Aceh mencatat dengan baik fakta ini,” terang Ari.

Baca juga: Polres Batanghari Segel Tiga Lokasi Pengolahan Minyak Ilegal di Ness, Ini Identitas Tiga Pemiliknya

Kedua, HRS menjadi inisiator aktif di lapangan untuk menengahi para pihak yang bertikai dan mencari solusi dalam rangka upaya penyelesaian konflik horizontal di Poso pada tahun 1998-2001 dan konflik Ambon pada tahun 2002. 

Ketiga, lanjut Ari, HRS berperan aktif sebagai tokoh masyarakat yang membantu aparat keamanan dalam penegakan hukum terhadap pelaku Peristiwa Tanjung Priok, Kampung Melayu. 

“Dan langkah penertiban sosial di Jatinegara dan Kalijodo, seluruhnya di Jakarta,” ujarnya.

Keempat, HRS melakukan gerakan masif dalam rangka syiar agama untuk membangun toleransi di tengah keberagaman di Nusantara, dan menjadi bagian terpenting dalam aktivitas pendidikan nonformal yang diselenggarakan secara mandiri oleh organisasi nirlaba.  

Baca juga: Lowongan Kerja Baru Lulusan SMK di Berbagai Propinsi dari Sales, Mekanik, Sampai Anak Buah Kapal

Kelima, ketika masyarakat Jakarta menderita karena musibah banjir, HRS pula yang membantu pemerintah dalam menyediakan Posko Banjir bagi warga yang terkena musibah sejak 2014. 

“Tentu masih banyak kiprah konstruktif HRS lainnya, seperti memotori pertemuan lintas etnis dan agama sejak 2006. Beliau juga inisiator dialog antarumat untuk memperkokoh toleransi beragama, kerjasama antarumat, dan menjaga kebhinekaan di negeri ini,” urai Ari.

Menurut Ari, ketokohan HRS terbentuk karena berlatar seorang pendidik. Sebelum dikenal luas sebagai pemimpin ormas FPI, HRS antara lain adalah kepala Madrasah Aliyah Jamiatul Khair.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved