Masjid Magat Sari, Masjid Tertua di Kota Jambi, Dibangun Sejak Masa Perjuangan Sultan Thaha
Masjid Magat Sari merupakan salah satu masjid tua yang terletak di Kota Jambi. Pembangunan masjid itu sebagai bukti perkembangan Islam di Jambi
Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Nani Rachmaini
* Perkembangan Pembangunan Masjid
Dalam perkembangannya, masjid ini telah mengalami beberapa kali renovasi. Masjid Magat Sari direnovasi pada tahun 1923, 1937, 1950 dan 1970, yang mana saat itu masjid ini terbakar.
Waktu itu, Kota Jambi mendapat serangan Belanda. Masyarakat melakukan perlawanan dengan gigih bersama pejuang-pejuang yang berani.
Baca juga: 5 Artis Ini Karirnya Meroket Namun Mendadak Hilang Bak Ditelan Bumi, Bahkan Ada yang Sampai Bangkrut
Baca juga: Sinopsis Ikatan Cinta RCTI Episode 20, Tayang Malam Ini, Sabtu 7 Nov 2020 , Andien Tinggalkan Al?
Baca juga: Johnny Depp Berhenti Berperan Sebegai Grindelwald di Film Fantastic Beasts 3
Pada 1992, masjid ini diperlebar dari ukuran 30 x 30 meter menjadi 1.287 meter persegi luasnya.
Selain itu, masjid ini mulai dibangun secara permanen yang terdiri dari dua lantai.
Hingga kini, masjid Magat Sari masih berdiri kukuh tegak di tengah keramaian pasar.
Bukan hanya itu, masjid ini selalu ramai, menjadi tempat bersujud dan tempat beristirahat bagi orang yang lelah dengan hiruk-pikuk di luar sana.
Ketika bulan suci Ramadan dan Idul Fitri masjid biasanya semakin ramai dihadiri umat Islam dari berbagai kalangan. Masjid ini juga ramai dikunjungi pada perayaan Idul Adha atau hari besar Islam lainnya.
* Tradisi Nasi Minyak
Di Masjid Magat Sari, ada tradisi menarik yang berlangsung selama Ramadan.
Ketika Ramadan, masjid ini punya tradisi Timur Tengah yang terus dilestarikan hingga kini.
Selama sebulan penuh, pengurus masjid menggelar acara buka puasa bersama jemaah masjid.
Yang menjadi ciri Timur Tengah dalam buka puasa tersebut adalah nasi minyak. Hidangan itu disajikan dengan kuah kari daging kambing.
Nasi-nasi minyak itu disajikan di atas nampan, jumlahnya bisa sampai 200 nampan.
Satu nampan bisanya untuk berdua. Biasanya, nasi minyak ini akan dihidangkan saat malam Jumat.
Sebelum berbuka, pengurus masjid juga telah menyiapkan kurma dan air manis sebagai menu pembuka.
(Tribunjambi.com/ Mareza Sutan A J)