Joe Biden Menang Pilpres AS 2020, Apakah Indonesia Diuntungkan? Ini Penilaian Pengamat Ekonomi Indef
Saat ini Pilpres AS 2020 antara petahana Donald Trump dengan penantangnya, Joe Biden, memang tengah berlangsung sengit.
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Saat ini Pilpres AS 2020 antara petahana Donald Trump dengan penantangnya, Joe Biden, memang tengah berlangsung sengit.
Jika Joe Biden menang pada Pilpres AS 2020 ini maka akan menguntungkan Indonesia. Apa alasannya?
Dalam perhitungan sementara, suara untuk Joe Biden mengungguli Donald Trump..

"Jika Joe Biden yang terpilih dampaknya akan baik terhadap perekonomian di Indonesia," ucap Bhima Yudhistira, Ekonom dari Indef, dalam pernyataan visual kepada jurnalis Kompas TV Dany Saputra, Jumat (6/11/2020) malam.
Baca juga: Gisel Tak Tinggal Diam, Segera Lapor Polisi Ketika Namanya Kembali Tersandung Kasus Video Asusila
Baca juga: Tiga Hari Lagi Promo JSM Hypermart, Harga Menarik Daging, Ikan, Buah, Sabun Mandi, Susu, Popok
Baca juga: UMKM di Jambi Ini Mampu Memproduksi Produk Chemical yang Digemari, Banyak Dipakai Salon mobil
Bhima beralasan, Biden lebih mengedepankan hubungan ekonomi yang bersifat kompromis dibandingkan Trump yang terbukti akan meningkatkan eskalasi perdagangan dengan perang dagang dan kebijakan yang lebih proteksionis.
Selain itu, kata Bhima, situasi lain juga lebih menguntungkan dengan mendatangkan modal asing lewat investasi langsung khususnya dari sektor-sektor yang berbeda dari Trump.
Seperti, energi terbarukan, ekonomi digital, startup, infrastruktur, serta informasi dan teknologi.
"Karena, Biden banyak disokong oleh program-program yang berbasis sustainability, berwawasan lingkungan dan yang basisnya inovasi.
"Dibanding Donald Trump yang cenderung ekstraktif seperti migas dan pertambangan," jelas Bhima.
"Ini juga akan berhubungan dengan konflik di Laut China Selatan," lanjut Bhima.
Kalau konflik di Laut China Selatan bisa diredam, maka hubungannya akan lebih positif, khususnya dalam neraca perdagangan dan investasi jangka panjang.
"Maka itu, Biden yang akan lebih banyak membawa keuntungan ke Indonesia, jika dibanding Trump yang terpilih," tutupnya.
Hasil Pilpres AS, Joe Biden Langsung Dijaga Ketat Paspampres AS di Ambang Kemenangannya
Capres berusia 77 tahun dari Partai Demokrat itu juga diperkirakan akan mengumumkan kemenangannya Jumat siang waktu setempat, karena terus memperlebar selisih suara dengan Donald Trump di pemilu AS.
Joe Biden hampir dipastikan jadi Presiden Amerika Serikat dengan mengalahkan lawannya, petahana Donald Trump.
Di ambang kemenangannya itu, Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Amerika Serikat atau Secret Service pun langsung mengawal ketat Joe Biden.
Baca juga: 4 Fakta Video Syur Mirip Gisella Anastasia, Kenapa Nama Manajer Kekasih Wijin Mendadak Jadi Sorotan?

Menurut laporan Washington Post, Jumat (6/11//2020), Paspampres mengirim regu tambahan ke markas besar kampanye Biden di Wilmington, Delaware.
Capres berusia 77 tahun dari Partai Demokrat itu juga diperkirakan akan mengumumkan kemenangannya Jumat siang waktu setempat, karena terus memperlebar selisih suara dengan Donald Trump di pemilu AS.
Secret Service yang merupakan badan di bawah naungan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, bertanggung jawab untuk melindungi Gedung Putih dan pejabat senior pemerintah, pejabat tinggi yang berkunjung, dan lain-lainnya.
Mereka sebelumnya sudah mengerahkan beberapa personel untuk melindung Biden sekitar awal Juli, setelah dia menang dalam pemilihan pendahuluan (primary) Partai Demokrat.
Baca juga: Tato di Paha Gisel serta Kimono yang Dipakai Pacar Wijin Jadi Sorotan Usai Video Syur Miripnya Viral

Sebagai mantan wakil presiden Biden sebenarnya bisa meminta perlindungan Paspampres sebelum itu, tapi kabarnya dia tidak melakukannya.
Kemudian jika Biden menjadi presiden setelah menang pemilu Amerika, perlindungan Secret Service akan ditingkatkan ke level tertinggi.
Baca juga: DP Fresh, Produk Chemical Jambi Ini Mampu Bersaing dengan Produk Nasional, Mulai Banyak Digunakan

Apa yang akan dilakukan pertama kali?
Lalu, jika dipastikan memenangkan Pilpres AS, apa yang akan dilakukan Biden?
Lewat akun Twitter miliknya, Twitter/@JoeBiden, Kamis (5/11/2020), langkah pertama yang akan dilakukannya adalah kembali masuk ke Paris Climate Agreement.
Paris Climate Agreement sendiri merupakan sebuah persetujuan yang diikuti oleh beberapa negara dalam rangka mengawal isu perubahan iklim, terutama emisi karbon dioksida.
Baca juga: Jadi Guru Bahasa Mandarin di Dua Tempat di Usia Muda, Semangat karena Peminat Mandarin Meningkat

Dikutip dari bbc.com, Kamis (5/11/2020), seperti yang diketahui, Trump pada tahun 2017 lalu telah menyatakan keluar dari Paris Climate Agreement.
Keberadaan Amerika sendiri dinilai krusial dalam Paris Climate Agreement, sebagai satu di antara beberapa negara superpower terkait komitmennya menghadapi isu global seperti perubahan iklim.
Di sini Biden menyatakan akan memastikan bahwa Amerika kembali masuk menjadi anggota Paris Climate Agreement jika dirinya nanti terpilih sebagai presiden.
"Hari ini, pemerintahan Trump secara resmi keluar dari Paris Climate Agreement, Tepatnya setelah 77 hari nanti, pemerintahan Biden akan masuk kembali ke Paris Climate Agreement," tulis Biden.
Baca juga: MUI Berangkat ke Cina Pastikan Kehalalan Vaksin Covid-19, Wapres Tunggu Laporannya

Seperti yang diketahui, apabila Biden memenangkan 270 suara, maka dirinyalah yang terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat selanjutnya.
Berdasarkan jadwal Pilpres AS 2020, pengumuman pemenang akan diumumkan pada 6 Januar 2021 mendatang.
Setelah itu pada 20 Januari 2021, presiden dan wakil presiden terpilih akan dilantik.
Baca juga: MUI Berangkat ke Cina Pastikan Kehalalan Vaksin Covid-19, Wapres Tunggu Laporannya

Pecahkan rekor
Sementara itu, raihan suara Joe Biden juga memecahkan rekor perolehan suara mantan bosnya sendiri, yaitu Barack Obama.
Pada 2008, 12 tahun lalu, Obama mendapat 69.498.516 suara, yang merupakan angka tertinggi sepanjang sejarah pemilu AS.
Kini, di Pilpres 2020, Biden yang merupakan wakil presiden Obama selama 2 periode, sementara ini telah mendapat 70.470.207 (50,3 persen) suara dan masih akan terus bertambah.
Diberitakan CBS News pada Rabu (4/11/2020), Biden mengungguli Donald Trump yang baru mengumpulkan 67.280.936 suara (48,0 persen).
Persaingan menuju Gedung Putih di pilpres AS kian sengit, bergantung pada negara bagian mana saja yang dimenangkan masing-masing kandidat.
Dengan jutaan suara yang belum dihitung, ada kemungkinan kedua capres sama-sama memecahkan rekor suara Obama yang saat itu berhadapan dengan Senator John McCain.
Baca juga: Kubu Joe Biden Beri Sindiran ke Donald Trump yang Ngaku Ogah Akui Kemenangan Rivalnya: Pecundang

Bukan jaminan menang
Meski begitu, memenangkan suara populer (popular votes) bukan jaminan menang pilpres Amerika.
Pada 2016 contohnya, Hillary Clinton memang popular votes tapi kalah di electoral votes dengan Trump.
Sampai Kamis (5/11/2020), Biden telah meraup 264 electoral votes berbanding 214 milik Trump.
Namun Trump sempat melampaui ekspektasi pada Selasa (3/11/2020), dengan mengamankan beberapa negara bagian krusial seperti Ohio, Florida, dan Texas, yang awalnya diprediksi akan jatuh ke pelukan Demokrat. (Kompas TV/Hariyanto Kurniawan)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.tv dengan judul Jika Joe Biden Menang, Akan Menguntungkan Indonesia dan di Kompas.com dengan judul "Pilpres AS: Biden di Ambang Kemenangan, Pengamanan Paspampres Diperketat" Penulis : Aditya Jaya Iswara