Berita Muarojambi
Dispora Muarojambi yang Baru Berjanji akan Perbaiki Objek Wisata Candi Muara Jambi, Fasilitas Nambah
Setelah dilantik Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Muarojambi yang baru mereka akan memajukan obyek wisata
Penulis: Hasbi Sabirin | Editor: Nani Rachmaini
Adi Ismanto, pegiatan budaya di Jambi Tulo ada kisah lain yang berkembang mengenai keberadaan fosil tersebut.
Mengenai cerita keramat jantung, konon suami istri tidak memiliki anak.
Pasangan suami istri itu kemudian mebuat ayunan, merea kemudian meletakkan jantung pisang dalam buaian yang diayun dan berubah menjadi seorang anak.
Menurut Adi, dalam kepercayaan masyarakat Jambi Tulo hingga Desa Jambi Kecil ada tradisi mengayun anak yang baru pertama lahir di tepi sungai.
"Makanya nama lokas temuan itu dberi nama Keramat Jantung."
"Namun, kebiasaan itu sudah mulai ditinggalkan sejak masuknya Islam ke Jambi," kata Adi Ismanto.
Lokasi temuan tegakan empat fosil kayu itu juga berada tak jauh dari alur kanal kuno yang terhubung langsung ke kawasan Candi Muaro Jambi.

Di penghujung bulan Desember 2019 lalu warga juga menemukan susunan batu candi di seberang loksi temuan fosil tersebut yang jaraknya hanya sekitar satu kilometer.
Namun terlepas dari dongeng yang berkembang mengenai fosil kayu tersebut, perlu dilakukan penelitian kembai oleh pemerintah untuk mengungkap sejarah di masa lalu.
"Kami mendorong agar pihak terkait, termasuk BPCB Jambi untuk melakukan melakukan ekskavasi mengenai fosil tersebut," kata Adi Ismanto.
Hal itu perlu dilakukan untuk mengungkap sejarah yang ada. Mengingat, lokasi temuan fosil itu cukup banyak ditemukan oleh warga benda-benda bersejarah.
Seperti kanal kuno yang terhubung ke kawasan Candi Muarojambi, temuan kramik dan struktur batu candi.
"Warga berharap dilakukan penelitian, lokasinya juga tidak jauh dari Batang Rawang."
"Areal kanal yang paling luas dan pernah dilalui kapal," kata Adi Ismanto.
"Kalau memang tidak ditindak lanjuti BPCB, warga berencana melakukan eskavasi sendiri."