Berita Internasional

Akhirnya Presiden Macron Sadar Menyakiti Perasaan Umat Muslim, Namun Tetap Bersikeras Akan Hal Ini

Sadar telah melukai perasaan umat Muslim di dunia, Presiden Macron meluruskan terkait sikapnya yang dinilai mengundang reaksi negatif dari umat Islam

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Kolase/The Independent
Unjukrasa umat muslim di dunia yang tersinggung dengan pernyataan Emmanuel Macron 

TRIBUNJAMBI.COM - Nama Presiden Prancis, Emmanuel Macron sepekan kemarin jadi sorotan dunia karena pernyataannya yang membuat sakit hati perasaan umat Muslim di seluruh dunia.

Bahkan karena pernyataannya tersebut, sejumlah kepala negara banyak yang mengecam dirinya, termasuk Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi).

Sadar telah melukai perasaan umat Muslim di dunia, Presiden Macron meluruskan terkait sikapnya yang dinilai mengundang reaksi negatif dari umat Islam sedunia.

Dilansir TribunWow.com, Macron sebelumnya dianggap mendukung kebebasan berekspresi dan kebebasan pers di Prancis, meskipun dalam konteks menghina Nabi Muhammad.

Baca juga: Reaksi Emannuel Macron Tanggapi Aksi Protes Umat Muslim di Seluruh Dunia

Baca juga: MUI Minta Umat Muslim Boikot Produk Prancis Gegara Kelakuan Presiden Macron, Ini Daftar Merk Prancis

Baca juga: MUI Minta Umat Muslim Boikot Produk Prancis Gegara Kelakuan Presiden Macron, Ini Daftar Merk Prancis

Buntutnya, banyak terjadi gejolak sebagai bentuk protes atas sikap dari Macron tersebut.

Tindakan nyatanya ada seruan dari negara-negara dengan basis Islam di dunia untuk memboikot produk-produk Prancis.

Menghadapi situasi yang semakin memanas, termasuk juga menyusul adanya aksi teror yang terjadi di Nice, tepatnya di sebuah gereja, Kamis (29/10/2020), Emmanuel Macron akhirnya angkat bicara.

Warga Pakistan membakar bendera Prancis
Warga Pakistan membakar bendera Prancis (IST via tribunnews)

Melalui unggahan Twitter pribadinya, @EmmanuelMacron, Minggu (1/10/2020), dirinya mengatakan tidak bermaksud untuk mendukung penghinaan terhadap Nabi Muhammad dalam bentuk karikatur tersebut.

Selain itu, dirinya juga membantah disebut memusuhi Islam.

Menurutnya, kabar yang beredar belakangan ini terkait dirinya adalah ada kekurangpahaman.

Ia menegaskan bahwa apa yang dilakukan oleh pemerintahan Prancis hanyalah untuk memerangi terorisme yang mengatasnamakan Islam.

Dalam unggahannya tersebut, Emmanuel Macron menulisnya dengan menggunakan bahasa Arab.

"Saya melihat banyak kebohongan, dan saya ingin menjelaskan hal-hal berikut: Apa yang kami lakukan sekarang di Prancis adalah memerangi terorisme yang dilakukan atas nama Islam, bukan Islam itu sendiri.

Terorisme ini telah merenggut nyawa lebih dari 300 warga kita," tulis Emmanuel Macron menggunakan bahasa Arab.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengunjungi gereja di kota Nice, Prancis yang diserang pada Kamis (29/10/2020). Tiga orang tewas dalam peristiwa ini.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengunjungi gereja di kota Nice, Prancis yang diserang pada Kamis (29/10/2020). Tiga orang tewas dalam peristiwa ini. (Sumber: Associated Press)

Selain itu, Macron juga mengaku menyadari apa yang sedang dialami oleh Prancis.

Di antaranya yang paling terlihat nyata adalah adanya boikot produk dari negara berjuluk Kota Mode tersebut.

"Saya melihat banyak orang akhir-akhir ini mengatakan hal-hal yang tidak dapat diterima tentang Prancis, mendukung semua kebohongan yang dibicarakan tentang kami dan tentang apa yang saya katakan," ungkapnya.

Melalui unggahan Twitter pribadinya, @EmmanuelMacron, Minggu (1/10/2020), dirinya mengatakan tidak bermaksud untuk mendukung penghinaan terhadap Nabi Muhammad dalam bentuk karikatur tersebut.
Melalui unggahan Twitter pribadinya, @EmmanuelMacron, Minggu (1/10/2020), dirinya mengatakan tidak bermaksud untuk mendukung penghinaan terhadap Nabi Muhammad dalam bentuk karikatur tersebut. (Twitter/@EmmanuelMacron)

Macron: Saya Akan Tetap Membela Kebebasan Berpendapat

Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron kembali menuai sorotan dari umat Islam dunia.

Dilansir TribunWow.com, diketahui kasus berawal saat seorang guru sejarah SMA di Prancis, Samuel Paty, menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada murid-muridnya terkait diskusi kebebasan berpendapat.

Paty kemudian dipenggal oleh orang tidak dikenal akibat tindakannya tersebut pada 16 Oktober 2020 lalu.

Presiden Perancis Emmanuel Macron kecam pemenggalan kepala guru sejarah.
Presiden Perancis Emmanuel Macron kecam pemenggalan kepala guru sejarah. (Reuters/Aljazeera.com)

Menanggapi kasus tersebut, Macron menilai negara harus melindungi sikap sekularisme yang dijunjung Prancis, terutama terkait perlindungan kebebasan berpendapat pada masyarakat beragama dan non-beragama.

Pernyataan Macron lalu menuai sorotan dari berbagai negara mayoritas Islam di dunia, bahkan muncul seruan untuk memboikot produk Prancis.

Menanggapi hal itu, Macron mengaku dirinya memaklumi munculnya kemarahan umat Islam dunia.

"Saya memahami sentimen yang diekspresikan dan saya menghormatinya," kata Emmanuel Macron, dikutip dari Aljazeera.com, Sabtu (31/10/2020).

"Namun harus dipahami peran saya sekarang, yakni untuk memastikan dua hal: menyerukan perdamaian dan melindungi hak-hak ini," lanjutnya.

"Saya akan selalu membela negara saya terkait isu kebebasan berbicara, menulis, berpikir, dan menggambar," tambah presiden 42 tahun ini.

Macron juga menyinggung sikap para pemimpin dunia, terutama dari negara mayoritas Islam.

Ia menilai ada kesalahpahaman, yakni masyarakat cenderung digiring untuk memercayai bahwa karikatur Nabi Muhammad yang menjadi kontroversi itu adalah buatan Prancis.

Diketahui sebelumnya Macron juga sempat memberi pernyataan yang menuai kontroversi dan kegeraman dari masyarakat Islam, yakni keinginan untuk "mereformasi" Islam agar sesuai dengan nilai-nilai republikan di Prancis.

Sementara itu, pernyataan kontroversial Macron yang baru-baru ini muncul adalah untuk menanggapi sejumlah serangan yang mengejutkan masyarakat Prancis.

Baca juga: Satgas Covid-19 Batanghari akan Ada di Tiap Kecamatan, Ini Tugasnya

Baca juga: Anies Baswedan Akhirnya Naikan UMP DKI Jakarta Tahun 2021 Sebesar Rp 4,4 juta

Baca juga: Obat Kuat dari Bahan Makanan Sehari-hari - Daging, Salmon, Kerang, Bawang Putih hingga Apel

Seorang pria Tunisia menikam tiga orang yang tengah berada di sebuah gereja di Nice, Prancis.

Pada hari yang sama, seorang pria asal Arab Saudi terluka akibat ditikam petugas keamanan di Konsulat Prancis di Jeddah, Arab Saudi.

Insiden terakhir yang memicu pernyataan Macron adalah seorang pendeta Orthodox-Yunani ditembak di Lyon oleh pria tidak dikenal yang tidak diketahui motifnya. (TribunWow/Elfan/Brigitta)

Artkel Ini Telah Tayang di TribunWow.com

NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved