Tren Investasi Properti Berlanjut hingga Akhir Tahun 2020, Ini Harga yang Dibidik Pengembang
REI menilai tren investasi properti berlanjut hingga akhir tahun 2020. Harga yang dibidik pengembang mengarah ke harga properti maksimal 1,5 miliar.
Namun apakah sektor properti ini akan terus-menerus tiarap dengan wabah yang masih belum ada tanda-tanda mereda di Indonesia. Kenyataannya diyakini tidak demikian.
Ketua Umum Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Totok Lusida mengatakan anggotanya dengan berbagai inovasi di bidang teknologi digital terus berupaya bangkit.
Terbukti beberapa sektor properti terutama yang bergerak di sub sektor hunian mulai melakukan serah terima unit kepada konsumen.
Bahkan beberapa pengembang besar di koridor timur dan barat Jakarta beramai-ramai
merampungkan proyeknya.
Inovasi ini tidak hanya di bidang pemasaran yang memanfaatkan layanan digital agar pembeli dan penjual tidak perlu bertemu langsung.
Namun juga memberikan keringanan dan fasilitas dalam hal bertransaksi melalui kerja sama dengan perbankan.
Bertemu secara fisik memang tidak bisa dihindari seperti konsumen melakukan kunjungan ke proyek untuk melihat langsung lokasi. Namun untuk hal-hal lain dapat dilaksanakan melalui dunia digital.
Baca juga: Sidang Kasus Narkoba Vanessa Angel, 2 Saksi Fakta Tidak Hadir, Pengacara : Ini Sangat Merugikan
Inovasi
Soal inovasi ini memang beragam caranya. Yang jelas dari konsumen berupaya mendapatkan properti dengan harga sesuai penghasilannya, sedangkan dari pengembang berharap unit yang dipasarkan dapat segera terjual sehingga dana bisa diputar untuk bisnis berikutnya.
Salah satu terobosan dilakukan perusahaan rintisan Unicorn Asset Technology yang berupaya agar dalam membeli properti bukanlah sesuatu yang memberatkan bahkan bisa didiskon sampai 70 persen dari harga sebenarnya.
Co-Founder & Chief Strategi Officer Unicorn Asset Technology Indra Setiawan mengatakan, salah satu upaya mendapatkan properti dengan harga yang ringan dengan mengombinasikan dengan sektor-sektor yang dapat memberikan pendapatan maksimal.
Di tengah pandemi sekarang membeli rumah bisa memanfaatkan perdagangan valas (forex) meski diakui ada risiko namun apabila dipelajari dengan benar risiko itu dapat diminimalkan.
Perdagangan valas itu tidak perlu hadir di kantor bisa di jalankan dari rumah hasilnya juga lumayan sebagian bisa disisihkan untuk membeli rumah.
Tujuannya setelah pandemi berakhir harga rumah akan naik di saat itu kita bisa meraih untung.
Memang tidak mudah untuk berdagang valas. Untuk itu pihaknya saat ini masih memberikan prioritas kepada anggota.