Pjs Gubernur Jambi Sebut lndonesia Menuju Negara Maju Tahun 2045, Ingatkan Pelajar SMA, SMK & MAN
Pjs Gubernur Jambi ingatkan dan ajak pelajar Jambi mulai mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan di masa depan.
Penulis: Vira Ramadhani | Editor: Nani Rachmaini
Targetkan Pelajar Untuk Tingkatkan Angka Inklusi Keuangan Jambi
Otoritas Jasa Keuangan Jambi (OJK) dalam bulan Inklusi Keuangan, pada hari ini adakan acara “Gubernur Mengajar” dalam kegiatan Gerakan Jambi KEJAR.
Acara ini dilakukan live streaming melalui media sosial Tribun Jambi.
Kegiatan mengajar bersama gubernur Jambi ini pembicaranya Pjs Gubernur Jambi, Kepala Otoritas Jasa Keuangan, serta pegadaian.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Kanwil Provinsi Jambi, Direktur Bank Jambi, Deputi Bisnis Pegadaian Jambi, Industri-industri Jasa Keuangan Jambi, Kepala sekolah, Guru serta Siswa SMA, SMK dan MAN seluruh Jambi.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan Jambi, Endang Nuryadin mengatakan, kegiatan Gubernur Mengajar ini merupakan salah satu kegiatan puncak bulan inklusi keuangan.
Untuk saat ini angka literasi keuangan yaitu 35%. Jadi untuk 100 orang hanya 35 orang yang mengerti tentang keuangan formal. Sementara angka nasional sebesar 38%.
Dan untuk inklusi keuangan yaitu orang yang mempunyai produk formal di industri jasa keuangan, seperti tabungan, asuransi, atau saham.
Dan angka inklusi di Provinsi Jambi sebesar 64 persen.
Sementara angka inklusi nasional sebesar 76 persen.
“Provinsi Jambi masih di bawah angka nasional baik untuk literasi dan inklusi keuangan."
"Hal ini membuat kita semangat untuk meningkatkan pada tahun ke depannya,” ujarnya, Senin (26/10/2020).
Pjs Gubernur Jambi, Restuardy Daud mengatakan untuk meningkatkan angka Literasi dan Inklusi Keuangan Provinsi Jambi yang masih di bawah angka Nasional dengan cara mengedukasi dan mensosialisasikan ke pelajar dan masyarakat secara virtual karena memang sekarang masa pandemi.
“Sudah tepat menargetkan masyarakat terutama pelajar untuk menabung secara formal,” ucapnya
Restuardy mengatakan untuk mendorong angka inklusi keuangan lebih tinggi harus melakukan edukasi lebih gencar, infrastruktur edukasi, memanfaatkan tekonologi digital, melibatkan unsur atau pihak yang melatarbelakangi keagamaan.