Mitos Nutrisi Paling Sering Beredar di Media Sosial, Ini Fakta-faktanya Berdasarkan Penelitian
Biasanya media sosial kerap menjadi rujukan informasi. Padahal, informasi itu terkadang keliru termasuk informasi soal nutrisi dan kesehatan.
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Biasanya media sosial kerap menjadi rujukan informasi.
Padahal, informasi itu terkadang keliru termasuk informasi soal nutrisi dan kesehatan.
Hal tersebut terungkap dalam Herbalife Nutrition Asia Pacific Nutrition Myths Survey 2020.
Survei tersebut menyebutkan, media sosial merupakan kanal informasi paling sering digunakan untuk mencari informasi seputar nutrisi di kalangan konsumen Asia Pasifik.
Baca juga: CE Sampaikan Sosialisasi, Fachrori Diskusi, Al Haris Niatkan Tiga Hal
Baca juga: Kemarin Paha Mulus, Rahayu Saraswati Diserang dengan Foto Pamer Pusar, Tsamara Amany Geram
Baca juga: Sosok Venti Figianti Istri Ketiga Kiwil, Tidak Kalah Cantik dari Meggy Wulandari, Ini Penampakannya
Namun, prevalensi kesalahan informasi dan mitos terkait nutrisi menjadi penghalang utama yang mencegah konsumen memperoleh pengetahuan nutrisi akurat.
Senior Director & Country General Manager Herbalife Nutrition Indonesia, Andam Dewi mengatakan, survei bertajuk 'Herbalife Nutrition Asia Pacific Nutrition Myths Survey 2020' ini melibatkan 5.500 responden.
Responden berasal dari Australia, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand dan Vietnam.
Baca juga: Lowongan Kerja di Bursa Efek Indonesia, Tersedia 11 Posisi
Survei menunjukkan, 7 dari 10 konsumen di Asia Pasifik sangat sadar pentingnya pengetahuan tentang nutrisi.
"Hal ini cukup menggembirakan karena ini berarti semakin banyak masyarakat Asia Pasifik yang aware atau sadar akan pentingnya nutrisi bagi kesehatan tubuh," kata Andam Dewi saat Nutrition Talk terkait hasil survei 'Herbalife Nutrition Asia Pasific'.
Namun, hanya 4 dari 10 konsumen di Asia Pasifik yang merasa yakin dengan kebenaran informasi nutrisi yang mereka dapatkan dari berbagai kanal informasi.
Hasil survei juga menyatakan bahwa kurang dari seperempat (23 persen) responden menjawab setengah atau lebih pertanyaan dengan benar.
Selain itu, hanya empat dari 10 (38 persen) konsumen yang menyatakan keyakinan kuat terhadap pengetahuan seputar nutrisi yang mereka miliki.
Hal ini menunjukkan masih rendahnya tingkat pemahaman nutrisi secara keseluruhan di antara konsumen di Asia Pasifik.
Baca juga: Pempek Crispi Waroeng The Hock Dikirim dari Palembang, Langsung Bikin Nagih
Berdasarkan kanal informasi yang digunakan konsumen di Asia Pasifik, survei mengungkapkan bahwa media sosial menjadi rujukan utama dalam memperoleh informasi terkait nutrisi.
Sebanyak 68% mengatakan bahwa mereka menggunakan media sosial, 64 persen memilih teman dan keluarga sebagai rujukan informasi.