Hati-hati, Begal Pesepeda masih Berkeliaran di Jakarta, Berikut Tips Aman Bersepeda
Seorang pesepeda kembali menjadi korban begal di Bundaran Hotel Indonesia (HI). Meski sudah ditangkap polisi, begal pesepeda lainnya masih gentayangan
TRIBUNJAMBI.COM, MENTENG - Seorang pesepeda kembali menjadi korban begal di Bundaran Hotel Indonesia (HI).
Meski sudah ditangkap polisi, begal pesepeda lainnya masih gentayangan di sekitar Menteng, Jakarta Pusat.
Kepala Unit (Kanit) Reskrim Polsek Metro Menteng, Komisaris Polisi (Kompol) Ghozali Luhulima membenarkan informasi tersebut. Saat ini kata Ghozali pihaknya tengah memburu pelaku.
Ghozali menuturkan bahwa korban berinisial TL alami luka-luka akibat insiden tersebut.
Baca juga: Viral Video Naruto Mati Semua Nangis, sudah Nonton Manga Boruto Chapter 51 Belum
Baca juga: Imbas Corona, Bisnis Advertising dan Digital Printing Jambi Sepi Pemesan
Baca juga: Digosipkan Jalani Hubungan Terlarang Hingga Kumpul Kebo, Ini Profil Tora Sudiro dan Mieke Amalia
Saat itu kata Ghozali, TL terpisah dari rombongan komunitas sepedanya.
Kemudian ada dua orang yang mengendarai sepeda motor menarik handphone korban dan langsung tancap gas.
Keduanya sempat tarik menarik handphone tersebut.
Sampai akhirnya handphone dapat dikuasi korban.
"Namun demikian karena insiden itu korban terluka di bagian kaki," jelas Ghozali.
Diberitakan sebelumnya Polsek Metro Menteng ringkus jambret spesialis pengendara sepeda.
Tersangka berinisial BG itu sudah tujuh kali menjambret pengendara sepeda.
Polres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto mengatakan bahwa Unit Reskrim Polsek Metro Menteng menangkap BG Sabtu (17/10/2020).
Saat itu BG terpergok warga ketika menjambret handphone pengendara sepeda di Jalan Hos Tjokroaminoto Ujung, Menteng, Jakarta Pusat.
Heru menjelaskan, awalnya, korban bernama Miriam Elga Gina tengah bersepeda dengan komunitas sepeda menuju Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan.
Saat melintas di Jalan HOS Tjokroaminoto, Miriam berhenti sesaat untuk mengecek handphone.
Ketika itu tersangka BG (21) bersama rekannya A (DPO) yang menggunakan motor Satria FU warna hitam mendekat ke Miriam.
Saat jarak sudah dekat, tersangka BG menarik paksa handphone Iphone 11 Pro senilai Rp22 juta yang dipegang Miriam.
Baca juga: Cuaca Bulan Oktober Masih Bersahabat, Para Nelayan di Tanjabtim Masih Bisa Melaut
"Keduanya sempat tarik-tarikan handphone. Namun saat itu handphone sempat dikuasi korban," ujar Heru dalam konferensi pers di Polsubsektor Thamrin Senin (19/10/2020).
Gagal mendapatkan handphone korban, kedua tersangka melarikan diri.
Namun, pelarian diri kedua tersangka sempat digagalkan oleh warga yang melihat kejadian tersebut.
Tersangka BG berhasil ditarik oleh warga sehingga terjatuh dari motor.
Sementara tersangka A meloloskan diri menggunakan motornya.
"Pelaku A saat ini sedang dalam masih pencarian," jelas Heru.
Saat diintrograsi, BG mengaku sudah tujuh kali menjambret. Sasaran utamanya ialah pengendara sepeda yang melintas di kawasan Menteng, Thamrin, Kuningan, hingga Jakarta Timur.
Baca juga: Android Ungguli Apple, Baterai iPhone 12 Terkuras 20 Persen Lebih Cepat di Jaringan 5G Dibanding 4G
Begal Pesepeda di Senayan
Aksi begal yang mengincar pesepeda di Jakarta makin ganas, tak segan beraksi di jalan protokol dan dekat kantor polisi pada siang hari.
Kejadian yang menimpa Roland Kristiawan dan Tino Latuheru jadi contoh betapa nekatnya para begal yang mengincar pesepeda yang tengah mengayuh kereta angin di jalanan Jakarta.
Roland Kristiawan (50), seorang pekerja di Jakarta menjadi korban begal persis di depan Lapangan Tembak Senayan, Minggu (18/10/2020) sekitar pukul 10.00 WIB.
Saat itu Roland tengah bersepeda bersama dua anaknya.
Mereka berjalan santai dari Jalan Asia Afrika mengarah ke Palmerah dengan kecepatan sekitar 15 km/jam.
Sampai di depan Lapangan Tembak, Roland yang membawa tas pinggang kaget.
Seseorang yang berboncengan sepeda motor dari arah belakang menghampirinya dan langsung membuka buckle tas pinggang Roland dan langsung tancap gas.
"Kejadiannya cepat sekali, tahu-tahu tas berisi HP sudah pindah tangan dan mereka kabur cepat ke arah Palmerah," tutur Roland.
Baca juga: Berani Muncul ke Publik, Istri Pertama Nurdin Rudythia Polisikan Adik Pedangdut Nita Thalia
Menurutnya, pelaku berboncengan sepeda motor matik dengan nomor polisi yang tak terlihat.
Seorang diantaranya berjaket abu-abu dan bercelana jeans.
Roland lalu langsung mendatangi pos polisi di belakang gedung DPR/MPR untuk melapor.
Namun oleh polisi yang bertugas ia diarahkan melapor ke Polsek Tanah Abang di kawasan Pejompongan.
"Karena hari sudah siang dan ada keperluan, nggak bisa kalau harus ke Polsek Tanah Abang, akhirnya ya sudah saya pulang saja," tuturnya.
Baca juga: Kabar Pernikahan dengan Nathalie Holscher Makin Santer, Sule: Lihat Perkembangannya Aja
Tips Aman dari Begal Pesepeda
Aksi penjambretan terhadap pesepeda di Jakarta semakin marak. Selama Oktober 2020 saja, tercatat lima pesepeda jadi korban begal.
Jumlah tersebut hanya kasus yang viral dan sebagian bisa diungkap oleh polisi.
Saat beraksi, para pelaku menggunakan senjata tajam seperti pisau untuk mengancam korban.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto menjelaskan, umumnya pelaku mengincar korban dengan cara mengikutinya.
Pelaku kemudian mengambil paksa barang berharga yang dibawa korban ketika ada kesempatan.
Chriswanto, pesepeda dari Komunitas Brompton Owners Group Kelapa Gading & Sekitarnya, mengatakan, dahulu tindak kriminalitas terhadap pesepeda hanya terjadi di jalanan yang sepi.
Namun, kini para pelaku semakin berani untuk beraksi di jalan-jalan protokol. Bahkan mayoritas terjadi pada pagi hari saat pesepeda sedang berangkat kerja atau berolahraga.
Untuk itu, Chriswanto membagikan sejumlah tips aman bagi pesepeda.
Pertama, para pesepeda diimbau agar tidak meletakkan benda berharga di tempat yang mudah dijangkau oleh penjambret, seperti di area stang atau kantong belakang jersey.
Pelaku mudah merampas barang korban kemudian kabur.
"Kami mengimbau pesepeda agar tidak meletakkan benda berharga di tempat yang mudah dijangkau penjambret seperti di area stang atau kantong belakang jersey pesepeda," tutur Chriswanto kepada Kompas.com, Kamis (22/10/2020).
Baca juga: Giliran Nita Thalia Bongkar Aib Nurdin Rudythia Ternyata Selama 15 Tahun Honornya Dipotong 40 Persen
Kedua, jika pesepeda terpaksa bersepeda sendirian, maka hindari jalanan yang sepi dan gelap.
Para pesepeda juga diminta tidak menunjukkan gawai maupun benda berharga lainnya.
Apabila sedang bersepeda bersama, pastikan jarak antara satu pesepeda dengan lain berdekatan.
Pasalnya, pelaku biasanya mengincar pesepeda yang lepas dari pleton atau mereka yang bersepeda sendirian.
Chriswanto menekankan agar pesepeda mengenakan helm demi keamanan.
"Helm dalam bersepeda adalah mutlak, bila terjadi perampasan, seringkali pesepeda akan terjatuh dan rawan terjadi benturan di kepala," ucap dia.
Sementara itu, Ketua Komunitas Bike to Work Indonesia, Poetoet Soedarjanto mengatakan, pilihan waktu saat bersepeda juga penting diperhatikan.
Apabila pesepeda biasa bersepeda harian seperti bekerja, disarankan mencari teman gowes yang searah.
Namun jika bersepeda sebagai olahraga atau berekreasi, pesepeda bisa memilih jalan yang aman serta waktu yang tepat.
Para pesepeda diingatkan untuk selalu waspada dengan keadaan sekitar.
"Saya menyarankan memilih jalan yang aman serta waktu yang tepat. Butuh banyak informasi terkait hal tersebut, maka kewaspadaan terhadap kondisi lingkungan menjadi sangat penting," tutur Poetoet. (Rosiana Haryanti)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Marak Pesepeda Jadi Korban Jambret, Berikut Tips Aman Bersepeda"