Berita Tanjab Barat
Cerita Nurbaya Penjahit Masker di Tanjabbar Ikut Lomba Hingga Terus Terima Orderan Jahit Masker
Meski diawal hanya ingin berpartisipasi, namun siapa sangka. Itulah menjadi permulaan dirinya untuk mendapatkan rezeki yang tidak terduga.
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, KUALATUNGKAL - 100 orderan masker yang pertama kali didapat oleh Nurbaya menjadi penyemangat dirinya untuk terus produktif menjadi seorang penjahit masker di Tanjabbar.
Orderan tersebut tidak serta merta Ia terima, melainkan dari perjuangan yang Ia lakukan.
Meski diawal hanya ingin berpartisipasi, namun siapa sangka. Itulah menjadi permulaan dirinya untuk mendapatkan rezeki yang tidak terduga.
Ia mengikuti lomba menjahit masker menyambut 17 Agustus yang diadakan oleh Polres Tanjabbar.
Baca juga: Cuaca Bulan Oktober Masih Bersahabat, Para Nelayan di Tanjabtim Masih Bisa Melaut
Baca juga: Apa Itu Kumpul Kebo, Mengapa Artis dan Orang-orang Bisa Keenakan Begini
Baca juga: Android Ungguli Apple, Baterai iPhone 12 Terkuras 20 Persen Lebih Cepat di Jaringan 5G Dibanding 4G
Lima buah masker kreasi dengan tema kemerdekaan Ia serahkan kepada panitia di Polres Tanjabbar sebagai syarat untuk mengikuti lomba.
Saingan Nurbaya cukup banyak, setidaknya ada sekitar 50 penjahat yang ikut terlibat dalam lomba tersebut.
"Awalnya iseng cuma mau partisipasi, karena kita juga sebagai penjahit kemudian ada lomba jahit masker ya coba-coba kirim, waktu itu syaratnya lima masker kreasi. Jadi kita kirim lima buah, dan yang ikut itu ada sekitar 50 orang,"cerita Nurbaya ketika disambangi Tribunjambi.com dirumahnya, Kamis (22/10?2020).
Berharap menang memang ada, namun baginya sebagai partisipasi untuk menyumbang masker bagi masyarakat sudah menjadi kepuasan tersendiri.
Namun, dari proses seleksi ada 15 orang yang diminta untuk menjahit secara langsung di Mapolres Tanjabbar dan satu diantaranya adalah Nurbaya.
"15 besar itu kita di kantor polres buat satu masker dengan waktu 10 menit. Jadi seleksi lagi itu lima besar, dan alhamdulilah saya masuk lima besar. Kemudian seleksi untuk ambil pemenang 1,2 dan 3. Itu di suruh buat masker lima buah dalam waktu 20 menit,"ungkapnya
Nurbaya tidak menyanggupi ketentuan tersebut, namun Ia berhasil menyelesaikan satu buah masker dan mendapat juara dua. 
Uang sebesar Rp1,5 juta dan satu kompor gas menjadi hadiah dari perjuangannya untuk ikut lomba tersebut.
Uang itu juga yang menjadi modal tambahan untuk Nurbaya terus menjahit hingga saat ini.
"Alhamdulilah memang tidak nyangka sampai menang juara 2. Uang nya buat tambah modal lagi, beli kain sama bahan-bahan jahit, sebagian untuk makan sehari-sehari,"tutur Nurbaya
Tidak sampai di situ, setelah perlombaan pihah Polres Tanjabbar membuat grup khsusus UMKM Penjahit yang ikut dalam lomba. 
Hasilnya setelah itu, UMKM penjahit terus mendapatkan orderan pembuatan masker yang kemudian disalurkan secara gratis.
"Jadi dari Pak Kapolres ada buat grup WA UKM yang ikut lomba. Alhamdulilah habis lomba itu kita semua kebagian orderan untuk membuat masker,"ungkapnya.
