Berita Kota Jambi
Puluhan Keluarga di Kota Jambi Tak Berjamban, Jambi Bebas ODF DiLuncurkan Wakil Walikota
Jumlah tersebut ingin dihilangkan dimulai dari launcing-nya Open Defecation Free (ODF) atau bebas buang air besar sembarangan diadakan
Penulis: Rara Khushshoh Azzahro | Editor: Nani Rachmaini
"Mereka (Kader Jumantik) adalah relawan, dengan gaji yang nominalnya tidak bisa dibilang sebagai gaji," kata Gufrinaldi, Kepala Puskesmas Simpang Kawat, Senin (19/10/2020).
Saat ini gaji mereka di bawah angka Rp 100 ribu per bulannya. Gufrinaldi pernah mengusulkan untuk penambahan upah Kader Jumantik saat ada suatu forum bersama DPRD Kota Jambi, namun hingga saat ini belum ada tindak lanjutnya.
"Cara kami berterima kasih ya kadang kami dahulukan pelayanan untuk mereka saat ke puskesmas."
"Karena mau gimana lagi, selama ini mereka yang membantu kami menjaga agar DBD tidak mewabah setiap rumah warga melalui pencegahan kembang biak jentik," ujarnya.
20 kader Jumantik yang membantu Puskesmas Simpang Kawat. Satu kelurahan memiliki sekira 40 RT yang dikontrol oleh 5 orang Kader Jumantik.
Mereka bekerja mengontrol serta mendata penampungan air di setiap rumah warga.
Jika ada ada yang terisi jentik nyamuk, maka akan diberikan bubuk Abate. Yaitu obat pembasmi larva (larvisida) nyamuk penyebab DBD.
"Adanya DBD disebabkan oleh nyamuk yang asalnya itu ya dari jentik nyamuk."
"Nah tugas Kader Jumantik justru sangat berpengaruh terhadap kesehatan kita," Muryati Koordinator DBD, Puskesmas Simpang Kawat menyampaikan.
"Kita ada program satu rumah satu jumantik (1R1J) yang membagikan kartu pemantuan jentik nyamuk di setiap rumah."
"Tetapi jika lihat kondisi sekarang, kita tidak bisa langsung ke seluruh kelurahan. Kader kita terbatas," jelasnya.
Puskesmas Simpang Kawat mencoba untuk memberi perhatian kepada Kader Jumantik.
"Kegiatan kami yang dilakukan Kader Jumantik tetap jalan."
"Jadi kita tidak ada yang bisa kami lakukan selain berterima kasih," pungkas Gufrinaldi.
(tribunjambi/rara)