Pengunjung Kota Tua Masih Sepi, Wisatawan Masih Kerap Buka Masker saat Swafoto
Suasana Kota Tua yang kembali dibuka saat pelonggaran PSBB dapat terlihat Minggu (18/10/2020) sore.
Jam operasional kawasan wisata Kota Tua juga sedikit berubah.

Baca juga: Jawaban Mengejutkan Nia Ramadhani, Jawab Pertanyaan Putrinya Soal Ciuman Dengan Pria Lain!
“Wisata Kota Tua buka setiap hari selasa sampai minggu saja. Mulai dari jam 9 Pagi sampai jam 3 sore. Yang boleh dikunjungi hanya museum dan café saja, tidak boleh ke area taman,” tutur petugas keamanan setempat.
Petugas keamanan tersebar di berbagai titik area wisata.
Protokol kesehatan sangat diperhatikan di kawasan Wisata Kota Tua Jakarta. Alat cuci tangan tersebar di berbagai tempat.
Selain itu jika pengunjung ingin masuk ke area café, juga harus melakukan cek suhu terlebih dahulu.
Penggunaan masker juga diperhatikan, jika ada yang melanggar maka petugas dengan sigap memberi sanksi seperti menyapu jalan.
Sore itu banyak pengunjung kawasan Wisata Kota Tua yang memadati pintu masuk.
Mereka hanya berdiri diam tidak bisa masuk kedalam, kecuali jika café menjadi tujuannya.
Dimas, salah satu pengunjung Kota Tua Jakarta hanya berdiri saja di depan pintu masuk kawasan kota Tua Jakarta.
Baca juga: Ada Wanita Mabuk Jatuh Turun Tangga, Istri Pemilik Kafe di Bungo Mengamuk saat Razia Jam Malam
Pria berusia 21 tahun itu sedikit kebingungan, karena tidak bisa masuk ke dalam.
Pria asal Cikarang ini, berniat untuk memenuhi keinginan pasangannya berwisata ke Kota Tua.
Namun harapannya luruh ketika beberapa area ditutup oleh petugas.
“Ya karena tidak bisa masuk, habis ini pulang saja,” tuturnya.
Berwisata di tengah pandemi tidak menjadi masalah bagi dimas.
Menurutnya virus Corona ini belum jelas keberadaannya, bahkan ia tidak memercayai adanya virus tersebut.
Meskipun begitu Dimas tetap mengenakan alat pelindung diri, seperti masker.
“Saya tetap pakai masker, untuk mengikuti protokol yang sudah ada,” jelasnya.
Tidak hanya pintu masuk saja yang dipadati pengunjung, namun sepanjang jalan menuju Kali Besar juga dipadati pengunjung yang tidak bisa masuk ke dalam.
Farel dan Dani, dua pria asal Garut ini sedang berdiri di sepanjang trotoar menuju Kali Besar.
Kedua pria berusia 19 tahun ini berniat untuk menghabiskan Sabtu sorenya di Kota Tua Jakarta.
“Tempat bermainnya jadi berkurang karena ada yang ditutup, saya kan inginnya main ke dalam. Tapi mau gimana lagi ikuti saja aturannya,” ujar Farel.
Baca juga: Kabar Baik Jelang Timnas Indonesia U19 vs Bosnia, Bagus Kahfi dan Witan Sulaeman Siap Dimainkan
Tidak hanya Farel, temannya, Dani juga merasa kecewa karena tidak jadi masuk ke dalam.
Pasalnya ini kali pertama mereka mendatangi Wisata kota Tua Jakarta. Namun ekspektasinya berbuah pahit.
Farel dan Dani mengaku sedikit khawatir bepergian di tengah pandemi, namun rasa khawatirnya terkalahkan dengan rasa bosan harus tinggal di rumah selama berbulan-bulan.
“Sebenarnya khawatir sih, tapi ya untuk ngusir rasa penat dan bosan juga, asal tetap mematuhi protokol kesehatan yang ada saja,” terang Farel.
Keduanya berharap, ke depannya masyarakat Indonesia bisa mematuhi dan disiplin mengikuti aturan kesehatan yang telah ditetapkan, semoga semua diberikan kesehatan.
Meskipun taman dan alun-alun Fatahilah tidak bisa dikunjungi, beberapa pengunjung berpindah ke kawasan Kali Besar.
Di sanalah banyak terdapat pedagang kaki lima dan pegiat seni yang berharap mendapatkan pundi-pundi uang di tengah sulitnya keadaan.
Baca juga: Sesumbar Aurel Hermansyah Sebut Atta Halilintar Tak Punya Mantan Pacar, Jangan Ngaku-ngaku!
Asal Bekasi
Muhammad Al-Hasyr, pria berusia 22 tahun asal Bekasi ini juga turut hadir di kawasan Kali Besar untuk memperoleh penghasilan dengan tampil menjadi manusia patung.
Menjadi manusia patung sudah ia lakoni sejak 5 tahun silam.
Badan dan bajunya di cat berwarna emas.
Ia berperan sebagai pedagang buah.
Properti yang dibawanya adalah keranjang pikul berisi buah-buahan yang terbuat dari plastik yang juga di cat berwarna emas.
Al-Hasyr tergabung dalam kelompok seperti sanggar untuk berlatih menjadi manusia patung.
Awal mulanya ia berkecimpung dengan profesi ini karena ajakan temannya.
Al-Hasyr tidak memiliki profesi lain, sehari-hari ia membantu ibunya berjualan tahu gejrot di dekat kawasan rumahnya.
Kemudian tiap Sabtu dan Minggu ia biasa tampil di kawasan Kali Besar dari pukul 2 siang hingga pukul 11 malam.
Tadinya ia biasa tampil di alun-alun Fatahilah, namun karena sekarang dilarang, ia harus berpindah tempat.
Ia Juga mengaku bahwa pendapatannya juga menurun cukup banyak.
Biasanya ia bisa memperoleh 100-200 ribu per hari namun sejak ada Corona ini ia hanya mendapatkan penghasilan sebesar 50-70 ribu saja, bahkan ia pernah hanya mendapat 20 ribu.
Pendapatannya ini harus ia bagi dua dengan pemilik sanggar.
Al-Hasyr berharap ia bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik lagi karena pendapatan menjadi manusia patung ini tidak begitu besar.
Saat ini ia telah mencoba melamar pekerjaan di tempat lain. (m24/Nirmala/Desy Selviany)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Kota Tua Masih Sepi, Pengunjung Kerap Buka Masker saat Swafoto,