Pengunjung Kota Tua Masih Sepi, Wisatawan Masih Kerap Buka Masker saat Swafoto

Suasana Kota Tua yang kembali dibuka saat pelonggaran PSBB dapat terlihat Minggu (18/10/2020) sore.

Editor: Rohmayana
ist
Pengunjung kerap membuka masker saat berkunjung ke Kota Tua, Tamansari, Jakarta Barat, Minggu (18/10/2020) (Wartakotalive.com/Desy Selviany) 

TRIBUNJAMBI.COM, TAMANSARI - Suasana Kota Tua yang kembali dibuka saat pelonggaran PSBB dapat terlihat Minggu (18/10/2020) sore.

 Wisata sejarah Kota Tua, Tamansari, Jakarta Barat masih sepi meskipun sudah dibuka untuk umum.

Mayoritas pengunjung terlihat kerap membuka masker saat berkunjung di tengah Pandemi Covid-19.

Hanya dua pintu yang dibuka untuk pengunjung masuk yakni Pintu Kota Intan dan Pintu arah Bank Mandiri.

Di dua pintu itu sejumlah petugas berseragam cokelat memantau pengunjung yang masuk.

Mereka diimbau untuk memakai masker saat masuk halaman Kota Tua.

Meski begitu saat memasuki halaman Kota Tua pengunjung tidak dicek suhu tubuh.

Baca juga: VIDEO Gatot Nurmantyo: Sah Saja Kalau Saya Punya Keinginan Jadi Presiden

Baca juga: Barbie Larassati Putuskan Menikah, Tak Jadi Disc Jockey Seksi, Mengapa Tidak Undang Vicky Prasetyo?

Baca juga: Lokasinya Terpencil, Dua Desa di Jambi Ini Belum Teraliri Listrik PLN

tribunnews
Pengunjung kerap membuka masker saat berkunjung ke Kota Tua, Tamansari, Jakarta Barat, Minggu (18/10/2020) (Wartakotalive.com/Desy Selviany)

Mereka juga tidak diwajibkan mencuci tangan meskipun tempat cuci tangan berjejer di sekeliling Kota Tua.

Di kawasan Kota Tua, para pengunjung banyak yang kerap membandel saat berwisata.

Mereka kerap membuka masker ketika berswafoto ataupun ketika petugas lengah.

Baca juga: Imbas Corona, Ratusan Pelanggan PDAM Tirta Batanghari Menunggak

Wisatawan yang tidak memakai masker pun tidak selalu ditegur oleh petugas.

Petugas hanya akan tegas bila pengunjung memasuki halaman tengah Kota Tua.

Meski wisata Kota Tua sudah dibuka untuk umum, halaman tengah Kota Tua tidak boleh dimasuki pengunjung.

Baca juga: Sambiloto Selain Cocok Dijadikan Tanaman Hias, Ternyata Punya Segudang Manfaat, Begini Penjelasannya

Pengunjung dilarang masuk halaman tengah meskipun hanya sebatas melintas di dalamnya.

Misalnya saja ketika sekelompok pemuda melintas di halaman tengah, petugas segera menegur mereka.

"Mbak-mbak, jangan lewat situ! lewat pinggir saja!" kata seorang petugas ke pengunjung.

Baca juga: Sebulan Lamanya, Cai Changpan Sembunyi di Hutan Jasinga Sebelum Ditemukan Tewas Gantung Diri

Pengunjung memang hanya boleh memenuhi pinggiran halaman tengah Kota Tua.

Mayoritas dari mereka hanya dapat berfoto di tempat tersebut.

Cafe-cafe juga terlihat sudah buka dan dikunjungi wisatawan.

Baca juga: Pasca Ditetapkan Tersangka, Berkas Walikota Sungai Penuh Segera Dilimpahkan ke Kejaksaan

Tiga museum yang dikelola Pemprov DKI Jakarta juga sudah dibuka untuk umum yakni Museum Fatahillah, Museum Keramik, dan Museum Wayang.

Ketiga museum itu juga terlihat masih sepi meski sudah dibuka untuk umum.

Misalnya saja di Museum Fatahillah, pengunjung yang masuk dalam satu waktu tidak sampai 100 pengunjung.

Baca juga: Saksikan Nikita Mirzani Telanjang, Begini Reaksi tak Biasa Gofar Hilman!

Mereka yang masuk wajib dicek suhu tubuh, memberikan nomor handphone, menunjukan KTP, dan memakai masker.

Namun, masih ada saja pengunjung yang tidak memakai masker di dalam Museum Fatahillah.

Biasanya mereka yang tidak memakai masker tidak terjangkau petugas ataupun tengah berswa foto.

Baca juga: Jawaban Mengejutkan Nia Ramadhani, Jawab Pertanyaan Putrinya Soal Ciuman Dengan Pria Lain!

Misalnya saja Nurul pengunjung dari Cibinong, Bogor, Jawa Barat kedapatan membuka masker saat di tengah ruangan museum yang sepi.

Nurul mengaku hanya membuka masker saat akan berswafoto.

"Biasanya buka masker hanya saat mau foto-foto saja sih," ujar Nurul ditemui Wartakotalive.com.

Nurul sendiri mengaku baru berwisata kembali ke Kota Tua di tengah Pandemi Covid-19.

Ia nekat naik KRL dari Bogor ke Kota Tua karena Jakarta kembali menerapkan pelonggaran PSBB.

"Dari kemarin mau main tapi kan Kota Tua ditutup. Jadi baru bisa wisata sekarang ini," jelas Nurul.

Baca juga: Film Resident Evil, Pertarungan Melawan Zombie, Tayang di Trans TV Minggu (18/10) Pukul 20.00

Kawasan Wisata Kota Tua Terpantau Mulai Hidup Kembali

Sabtu sore yang cerah memaksa orang untuk keluar rumah, sekadar berjalan-jalan santai dengan hembusan angin sore atau menikmati suasana kota.

Puluhan orang mulai memadati tempat wisata yang terletak di Ibukota, salah satunya adalah Kawasan Wisata Kota Tua Jakarta, Sabtu  (29/8/2020).

Kota Tua Jakarta yang terletak di bilangan Jakarta Barat menawarkan suasana kota lama seolah-olah pengunjung berada di Zaman Belanda.

tribunnews
Sejumlah pengunjung sedang menjalani sanksi yang diberikan petugas dengan menggunakan rompi orange dan menyapu jalan, di kawasawan wisata Kota Tua, Kali Besar, Jakarta Barat, Sabtu (29/8). (Nirmalaan)

Kawasan Kota Tua Jakarta dipenuhi dengan gedung-gedung tua yang memiliki nilai sejarah, hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.

Biasanya orang-orang datang ke sini untuk berfoto ria. Tidak hanya itu di dalam kawasan wisata Kota Tua juga terdapat beberapa museum yaitu Museum Fatahillah, Museum Wayang, dan Museum Seni Rupa dan Keramik.

Tidak perlu mengeluarkan uang yang begitu banyak, karena untuk bisa masuk ke kawasan wisata Kota Tua tidak dipungut biaya apapun.

Pengunjung bebas masuk dan menikmati suasana Kota Tua. Untuk wisata museum, pengunjung hanya dikenakan biaya sebesar Rp 2000- Rp 5000 rupiah.

Di dalam kawasan wisata Kota Tua terdapat beberapa kudapan yang bisa dinikmati, mulai dari kudapan yang dijual di café sampai pada pedagang kaki lima.

Untuk pergi ke kawasan wisata Kota Tua, pengunjung bisa menggunakan moda transportasi umum seperti commuter line (KRL), Bus Transjakarta, ataupun Bus Transjabodetabek.

Sejak hadirnya Corona di Indonesia, kawasan wisata di Jakarta juga mendapatkan imbasnya.

tribunnews
Aparat sedang menjaga akses masuk kawasan Kota Tua, Sabtu (29/08/2020) (Gustirani Maghfiratunnisa)

Kawasan Wisata Kota Tua sempat ditutup pertengahan Maret-Juni 2020.

Hal ini juga membuat beberapa area seperti taman dan alun-alun Fatahilah belum bisa dimasuki oleh pengunjung.

Jam operasional kawasan wisata Kota Tua juga sedikit berubah.

tribunnews
Pelanggar PSBB yang diberikan sanksi oleh Satpol PP untuk membersihkan lingkungan sekitar Jalan Kali Besar Sabtu, (29/08/2020) (Gustirani Maghfiratunnisa)

Baca juga: Jawaban Mengejutkan Nia Ramadhani, Jawab Pertanyaan Putrinya Soal Ciuman Dengan Pria Lain!

“Wisata Kota Tua buka setiap hari selasa sampai minggu saja. Mulai dari jam 9 Pagi sampai jam 3 sore. Yang boleh dikunjungi hanya museum dan café saja, tidak boleh ke area taman,” tutur petugas keamanan setempat.

Petugas keamanan tersebar di berbagai titik area wisata.

Protokol kesehatan sangat diperhatikan di kawasan Wisata Kota Tua Jakarta. Alat cuci tangan tersebar di berbagai tempat.

Selain itu jika pengunjung ingin masuk ke area café, juga harus melakukan cek suhu terlebih dahulu.

Penggunaan masker juga diperhatikan, jika ada yang melanggar maka petugas dengan sigap memberi sanksi seperti menyapu jalan.

Sore itu banyak pengunjung kawasan Wisata Kota Tua yang memadati pintu masuk.

Mereka hanya berdiri diam tidak bisa masuk kedalam, kecuali jika café menjadi tujuannya.

Dimas, salah satu pengunjung Kota Tua Jakarta hanya berdiri saja di depan pintu masuk kawasan kota Tua Jakarta.

Baca juga: Ada Wanita Mabuk Jatuh Turun Tangga, Istri Pemilik Kafe di Bungo Mengamuk saat Razia Jam Malam

Pria berusia 21 tahun itu sedikit kebingungan, karena tidak bisa masuk ke dalam.

Pria asal Cikarang ini, berniat untuk memenuhi keinginan pasangannya berwisata ke Kota Tua.

Namun harapannya luruh ketika beberapa area ditutup oleh petugas.

“Ya karena tidak bisa masuk, habis ini pulang saja,” tuturnya.

Berwisata di tengah pandemi tidak menjadi masalah bagi dimas.

Menurutnya virus Corona ini belum jelas keberadaannya, bahkan ia tidak memercayai adanya virus tersebut.

Meskipun begitu Dimas tetap mengenakan alat pelindung diri, seperti masker.

“Saya tetap pakai masker, untuk mengikuti protokol yang sudah ada,” jelasnya.

Tidak hanya pintu masuk saja yang dipadati pengunjung, namun sepanjang jalan menuju Kali Besar juga dipadati pengunjung yang tidak bisa masuk ke dalam.

Farel dan Dani, dua pria asal Garut ini sedang berdiri di sepanjang trotoar menuju Kali Besar.

Kedua pria berusia 19 tahun ini berniat untuk menghabiskan Sabtu sorenya di Kota Tua Jakarta.

“Tempat bermainnya jadi berkurang karena ada yang ditutup, saya kan inginnya main ke dalam. Tapi mau gimana lagi ikuti saja aturannya,” ujar Farel.

Baca juga: Kabar Baik Jelang Timnas Indonesia U19 vs Bosnia, Bagus Kahfi dan Witan Sulaeman Siap Dimainkan

Tidak hanya Farel, temannya, Dani juga merasa kecewa karena tidak jadi masuk ke dalam.

Pasalnya ini kali pertama mereka mendatangi Wisata kota Tua Jakarta. Namun ekspektasinya berbuah pahit.

Farel dan Dani mengaku sedikit khawatir bepergian di tengah pandemi, namun rasa khawatirnya terkalahkan dengan rasa bosan harus tinggal di rumah selama berbulan-bulan.

“Sebenarnya khawatir sih, tapi ya untuk ngusir rasa penat dan bosan juga, asal tetap mematuhi protokol kesehatan yang ada saja,” terang Farel.

Keduanya berharap, ke depannya masyarakat Indonesia bisa mematuhi dan disiplin mengikuti aturan kesehatan yang telah ditetapkan, semoga semua diberikan kesehatan.

Meskipun taman dan alun-alun Fatahilah tidak bisa dikunjungi, beberapa pengunjung berpindah ke kawasan Kali Besar.

Di sanalah banyak terdapat pedagang kaki lima dan pegiat seni yang berharap mendapatkan pundi-pundi uang di tengah sulitnya keadaan.

Baca juga: Sesumbar Aurel Hermansyah Sebut Atta Halilintar Tak Punya Mantan Pacar, Jangan Ngaku-ngaku!

Asal Bekasi

Muhammad Al-Hasyr, pria berusia 22 tahun asal Bekasi ini juga turut hadir di kawasan Kali Besar untuk memperoleh penghasilan dengan tampil menjadi manusia patung.

Menjadi manusia patung sudah ia lakoni sejak 5 tahun silam.

Badan dan bajunya di cat berwarna emas.

Ia berperan sebagai pedagang buah.

Properti yang dibawanya adalah keranjang pikul berisi buah-buahan yang terbuat dari plastik yang juga di cat berwarna emas.

Al-Hasyr tergabung dalam kelompok seperti sanggar untuk berlatih menjadi manusia patung.

Awal mulanya ia berkecimpung dengan profesi ini karena ajakan temannya.

Al-Hasyr tidak memiliki profesi lain, sehari-hari ia membantu ibunya berjualan tahu gejrot di dekat kawasan rumahnya.

Kemudian tiap Sabtu dan Minggu ia biasa tampil di kawasan Kali Besar dari pukul 2 siang hingga pukul 11 malam.

Tadinya ia biasa tampil di alun-alun Fatahilah, namun karena sekarang dilarang, ia harus berpindah tempat.

Ia Juga mengaku bahwa pendapatannya juga menurun cukup banyak.

Biasanya ia bisa memperoleh 100-200 ribu per hari namun sejak ada Corona ini ia hanya mendapatkan penghasilan sebesar 50-70 ribu saja, bahkan ia pernah hanya mendapat 20 ribu.

Pendapatannya ini harus ia bagi dua dengan pemilik sanggar.

Al-Hasyr berharap ia bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik lagi karena pendapatan menjadi manusia patung ini tidak begitu besar.

Saat ini ia telah mencoba melamar pekerjaan di tempat lain. (m24/Nirmala/Desy Selviany)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Kota Tua Masih Sepi, Pengunjung Kerap Buka Masker saat Swafoto, 

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved