Prakiraan Cuaca Jambi

Wilayah Jambi Barat Diprediksi Hujan Lebat Dua Hari Ke Depan, Warga Diimbau Lebih Berhati-hati

Khususnya warga yang tinggal di Jambi wilayah barat, dalam dua hari ke depan, Jambi bagian Barat curah hujan sangat tinggi.

Penulis: Zulkipli | Editor: Nani Rachmaini
bmkg.go.id
Ilustrasi Prakiraan Cuaca BMKG 

Wilayah Jambi Barat Diprediksi Hujan Lebat Dua Hari Ke Depan, Warga Diimbau Lebih Berhati-hati

TRIBUNJANBI.COM, JAMBI – Memasuki musim hujan, warga Provinsi Jambi diimbau untuk lebih berhati-hati.

Khususnya warga yang tinggal di Jambi wilayah barat, dalam dua hari ke depan, Jambi bagian Barat curah hujan sangat tinggi.

Ini berdampak pada genangan air yang tinggi.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jambi, Ibnu Sulistyo mengatakan saat ini, Provinsi Jambi telah masuk musim penghujan. Ini sangat di waspadai.

“Untuk wilayah Kabupaten Kerinci dan Kabupaten Merangin sifat hujan bisa di atas normal,” kata dia, Selasa (13/10).

Lanjutnya, tak hanya Kabupaten Merangin dan Kabupaten Kerinci, melainkan Kabupaten Sarolangun, Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Bungo, curah hujan juga sangat tinggi.

Sehingga jalan-jalan bisa tergenang air, apalagi di daerah dataran rendah.

“Kalau banjir bandang tidak, hanya saja genangan air yang bisa tinggi karena kuarangnya saluran air,” tambahnya.

Selanjutnya, untuk wilayah lainnya Jambi bagian Timur juga tetap ada, namun tak seperti di Jambi bagian Barat.

Salah satunya yakni di Kota Jambi, Kabupaten Tanjab Barat dan Kabupaten Tanjab Timur.

Selanjutnya di Kabupaten Muarojambi, Kabupaten Batanghari dan Kabupaten tebo.

“Awan penghujan sangat sedikit di wilayah Timur, sehingga hujan sangat sedikit. Namun di sela waktu hujan juga lebat,” sebutnya.

Ibnu menyebutkan, untuk memasuki puncak musim hujan di Provinsi Jambi akan jatuh pada awal Oktober mendatang.

Di sini masyarakat harus lebih waspada, biasanya bisa saja terjadinya hujan lebat di sertai angin kencang yang menimbulkan pohon tumbang.

“Jangan sampai parkir atau lewat di bawah pohon besar jika terjadi angin kencang, khusunya di Kota Jambi banyak pohon besar,” tandasnya.

(tribunjambi/zulkifli azis)

Waspada! Cuaca Ekstrem bisa Picu Klaster Baru Covid-19, Begini Penjelasan Satgas Covid

Saat ini cuaca ekstrem tengah terjadi di berbagai daerah di Indonesia yang dikhawatirkan jadi penyumbang klaster baru Covid-19.

Anggota Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah menjelaskan, cuaca ekstrem akibat perubahan musim dapat memunculkan potensi klaster baru Covid-19.

Menurut Dewi, bencana yang harus lebih dulu diwaspadai adalah banjir.

"Kalau di indonesia sendiri, yang harus kita waspadai adalah ketika jangan sampai terjadi bencana banjir," ujarnya saat mengisi talkshow daring yang ditayangkan di kanal YouTube BNPB, Rabu (7/9/2020).

"Kenapa demikian? Sebab bukan hanya banjir berisiko menyebabkan penyakit menular, tetapi juga menyebabkan orang pergi mengungsi," lanjutnya.

Saat di pengungsian inilah, masyarakat rentan berkumpul dalam kerumunan.

Sehingga potensi penularan Covid-19 bisa terjadi di sana karena sulitnya menjaga jarak atau menerapkan protokol kesehatan lain.

"Ini berpotensi memunculkan klaster baru yakni klaster pengungsian. Jadi lebih ke arah efek dari apa yang terjadi saat iklim ekstrem," ungkap Dewi.

Dia pun mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai perubahan musim ini.

Terlebih Indonesia sebenarnya telah terbiasa dengan potensi bencana alam.

"Kita punya potensi beragam bencana, sehingga telah terbiasa pula mengantisipasinya. Semoga di saat pandemi ini kita bisa melakukannya lebih baik," ungkap Dewi.

"Ketua Satgas Covid-19 saat ini juga sedang melakukan kunker. Bukan hanya mengingatkan soal pandemi, tapi juga soal bencana alam yang bisa diantisipasi jauh-jauh hari," tambahnya.

Sebelumya, Wakil Ketua Komite Penanganan Covid 19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) Luhut Binsar Panjaitan meminta pengelola Wisma Atlet Kemayoran, Kementerian Kesehatan dan perwakilan BUMN yang terlibat langsung dalam penanganan Covid-19, waspada dengan perubahan cuaca ekstrem.

Perubahan cuaca ekstrem itu dikhawatirkan mempengaruhi pengendalian penularan Covid-19.

Hal itu disampaikan Luhut dalam rapat koordinasi virtual tentang Penanganan Covid-19 di Wisma Atlet yang digelar Selasa (6/10/2020).

"Tiga bulan ke depan kita harus bersiap dengan perubahan cuaca yang ekstrem, ditakutkan akan timbul klaster baru karena faktor tersebut," ujar Luhut sebagaimana dikutip dari siaran pers di laman resmi Kemenkomarives, Rabu (7/10/2020).

Luhut tidak menjelaskan secara terperinci apa hubungan perubahan cuaca ekstrem dengan penularan Covid-19.

Luhut sekaligus menegaskan bahwa perubahan cuaca ini dapat menimbulkan penyakit Demam Berdarah yang gejalanya mirip dengan Covid-19. Sehingga, menurutnya kedua penyakit itu perlu diantisipasi.

"Kita harus mampu mengakomodir keduanya pula, jangan sampai satu orang terjangkit keduanya," tegas dia.

(Dian Erika Nugraheny)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cuaca Ekstrem Bisa Timbulkan Klaster Covid-19 Baru, Ini Penjelasan Satgas",
 

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved