Mahasiswa UGM Menjadi Korban Kekerasan Saat Demo Tolak UU Cipta Kerja, Susi Pudjiastuti Beri Respon

Dia salah satu peserta ujuk rasa menolak UU Omnibus Law yang ditangkap polisi dan kemudian dipaksa untuk mengaku sebagai provokator.

Editor: Muuhammad Ferry Fadly
TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kota Medan melakukan aksi teatrikal saat berunjuk rasa di depan Kantor Pemprov Sumut, Medan, Jumat (9/10/2020). Dalam aksinya, mereka menyuarakan penolakkan UU Cipta Kerja (Omnibus Law). 

TRIBUNJAMBI.COM - Pengusaha nyentrik ini menangis mengetahui pengakuan mahasiswa UGM yang dimaksud berinisial ARN (20).

Dia salah satu peserta ujuk rasa menolak UU Omnibus Law yang ditangkap polisi dan kemudian dipaksa untuk mengaku sebagai provokator.

 Susi Pudjiastuti tak banyak komentar kecuali memasang emoticon tanda menangis sebanyak 9 buah.

Emoticon menangis itu di-cuitkan di akun twitternya pukul 06:38 WIB, Senin (12/10/2020) pagi ini dan langsung mendapat respon sejumlah netizen.

Kebanyakan ikut mencantumkan tanda emoticon yang sama.

Akun @roti sobek menulis, Kunaon Bu?

Restu R Sahidin @rs_restu menulis Miris kan bu

Ciri-ciri Pria yang Sering Lakukan Masturbasi, Rugikan Diri Sendiri Sampai Tangan yang Terkilir

Chord Kunci Gitar Lagu Denny Caknan - Los Dol : Los Dol Ndang Lanjut Lehmu WhatsApp-an

Chord Kunci Gitar dan Lirik Lagu Celengan Rindu - Fiersa Besari

Mahasiswa UGM Dipukuli hingga Gagang Kacamata Patah

Seperti diberitakan, seorang mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berinisial ARN (20) diduga dipukul oleh aparat serta dipaksa mengaku sebagai provokator.

Peristiwa tersebut diduga terjadi dalam demo menolak omnibus law Undang-undang Cipta Kerja, Kamis (8/10/2020).

Akibat pemukulan itu ARN harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Yogyakarta. Ia mengalami sesak napas lantaran tendangan dan lebam di wajah.

 

Awalnya Terjadi Kericuhan

Menurut pengakuan ARN, ketika demo berlangsung dirinya datang terlambat.

Menggunakan sepeda motor, ARN menyusul kawan lainnya yang sudah berjalan dari bundaran UGM.

Saat itu, ARN juga membawa dua kardus air minum yang akan dibagikan ke rekannya.

Kemudian ARN bergabung bersama barisan demonstran di baris depan. Namun setibanya di depan Gedung DPRD, kericurhan terjadi.

Keributan itu disebabkan karena aparat terprovokasi oleh demonstran.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved