Tragedi G30S PKI
Lihat Ayahnya Disiksa di Peristiwa Kelam G30S PKI, Anak Jenderal Ahmad Yani Trauma & Lakukan Hal Ini
Lihat Ayahnya Disiksa di Peristiwa Kelam G30S PKI, Anak Jenderal Ahmad Yani Trauma & Lakukan Hal Ini
TRIBUNJAMBI.COM - Memasuki bulan September, peristiwa G30S PKI selalu menggaung dari awal hingga akhir bulan ini.
Wajar saja, peristiwa G30S PKI merupakan sejarah kelam bagi rakyat Indonesia 55 tahun silam.
Tak heran, isu berbau G30S PKI kerap menjadi senstitif bagi masyarakat Indonesia hingga saat ini.
Karenanya peristiwa tersebut juga membebankan psikologis hingga orang-orang traumatis.
Dikutip Tribunjambi.com dari Intisari, untuk menghilangkan trauma tersebut, Amelia bahkan sempat tinggal lebih dari 20 tahun di desa terpencil.
Seperti diketahui, Jenderal Achmad Yani adalah satu di antara korban pembataian G30S/PKI.
Ia merupakan komandan TNI AD yang lahir pada tahun 19 Juni 1922 di Purworejo.
Jenderal Achmad Yani menjadi sasaran PKI lantaran sangat menentang keberadaan faham komunis di tanah air.
Jenderal TNI Ahmad Yani sempat berdebat sengit saat rumahnya dikepung tentara antek PKI.
Namun, perdebatan itu justru membuatnya tewas bersimbah darah karena ditembak oleh para tentara tersebut.
Jasadnya pun dibawa dan dikubur di Lubang Buaya.
• Timnas U-19 Indonesia Menang Atas Dinamo Zagreb, Simak Cuplikan Gol Witan Sulaeman Skor Akhir 1-0
• Tubuh Utuh Dijual Rp 70 Juta, Cerita FBI Temukan Gudang Berisi 10 Ton Mayat yang Dipotong-potong
• Setelah Viral Pesta Dangdutan Ditengah Pandemi Covid-19, Imbasnya Wakil Ketua DPRD Jadi Tersangka
Karena kejadian keji G30S/PKI inilah Amelia kemudian trauma.
Amelia adalah putri ketiga dari delapan bersaudara putra dan putri Jenderal Achmad Yani.
Dikutip dari Kompas.com lewat wawancara khusus 10 Oktober 2017 lalu, Amelia mengingat peristiwa kelam menimpa ayahnya tersebut.
Untuk mengobati hal itu, ia juga kerap menggelar tahlilan untuk mendoakan mendiang.
Amelia juga tak menyangka bahwa masih banyak generasi muda bertanya kepadanya untuk mengenang sejarah G30S/PKI tersebut.

• Staf KUA di Tanjabtim Meninggal karena DBD, Tercatat 135 Kasus Sepanjang Juni-Agustus
• 22 Tenaga Medis dari Kementrian Kesehatan Diperbantukan ke Tanjabtim, di Sini Mereka Ditempatkan
• Daftar Nama Pahlawan Rrvolusi Korban G30S/PKI, & Jabatannya, Fakta Kekejaman di Lubang Buaya
Khususnya peristiwa yang terjadi kepada sang ayah, Jenderal Achmad Yani.
Sebagai bentuk penghormatan, Amelia mengaku merasa senang untuk membagikan cerita.
Ia membalas pertanyaan masyarakat dan tak jarang membuatnya mengingatkan kembali pada visual sang ayah.
Rasa trauma yang dialami Amelia ketika menulis, kerap membangunkan visualisasi sang ayah seolah datang kembali dan merasa dekat dengannya.
"Seolah-olah saya dibimbing untuk menulis,"
"Kan nulisnya bukan siang hari, saya nulisnya malam hari, jam tiga pagi, jam satu malam, ketika sepi, tidak ada siapa-siapa,"
"Saya seperti ada yang mendorong untuk menulis dan jawaban itu seperti ada di situ," ujarnya.
Selain mengobati rasa rindu dengan menulis, Amelia juga mengobati trauma batinnya pindah ke desa.
Kurang lebih selama 20 tahun ia tinggal di desa di Sleman, Yogyakarta.
Ia mengaku pergi ke desa untuk menyembuhkan trauma, rasa dendam, rasa amarah dan kebenciannya.
"Tapi, kemudian, saya pindah ke desa, saya pindah ke sebuah dusun, dusun Bawuk namanya (Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, 1988). Enggak ada listrik."
"Tinggal di desa itulah yang menyembuhkan saya dari semua rasa dendam, rasa amarah, rasa benci, kecewa, iri hati, dengki," ungkapnya.
Ketika itu, Amelia menyekolahkan putra tunggalnya ke Australia, sehingga ia sendiri di desa.
Di desa ia habiskan waktu untuk pergi ke sawah, kolam ikan, beternak hingga berkebun.
• VIDEO Anies Baswedan Perpanjang PSBB di Ibu Kota, Jokowi: Mini Lockdown Justru Lebih Efektif
• Skenario Penggulingan Soekarno, Hanya PKI Dalang G30S? Fakta-fakta Keterlibatan CIA dan AS
• Tanjabtim Dapat Bantuan 22 Tenaga Kesehatan dari Kementerian
"Saya sendiri di desa."
"Bangun pagi, jam enam saya sudah di sawah."
"Saya punya sawah, saya punya kolam ikan gurame, punya pohon buah-buahan, mangga, saya punya pepaya, pisang."
"Semua, semua saya punya, punya ayam, saya jualan telur ayam, tapi rugi terus, enggak pernah untung, enggak tahu kenapa,"
"Itulah belajar. Saya banyak bergaul dengan petani."
"Saya ke Bukit Menoreh. Kalau orang ingat (buku seri) Api di Bukit Menoreh, saya sudah sampai di ujungnya, di Puncak Suryoloyo itu."
"Waktu malam 1 Suro, mereka semua (warga) ke puncak gunung."
"Dan, saya sudah di sana, saya sudah ke mana-mana," ungkap Amelia.
Setelah 20 tahun pada 2019, barulah Amelia dan anaknya pindah ke Jakarta.
• Tata Cara Mandi Wajib Penjelasan Ustaz Abdul Somad & Bacaan Niat Mandi junub, Sesuai Hadits Nabi SAW
• 22 Tenaga Medis dari Kementrian Kesehatan Diperbantukan ke Tanjabtim, di Sini Mereka Ditempatkan
• Warga Laporkan Ternak Bebek di Kel. Handil Jaya yang Baunya Mengganggu, Ini Jawaban Camat Jelutung
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Trauma Peristiwa G30S/PKI, Amelia Putri Jenderal Achmad Yani Sampai Pindah ke Desa Sembuhkan Diri, https://jabar.tribunnews.com/2020/09/27/trauma-peristiwa-g30spki-amelia-putri-jenderal-achmad-yani-sampai-pindah-ke-desa-sembuhkan-diri?page=all
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE: