"Pak, Ada Pasukan Tjakrabirawa", Mencekam, Kronologi Penculikan Para Jendral Saat G30 S/PKI

Sang istri berbisik pada Nasution mengatakan bahwa ada pasukan Tjakrabirawa

Editor: Nani Rachmaini
kolase/YouTube
Ade Irma, putri ari Jenderal AH Nasution menjadi korban kekejaman dalam tragedi G30S PKI 

TRIBUNJAMBI.COM - Peristiwa Gerakan 30 September merupakan serangkaian kejadian yang komprehensif.

Gerakan 30 September 1965 adalah peristiwa penculikan enam jenderal dan satu perwira yang dilakukan oleh sekelompok orang yang menyebut diri mereka 'Gerakan 30 September' pada 1 Oktober 1965 dini hari.

Pada pagi hari sekitar pukul 03.00 WIB tanggal 1 Oktober 1965, Komandan Satuan Tugas (Satgas) Pasopati, Letnan (Inf) Doel Arif membentuk tujuh pasukan dari Satgas Pasopati di Lubang Buaya untuk menculik ketujuh jenderal.

Satgas yang menangkap Jenderal Nasution dipimpin oleh Pelda Djuhurub dari resimen Tjakrabirawa, terdiri dari satu Regu Kawal Kehormatan Tjakrabirawam, satu peleton Yon 530/Para Brawidjaja, satu pleton Yon 454/Para Diponegoro, satu peleton Pasukan Pertahanan Pangkalan AURI dengan dukungan satu peleton sukarelawan Pemuda Rakyat.

Mantan Prajurit Cakrabirawa pasca tragedi G30S/PKI
Mantan Prajurit Cakrabirawa pasca tragedi G30S/PKI (Istimewa/Tribun Kaltim)

Pasukan yang bertugas menangkap Jenderal Yani dipimpin oleh Peltu Mukidjan dan Brigade Infantri I/Djaja Sakti, terdiri dari satu peleton Yin 530/Para Brawidjaja, satu Regu PPP AURI dan dua regu sukarelawan Pemuda Rakyat.

Pasukan yang akan menangkap Mayjend Suprapto adalah satu peleton Batalyon Kawan Kehormatan Tjakrabirawa.

Regu I dipimpin oleh Serka Sulaiman dan sisanya bergabung dengan Regu II yang dipimpin oleh Serda Sukiman.

Mayjen S. Parman akan ditangkap oleh pasukan yang dipimpin Sersan Satar dari Resimen Tjakrabirawa dengan kekuatan satu regu Tjakrabirawa dibantu oleh satu peleton Yon 530/Para Brawidjaja di bawah pimpinan Sersan Paat.

Sersan Mayor Surono memimpin satu peleton Tjakrabirawa yang bertugas menangkap Brigjen Sutojo.

Pasukan ini dibagi menjadi tiga, Regu I dipimpin Sersan II Sudibjo, Regu II dipimpin Sersan II Ngatidjo dan Regu III dipimpin Kopral II Dasuki.

Mayjen Haryono akan ditangkap oleh pasukan satu Peleton Tjakrabirawa yang dipimpin oleh Serka Boengkoes.

Sedangkan pasukan yang bertugas menangkap Brigjen D.I. Pandjaitan dipimpin oleh Sersan Mayor Soekardjo dari Yon 454/Para Diponegoro dengan petunjuk jalan Kopral Soedikin.

Persiapan dan briefing selesai, anggota Pasopati diangkut menggunakan jeep, truk dan bus.

Senjata yang digunakan antara lain stengun, garrand dan AK.

Ketujuh regu penculik ini berangkat ke arah Menteng, salah satu daerah perumahan elit di Jakarta, tempat kediaman banyak pejabat pemerintahan.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved