Sukitman Ikut Diculik pada Malam G30S PKI, Lihat Jenderal Dibantai dan Dibuang ke Lubang Buaya
Peristiwa G30S PKI sampai saat ini masih menyisakan misteri. Karena siapa dalang dibalik kejadian Gerakan 30 September 1965 belum terungkap.
Ia diturunkan dan tutup matanya dibuka.
Sukitman belum terbiasa dengan keadaan yang serba terang benderang.
Ia mendengar seseorang mengatakan ada yang sudah mati.
"Yani wis dipateni," ucapan itulah yang didengar Sukitman.
Setelah tentara yang menyandera Sukitman tahu bahwa ia adalah polisi, Sukitman dibawa ke sebuah tenda.
Di tenda itu, tentara tersebut melapor kepada atasannya, "Pengawal Jenderal Panjaitan ditawan."
Sukitman melihat ada orang bersimbah darah dalam posisi telentang.
Ada juga yang duduk di kursi dalam kondisi sama seperti orang telentang.
Kemudian, Sukitman ditawan di depan rumah.
Hari semakin terang, Sukitman melihat dengan jelas sekelompok orang mengerumuni sumur yang jaraknya 10 meter dari tempatnya disandera.
"Ganyang kabir, ganyang kabir!," teriak orang yang berkerumun itu.
Tubuh manusia dilemparkan ke dalam sumur yang kemudian dihujani peluru.
Sukitman sempat melihat seorang tawanan dalam keadaan masih hidup dengan pangkat bintang dua di pundaknya, mampir sejenak di tempatnya disandera.
"Setelah tutup matanya dibuka dan ikatannya dibebaskan, di bawah todongan senjata, sandera itu dipaksa untuk menandatangani sesuatu. Tapi kelihatannya ia menolak dan memberontak. Orang itu diikat kembali, matanya ditutup lagi, dan diseret dan langsung dilemparkan ke dalam sumur yang dikelilingi manusia haus darah itu dalam posisi kepala di bawah," kenangnya.
Setelah aksi kejam itu berhenti, sumur tersebut diisi sampah dan ditancapkan pohon pisang.
