Menengok Jejak G30S/PKI di Museum Sasmitaloka Jenderal Ahmad Yani, Ada Ruangan Yang Tak Boleh Difoto
Membahas peristiwa kelam G30 S PKI tak akan pernah ada ujungnya. Selalu ada misteri dan perdebatan tentang sejarah kelam bangsa Indonesia itu
TRIBUNJAMBI.COM- Membahas peristiwa kelam G30 S PKI tak akan pernah ada ujungnya.
Selalu ada misteri dan perdebatan tentang sejarah kelam bangsa Indonesia itu.
• Strategi Investasi ala Mbah Ratman, Beli Saham Perusahaan Bagus yang Harganya Dibawah Nilai Wajar
• Kok Bisa Hotman Paris Bisa Simpan Nomor Nora Alexandra, Padahal Tak Kenal Jerinx: Ketemunya di Bali
• Sinopsis The World of the Married Episode 6 Tayang di Trans TV, Tae Oh dan Sun Woo Resmi Bercerai
Seperti kisah Jenderal TNI Anumerta Ahmad Yani. Ia adalah satu di antara tujuh pahlawan revolusi yang gugur dalam peristiwa G30S/PKI atau Gerakan 30 September.
Ia diculik dari rumahnya, lalu dibunuh dan dibuang di sumur di Lubang Buaya.
Ada tujuh peluru yang bersarang di tubuh Jenderal Ahmad Yani.
Tragedi tersebut merupakan sejarah kelam bagi Bangsa Indonesia.
• Lo Kheng Hong Sosok Crazy Rich Indonesians Cerita Kisah Temukan Harta Karun
• Cara Mengobati Katarak, Waspadai Jika Mengalami Perubahan Penglihatan Mendadak
• Bambang Bikin Geger Jambi Selatan, Culik Bayi 2 Bulan Lalu Dibikin Begini
Rumah Jenderal Ahmad Yani di Jalan Lembang Blok D-58, Menteng, Jakarta Pusat jadi saksi bisu kekejaman G30S tersebut.
Kini, rumah Sang Jenderal dijadikan museum.
Museum tersebut dikenal juga sebagai Museum Sasmitaloka Ahmad Yani.
Dilansir TribunJabar.id, bentuk bangunan dan desain interiornya masih dipertahankan seperti dulu.
Di dalam rumah tersebut, ada beberapa koleksi unik.
Koleksi itu di antaranya adalah barang pribadi milik Jenderal Ahmad Yani.
Ada mobil sedan Chevrolet warna biru yang menjadi kendaraan dinas.
Selain itu, ada juga bedak dan lipstik milik istri Jenderal Ahmad Yani, Yayu Rulia Sutowiryo.
Tak ketinggalan, foto-foto rekonstruksi peristiwa G30S juga terpasang.
Sementara itu, koleksi yang tak kalah menarik perhatian juga ada di kamar pribadi Jenderal Ahmad Yani.
Di kamar tersebut ada sisa peluru milik personel Tjakrabirawa.
• Foto 12 Artis Pose Menggunakan Pakaian Tembus, Ada Ariel Tatum, Nikita Mirzani hingga Olla Ramlan!
• Sinopsis Still 17 Episode 10, Kenangan Masa Lalu Membuat Woo Jin Cemas
• BPJS Kesehatan Jambi Lakukan Evaluasi Penjaminan Pasien Kecalakaan Lalin
• Besok 22 September Akan Terjadi Fenomena Ekuinoks di Indonesia, Pertanda Peralihan Musim
Senapan LE Cal 7,62 pabrikan Cekoslovakia yang digunakan untuk menembak Letjen S Parman dan senapan Owengun yang dipakai untuk mengakhiri hidup DN Aidit beserta tokoh-tokoh tertinggi PKI juga tersimpan di sana.
Senjata itu tersimpan di satu bufet kaca.
Di dalam bufet kaca tersebut, ada pula pakaian milik Jenderal Yani, yaitu kemeja putih dan piyama.
Kemudian, uang lama senilai Rp 123 ribu yang merupakan gaji terakhir Jenderal Ahmad Yani yang belum diserahkan kepada istrinya, juga tersimpan.
Namun, pengunjung tak diperbolehkan untuk memotret di dalam kamar tersebut dengan alasan privasi.
Barang-barang lain yang tersimpan museum tersebut di antaranya adalah barang-barang cenderamata dari beberapa daerah di Indonesia maupun luar negeri, foto keluarga, tongkat komando, pakaian, cincin, kacamata, lencana, hingga keris.
Museum Sasmitaloka Ahmad Yani buka setiap Selasa-Minggu mulai pukul 08.00-14.00 WIB tanpa dipungut biaya.
Nama-nama Pahlawan Revolusi Indonesia
Berikut adalah nama-nama Pahlawan Revolusi Indonesia:
1. Jenderal (anm.) Ahmad Yani
Jenderal TNI Anumeerta Ahmad Yani lahir di Purworejo, Jateng, 19 Juni 1922.
Ahmad Yani meningga di Lubang Buaya, Jakarta 1 Oktober 1965, ketika umurnya masih 43 tahun.
Kala itu, Ahmad Yani merupakan KASAD atau Kepala Staf Angkatan Darat TNI.
2. Letnan Jenderal (anm.) R. Suprapto
Letnan Jenderal TNI Anumerta R. Suprapto lahir di Purwokerto, Jawa Tengah, 20 Juni 1920.
Suprapto meninggal di Lubang Buaya pada 1 Oktober 1965.
Umurnya saat itu adalah 45 tahun.
3. Letnan Jenderal (anm.) M.T. Haryono
Letnan Jenderal TNI Anumerta Mas Tirtodarmo Haryono lahir di Surabaya, Jawa Timur, 20 Januari 1924.
Dia meninggal di Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965.
Kala itu, umurnya adalah 41 tahun
4. Letnan Jenderal (anm.) S. Parman
Letnan Jenderal TNI Anumerta Siswondo Parman lahir di Wonosobo, Jawa Tengah, 4 Agustus 1918.
Pria yang dikenal dengan nama S. Parman ini meninggal di Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965.
Umurnya saat itu adalah 47 tahun.
Pemakaman Pahlawan Revolusi di Kalibata (Arsip Indonesia/Intisari)
5. Mayor Jenderal (anm.) D.I. Pandjaitan
Mayor Jenderal TNI Anumerta Donald Isaac Panjaitan atau disingkat D.I. Panjaitan lahir di Balige, Sumatera Utara, 9 Juni 1925.
Dia meninggal di Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965.
Saat itu, umurnya adalah 40 tahun.
6. Mayor Jenderal (anm.) Sutoyo Siswomiharjo
Mayor Jenderal TNI Anumerta Sutoyo Siswomiharjo lahir di Kebumen, Jawa Tengah, 28 Agustus 1922.
Sutoyo meninggal di Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965.
Umurnya saat itu 43 tahun.
7. Kapten (anm.) Pierre Tendean
Kapten Czi. (Anumerta) Pierre Andries Tendean lahir 21 Februari 1939.
Ia meninggal 1 Oktober 1965 di umur yang masih sangat muda, yaitu 26 tahun.
8. AIPDA (anm.) Karel Satsuit Tubun
Ajun Inspektur Polisi Dua Anumerta Karel Sadsuitubun lahir di Maluku Tenggara, 14 Oktober 1928.
Dia meninggal di Jakarta, 1 Oktober 1965 pada umur 36 tahun.
9. Brigadir Jenderal (anm.) Katamso Darmokusumo
Brigadir Jenderal TNI (Anumerta) Katamso Darmokusumo lahir di Sragen, Jawa Tengah, 5 Februari 1923.
Dia meninggal di Yogyakarta, 1 Oktober 1965 pada umur 42 tahun.
Katamso merupakan mantan Komandan Korem 072/Pamungkas.
10. Kolonel (anm.) Sugiono
Kolonel Inf. (Anumerta) R. Sugiyono Mangunwiyoto lahir di Gedaren, Sumbergiri, Ponjong, Gunung Kidul, 12 Agustus 1926.
Ia meninggal di Kentungan, Yogyakarta, 1 Oktober 1965 pada umur 39 tahun.
Sugiono merupakan mantan Kepala Staf Korem 072/Pamungkas.
Artikel ini telah terbit di TRIBUNJABAR.ID dengan judul Museum Sasmitaloka Jenderal Ahmad Yani, Jejak Tragedi G30S/PKI, Ada Ruangan yang Tak Boleh Difoto