11 September 2020 Tepat 19 Tahun Tragedi WTC, Sudah Dibangun Kembali Kini Kembali Diserang Covid-19

World Trade Center (WTC), New York, yang telah dibangun lagi sejak 2003 setelah serangan 11 September 2001 silam, kini diserang pandemi Covid-19

Penulis: Leonardus Yoga Wijanarko | Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
Hubert Boesl
Tragedi 11/9 di New York City 

TRIBUNJAMBI.COM - Pada 19 tahun silam, WTC yang terkenal dengan menara kembarnya telah hancur karena serangan para pembajak Al Qaeda, yang menewaskan 2.753 dari 3.000 orang.

World Trade Center (WTC), New York, yang telah dibangun lagi sejak 2003 setelah serangan 11 September 2001 silam, kini diserang pandemi Covid-19 yang membuat aktivitas di dalamnya hampir mati.

Pada 2003, gedung pencakar langit itu dibangun kembali dengan rencana induk dirancang oleh Daniel Libeskind, yang mendorong diversifikasi ekonomi lokal.

Menurut Otoritas Pelabuhan New York dan New Jersey, sektor publik dan swasta telah menginvestasikan sekitar 25 miliar dollar AS (Rp 369,8 triliun) untuk proyek rekonstruksi.

Jadwal MotoGP San Marino 2020 Dimulai Hari Ini 11 September 2020, Live Streaming dan Siaran Langsung

Anies Baswedan kembali Berlakukan PSBB Total DKI Jakarta, Berapa Lama Hal Ini Idelnya Berlangsung?

Zona bencana itu pun kemudian bermetamorfosis menjadi sebuah objek wisata dan pusat bisnis dengan 3 gedung pencakar langit, pusat transportasi, sebuah museum, dan tugu peringatan 9/11.

"Semua orang yang datang ke New York ingin datang ke Ground Zero. Itu adalah pusat kota New York. Ini adalah ruang publik yang bagus," kata Libeskind dalam sebuah wawancara.

Di jantungnya bangunana itu terdapat 2 kolam yang dirancang oleh Michael Arad, menandai jejak kaki Menara Kembar yang pernah berdiri, dengan sepasang air terjun 4 sisi yang mengalir ke bawah.

Nama-nama korban 9/11 terukir di pinggiran perunggunya.

Sebelum pandemi virus corona, tempat itu ramai lagi dengan dikunjungi ratusan pengunjung yang berkumpul.

Namun, pada suatu sore baru-baru ini hanya terdapat sebuah keluarga dari Wichita, Kansas, sebagai satu-satunya orang di kolam menara selatan itu, menurut laporan yang dikutip dari dari Reuters pada Selasa (8/9/2020). 

“Orang-orang jauh lebih khawatir tentang seseorang yang batuk ke arah mereka daripada seseorang yang meledakkan sebuah gedung,” kata Vishal Garg, kepala eksekutif startup pembiayaan kembali hipotek Better.com.

Ia berkantor pusat di lantai 7 World Trade Center yang berdekatan dengan situs yang dikenal sebagai Ground Zero.

Nostalgia menara kembar

Nostalgia atas Menara Kembar tumbuh setelah mereka dihancurkan bersama dengan begitu banyak nyawa yang tidak bersalah, tetapi mereka tidak dicintai pada masanya.

Selesai pada 1970-an, World Trade Center direnovasi yang kemudian dikenal sebagai Radio Row dengan blok besar berisi Menara Kembar dan yang lainnya.

Situs itu sering disebut "plaza yang berangin".

“Masalah dengan World Trade Center tidak pernah sebaik ini,” kata Carl Weisbrod, mantan pejabat perencanaan kota yang bekerja pada pembangunan kembali situs baru setelah tragedi 9/11.

Sambil Malu-malu, Jenita Janet Perkenalkan Kekasih Barunya: Doain Ajalah Mudah-mudahan Nggak Lama

Perencanaan situs baru membangkitkan emosi publik yang terkait dengan serangan 9/11 di Amerika Serikat, hilangnya nyawa dan ketakutan untuk bekerja di gedung-gedung tinggi lagi.

“Apa yang muncul adalah kawasan pusat bisnis yang sekarang menjadi model abad ke-21 dan bukan semacam artefak sejarah abad ke-20,” katanya Weisbrod.

Kronologis Serangan 9/11

Menara kembar WTC yang menjadi target serangan 9/11. (natgeotv.com)
Mengutip laman https://nationalgeographic.grid.id/, pada 11 September 2001, 19 militan dari kelompok ekstremis Islam, Al-Qaeda, membajak empat pesawat dan melakukan serangan bunuh diri yang menargetkan warga Amerika Serikat.

Dua pesawat yang dibajak, terbang ke arah menara kembar World Trade Center di New York, pesawat ketiga menabrak Pentagon, dan yang keempat jatuh di Pennsylvania. Sekitar tiga ribu orang terbunuh akibat aksi teroris 9/11 tersebut.

World Trade Center

Pada 11 September 2001, pukul 8.45 pagi, pesawat American Airlines Boeing 767 dengan 20 ribu galon bahan bakar, menabrak menara utara World Trade Center di New York.

Tabrakan itu menyisakan lubang menganga dan terbakar di dekat lantai 80. Membunuh ratusan orang sekaligus dan membuat mereka yang berada di lantai lebih tinggi terjebak (WTC terdiri dari 110 lantai).

Saat evakuasi sedang dilakukan, tak lama kemudian–tepatnya 18 menit setelah tabrakan pertama–pesawat lain kembali mengarahkan badannya menuju World Trade Center dan menghantamnya. Membelah menara selatan di dekat lantai 60.

Kedua tabrakan tersebut menyebabkan ledakan besar. Membuat puing-puing berjatuhan ke jalanan di bawahnya. Para warga yang awalnya mengira peristiwa tersebut sebagai kecelakaan semata, mulai menyadari bahwa AS sedang diserang teroris.

Osama Bin Laden

Pelaku serangan adalah beberapa teroris dari negara-negara Arab. Serangan tersebut didanai oleh kelompok Al-Qaeda yang dipimpin Osama Bin Laden. Mereka melakukan aksi ini sebagai tindakan balas dendam atas dukungan Amerika terhadap Israel.

Diketahui bahwa beberapa teroris telah tinggal di AS selama lebih dari satu tahun dan mengambil kelas mengendarai pesawat di beberapa sekolah penerbangan. Sementara itu, sisanya menyelinap ke AS beberapa bulan sebelum 11 September–bertindak sebagai “otot” dalam operasi tersebut.

Ke-19 teroris dengan mudah menyelundupkan pemotong kotak dan pisau saat melewati pengamanan di tiga bandara sebelum memasuki empat pesawat yang ingin berangkat ke California. Pesawat-pesawat tersebut dipilih karena itu diisi dengan bahan bakar yang cukup untuk perjalanan lintas benua yang panjang.

Kemudian, setelah lepas landas, para teroris menembaki kru pesawat dan mengambil alih kendali. Mengubah pesawat penumpang biasa menjadi rudal.

One Piece Chapter 990, Mulai Pertarungan Puncak Luffy vs Kaido, Ramalan Hawkins Untuk X Drake?

Serangan Pentagon

Ketika jutaan warga AS belum mengerti tentang apa yang terjadi di WTC, pesawat American Airlines Flight 77 berputar mengitari Washington D.C, sebelum akhirnya menabrak sisi barat markas besar militer Pentagon, pada 9.45 pagi.

Bahan bakar jet dari Boeing 757 menyebabkan ‘neraka kehancuran’–mengarahkan pada runtuhnya bangunan beton raksasa yang juga menjadi markas Departemen Pertahanan AS.

Ada sekitar 125 personel militer dan warga sipil yang terbunuh di Pentagon akibat serangan tersebut. Sementara korban tewas dari pesawat mencapai 64 orang.

Menara kembar runtuh

Kurang dari 15 menit setelah serangan Pentagon, horor di New York kembali terjadi. Menara selatan WTC yang sebelumnya ditabrak pesawat, runtuh dan tumbang ke permukaan tanah. Menciptakan awan debu raksasa.

Struktur baja dari gedung pencakar langit yang bisa menantang angin dengan kecepatan 200 mil tersebut, pada akhirnya tidak mampu menahan panas luar biasa yang dihasilkan oleh bahan bakar.  

Pukul 10.30 pagi, menara utara menyusul kembarannya dan ikut runtuh.

Hanya enam orang di gedung WTC yang berhasil selamat dari bencana itu. Sekitar 10 ribu orang mengalami luka yang cukup parah.

Flight 93

Sementara itu, pesawat keempat–United Airlines Flight 93–juga dibajak, 40 menit setelah meninggalkan Bandara Internasional Newark Liberty di New Jersey.

Namun, karena sebelumnya sempat mengalami penundaan, para penumpang sudah mengetahui apa yang terjadi di New York dan Washington dari telepon seluler dan pengeras suara.

Sadar bahwa pesawat yang mereka tumpangi tidak kembali ke bandara seperti yang dijanjikan teroris, sekelompok penumpang dan pramugari pun merencanakan sebuah pemberontakan.

Salah satu penumpang, Thomas Burnett Jr, mengatakan kepada istrinya melalui telepon: “Saya tahu bahwa kami semua akan mati. Namun, ada tiga orang di antara kami yang akan melakukan sesuatu. Saya mencintaimu, Sayang.”

Penumpang lain, bernama Todd Beamer, juga terdengar mengatakan: “Apakah kalian siap? Mari laksanakan!”

Sandy Bradshaw, seorang pramugari, menghubungi suaminya dan menjelaskan bahwa ia sudah menyelinap ke dapur dan sedang mengisi teko dengan air mendidih. Pesan terakhirnya ke sang suami, berbunyi: “Semua orang sudah berlari ke kelas utama. Aku harus pergi. Sampai jumpa.”

Para penumpang mencoba melawan empat pembajak pesawat dan menyerang kokpit dengan tabung pemadam kebakaran. Pesawat kemudian terbalik dan melaju ke tanah dengan kecepatan 500 mil per jam–menabrak pedesaan di Pennsylvania Barat pada pukul 10.10 pagi. Sekitar 44 orang yang berada di dalam pesawat tewas dalam peristiwa tersebut.

Tujuan utama teroris di Flight 93 tidak diketahui. Namun, beberapa teori menyatakan bahwa target utama mereka kemungkinan adalah White House, Camp David di Maryland, atau salah satu pembangkit listrik tenaga nuklir di sepanjang pesisir Timur.

Jumlah korban

Sebanyak 2.996 orang terbunuh pada serangan 9/11, termasuk 19 teroris yang membajak empat pesawat.

Di WTC, 2.763 orang tewas setelah dua pesawat menabrak menara kembar. Jumlah ini meliputi 343 pemadam kebakaran dan paramedic, 23 polisi, dan 37 petugas yang sedang berusaha mengevakuasi para karyawan di lantai yang lebih tinggi.

Di Pentagon, 189 orang meninggal, termasuk 64 yang berada di American Airlines Flight 77.

Pada Flight 93 yang jatuh di Pennsylvania, 44 orang tewas.

Viral Keluarga Korban Meninggal Dunia Pasien Covid-19 Dimintai Biaya Rp 10 Juta Pihak Rumah Sakit

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved